5 Juara MotoGP dengan Selisih Poin Tertinggi, Beda Ratusan!

- Marc Marquez kumpulkan 420 poin di MotoGP 2019, unggul 151 poin dari Andrea Dovizioso.
- Valentino Rossi dominan dengan selisih poin 147-147-106 pada tahun 2001, 2002, dan 2005.
- Mick Doohan tampil paling digdaya di dekade 1990-an dengan selisih poin besar pada tahun 1994 dan 1997.
Beberapa juara MotoGP pernah tampil mendominasi. Hal ini terlihat dari selisih poin di klasemen akhir. Gap juara dan runner-up kejuaraan bahkan bisa mencapai lebih dari 100 poin.
Namun, tak banyak juara yang bisa begitu menjauhi rivalnya pada catatan poin. Hanya ada lima peraih titel yang bisa melakukannya. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya!
1. Marc Marquez menciptakan gap yang paling tinggi pada 2019, mencapai 151 poin
Tak ada yang meragukan kedigdayaan Marc Marquez pada 2019. Marquez yang menggeber Honda bisa mengoleksi 420 poin dalam semusim. Ini pertama kalinya poin MotoGP mencapai angka milestone 400.
Dengan raihan tersebut, Marquez unggul jauh dari Andrea Dovizioso yang mengantongi 269 poin. Selisih mereka mencapai 151 poin, yang merupakan selisih terbanyak di kejuaraan. Jika dihitung dari jumlah balapan, selisih itu sama dengan enam kali kemenangan.
2. Valentino Rossi pernah tiga kali memiliki gap kejuaraan yang lebih dari 100 poin
Valentino Rossi pernah unggul jauh dari beberapa rivalnya. Pada 2005, Rossi dengan 367 poin mengalahkan Marco Melandri yang mengumpulkan 220 poin. Selisih kedua rider asal Italia itu mencapai 147 poin.
Pada 2002, Rossi mengalahkan kompatriot lainnya. Max Biaggi yang mengemas 215 poin harus mengakui keunggulan The Doctor yang mengantongi 355 poin. Gap keduanya sebanyak 140 poin.
Setahun sebelumnya pada 2001, Rossi juga unggul dari Biaggi. Kala itu selisihnya 106 poin. Rossi menggenggam 325 poin, sedangkan Biaggi merengkuh 219 poin.
3. Pada 1990-an, Mick Doohan meninggalkan rivalnya dengan selisih 143 poin
Mick Doohan tampil paling digdaya pada dekade 1990-an. Pembalap Honda asal Australia ini pernah dua kali menjadi juara dengan selisih 143 poin dari dua rivalnya. Gap poin ini terhitung besar karena jumlah seri balap saat itu hanya 15 seri saja.
Pada 1994, Doohan mengumpulkan 317 poin, jauh lebih banyak dari Luca Cadalora yang mengemas 174 poin. Memasuki tahun 1997, Doohan juga tampil dominan, Ia mengemas 340 poin, sedangkan runner-up kejuaraan Tadayuki Okada meraup 197 poin.
4. Jorge Lorenzo pernah unggul dari Dani Pedrosa dengan gap 138 poin
Dani Pedrosa tercatat sebagai pembalap cepat dan bertalenta di MotoGP. Sayangnya, rider asal Spanyol ini tak pernah menjadi juara dunia kelas premier. Hasil terbaiknya adalah runner-up kejuaraan, salah satunya pada 2010.
Pedrosa yang mengemas 245 poin harus mengakui kehebatan Jorge Lorenzo. Lorenzo yang tampil kuat di atas Yamaha mengumpulkan 383 poin. Selisih kedunya sebesar 138 poin.
5. Saat tampil digdaya di atas Ducati, Casey Stoner unggul 125 poin dari Dani Pedrosa
Casey Stoner membuat kejutan pada musim 2007. Di atas Ducati Desmosedici, pembalap Australia itu tak terkalahkan. Ia berhasil mendulang 367 poin dan merebut titel pertama bagi dirinya dan Ducati.
Raihan poin Stoner jauh meninggalkan Dani Pedrosa. Pedrosa di atas Honda meraup 242 poin. Dengan begitu, selisih keduanya mencapai 125 poin atau setara lima kemenangan.
Sistem poin yang berlaku saat ini sudah ada sejak 1993. Penambahan jumlah poin terjadi pada 2023 ketika diperkenalkannya sistem sprint. Tadinya 25 poin, sekarang maksimal poin yang bisa didapatkan pembalap di setiap serinya mencapai 37 poin. Dengan poin yang meningkat, selebar apa gap yang bisa tercipta nantinya?