Asian Games 2018: 5 Hal tentang Raja Panjat Tebing Indonesia

Atlet kebanggaan Indonesia ini asal Donggala, Sulawesi Tengah ini mendapat predikat sebagai Raja Panjat. Tak hanya itu, kelihaiannya dalam memanjat membuatnya Aspar menerima julukan Babon.

Aspar sudah malang melintang mengikuti berbagai pertandingan panjat tebing. Banyak medali sudah diraihnya dan dipersembahkan untuk Indonesia.

Lahir di Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988, pria berusia 30 tahun ini pertama kali berkenalan dengan olahraga panjat tebing pada 2007. Perkenalannya diawali dengan bergabung pada sebuah unit kegiatan mahasiswa di Universitas Tadulako.

Aspar bergabung dengan tim Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Sejak masih menjadi anggota Mapala, Aspar kerap bercerita ingin menjadi juara dunia.

Tak hanya berkompetisi di tingkan nasional, Aspar juga kerap mengikuti pertandingan tingkat internasional. Salah satunya pada kejuaraan dunia panjat tebing nomor speed IFSC World Cup Chongqing, di China pada 6 Mei 2018. 

Dalam pertandingan terakhirnya, Aspar mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. Selain itu, Aspar juga mengikuti kejuaraan Asia Championship dan kejuaraan nasional seperti PON. Emas, perak, dan perunggu telah dipersembahkan sepanjang karirnya.

Aspar bergabung menjadi tim nasional (timnas) untuk Indonesia dinilai merupakan buah hasil kerja keras, latihan, doa, dan restu orangtua. Pada perhelatan Asian Games mendatang Aspar akan turun dalam nomor speed untuk Indonesia.

Aspar sendiri menargetkan akan dapat menyumbangkan dua medali emas bagi Indonesia. Latihan demi latihan telah dilalui Aspar. Pertandingan cabang olahraga panjat tebing akan diadakan di Palembang.

Salah satu hal yang menjadi mimpi Aspar adalah menjadi juara dunia. Mengikuti olimpiade dunia menjadi salah satu laga yang ingin diikutinya. Sama seperti atlet lain, mengikuti olimpiade menjadi salah satu ambisi Aspar. Hingga kini Aspar masih terus mengejar mimpi besarnya itu.