2 Slam Dunk Contest yang Dimenangkan Michael Jordan

Michael Jordan bukan pemain biasa. Lemari prestasinya mungkin bisa menjelaskan itu. Selain cincin juara NBA bersama Chicago Bulls pada 1991--1993 dan 1996--1998, pemain yang akrab disapa MJ ini juga mengoleksi dua trofi Slam Dunk Contest. Dia sempat menjadi juara secara beruntun pada 1980-an. Seperti apa momen itu berlangsung?
1. Michael Jordan punya kemampuan melompat luar biasa
Michael Jordan terkenal akan atletisitasnya. Dia terampil dalam berbagai hal, termasuk dalam melompat. Lompatannya terbilang tinggi, bahkan seolah terbang, sehingga MJ dijuluki Air Jordan hingga His Airness. Menurut kabar, vertical jump-nya mencapai 48 inci, tetapi dia sendiri menampiknya dalam sebuah wawancara di Larry King Live. Jordan mengaku tidak pernah mengukur lompatannya.
Meski begitu, melakukan slam dunk bukan perkara sulit bagi seorang Michael Jordan. Dia sering melakukannya dalam pertandingan. Jordan bahkan masih suka menombok pada musim terakhirnya di NBA pada 2002/2003. Dia setidaknya sukses mencetak 21 dari 22 tombokan pada musim reguler. Saat itu, Jordan telah berusia 39 tahun.
Banyak orang berharap Jordan mengikuti NBA Slam Dunk Contest. Itu terwujud pada 1980-an, saat dia berusia 20-an. Jordan mengikuti kontes pertama kali pada 1985, tetapi absen pada 1986 karena cedera. Pada masa itu, ada banyak jagoan slam dunk di NBA. Lawan-lawan Jordan bukan pemain sembarangan.
2. Michael Jordan mengalahkan Jerome Kersey pada 1987
Michael Jordan memenangkan NBA Slam Dunk Contest pertamanya pada 1987. Saat itu, dia bersaing dengan sejumlah nama. Ada Tom Chambers (Seattle SuperSonics), Johnny Dawkins (San Antonio Spurs), dan Clyde Drexler (Portland Trail Blazers). Ada pula Ron Harper (Cleveland Cavaliers), Terence Stansbury (Seattle SuperSonics), dan Gerald Wilkins (New York Knicks). Namun, nama-nama beken yang sempat juara kontes menombok, seperti Dominique Wilkins dan Spud Webb, absen karena cedera.
Semua lawan tumbang di harapan Jordan lebih awal, kecuali Jerome Kersey (Portland Trail Blazers), yang menjadi lawan terakhir Jordan di Slam Dunk Contest 1987. Dia baru keluar sebagai juara setelah menombok dari sisi kiri lapangan dengan satu tangan. "Hari ini ada adrenalin yang mengalir melalui tubuhku yang tidak dapat dijelaskan," kata Michael Jordan kepada reporter setelah kontes, seperti dikutip Sports Illustrated.
3. Michael Jordan juara Slam Dunk Contest lagi pada 1988
NBA Slam Dunk Contest 1988 menjadi salah satu yang kontroversial meski tetap menarik perhatian. Trofi Michael Jordan saat itu dianggap hadiah bagi tuan rumah. Sebab, All-Star Weekend berlangsung di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, tempat MJ berkarier hampir pada sepanjang kariernya di NBA.
"Jika bukan di Chicago, mungkin akan terjadi sebaliknya," aku Jordan, masih dikutip dari Sports Illustrated.
Sang pemain saat itu mesti bertarung melawan Cadillac Anderson (San Antonio Spurs), Clyde Drexler (Portland Trail Blazers), dan Jerome Kersey (Portland Trail Blazers). Ditambah Otis Smith (Golden State Warriors), Spud Webb (Atlanta Hawks), dan Dominique Wilkins (Atlanta Hawks).
Kersey merupakan runner-up musim sebelumnya. Webb dan Wilkins masing-masing mengoleksi satu gelar juara. Webb menang pada 1986 saat Michael Jordan absen karena cedera. Sementara itu, Wilkins menang pada 1985 dengan mengalahkan Jordan.
Revans terjadi pada 1988. Jordan mendapat kesempatan menghadapi Dominique Wilkins, jagoan slam dunk, pada partai final. Dia mesti mencetak setidaknya 48 poin untuk mengalahkan Wilkins. Jordan kemudian mendapat nilai 50 dari dewan juri berisi Gale Sayers, Tom Hawkins, Gail Goodrich, Johnny Green, dan Randy Smith setelah melakukan tombokan dengan melompat di sekitar garis free throw. Menurutnya, aksi itu terinspirasi dari Julius Erving, raja menombok NBA pada 1980-an.
Michael Jordan sendiri menang dengan skor 147-145 melawan Dominique Wilkins. Otomatis, dia kembali menjadi juara. Namun, sesuai penuturan Wilkins, Jordan merasa menang karena tampil di kandang sendiri.
Mungkinkah hasil akan berbeda jika All-Star Weekend berlangsung di tempat lain saat itu? Ini tentu akan terus menjadi misteri. Meski begitu, kebesaran Michael Jordan tidak akan luntur. Sebab, dia telah menampilkan kemampuannya yang begitu besar sepanjang kariernya di NBA, termasuk di Slam Dunk Contest melawan Jerome Kersey dan Dominique Wilkins.