5 Kombinasi Pembalap yang Membawa McLaren Juara Dunia Konstruktor F1

- McLaren kembali ke puncak klasemen konstruktor F1 sejak GP Australia 2014, meruntuhkan dominasi Red Bull.
- Lando Norris dan Oscar Piastri membawa McLaren mengoleksi lima kemenangan hingga GP Singapura.
- Prestasi McLaren terbaik sebelumnya adalah pada 1998 dengan gelar juara dunia konstruktor dan pembalap.
McLaren berhasil menduduki posisi puncak klasemen konstruktor sementara Formula 1 2024. Ini merupakan kali pertama McLaren kembali ke puncak klasemen konstruktor sejak GP Australia 2014. Mereka mampu meruntuhkan dominasi Red Bull yang sudah berkuasa sejak 2022.
McLaren memang sudah cukup lama tak meraih gelar juara dunia konstruktor. Kali terakhir momen indah itu terjadi pada 1998 atau 26 tahun yang lalu. Itu waktu yang cukup panjang, mengingat McLaren merupakan pemilik gelar juara dunia konstruktor terbanyak ketiga dengan delapan gelar juara. Jumlah itu sama dengan Mercedes dan hanya kalah dari Williams (9) dan Ferrari (16).
Performa apik McLaren pada 2024 ini tak lepas dari kombinasi Lando Norris dan Oscar Piastri di balik kemudi mobil MCL38. Keduanya sudah mengoleksi lima kemenangan hingga GP Singapura. Jika konsisten hingga akhir musim, maka mereka berpotensi membawa McLaren meraih gelar juara dunia konstruktor. Hal itu akan membuat mereka sejajar dengan para legenda McLaren yang lebih dahulu melakukannya.
1. Emerson Fittipaldi dan Denny Hulme membawa McLaren juara dunia untuk kali pertama pada 1974

McLaren pertama kali meraih gelar juara dunia konstruktor pada 1974. Saat itu, mereka menduetkan dua pembalap dengan status juara dunia, yakni Emerson Fittipaldi dan Denny Hulme. Fittipaldi meraih gelar juara dunia pada 1972 bersama Lotus dan Hulme pada 1967 bersama Brabham.
McLaren musim itu menjadi pengoleksi kemenangan terbanyak, yakni 4 kemenangan dari 15 balapan. Fittipaldi meraih 3 kemenangan di GP Brasil, GP Belgia, dan GP Kanada, sementara Hulme memenangi balapan pembuka di GP Argentina. McLaren mengakhiri musim sebagai juara dunia konstruktor dengan 73 poin. Mereka unggul delapan poin dari Ferrari yang mengisi posisi runner-up.
Prestasi McLaren kian lengkap setelah Fittipaldi juga menjadi juara dunia pembalap. Ia mengungguli pembalap Ferrari, Clay Regazzoni, dengan selisih hanya tiga poin. Sayang, keduanya sama-sama pergi dari McLaren pada musim berikutnya. Hulme memutuskan gantung helm, sementara Fittipaldi pindah ke tim bentukan sang kakak, Fittipaldi.
2. Niki Lauda dan Alain Prost membuat McLaren meraih gelar juara dunia pada 1984 dan 1985

McLaren butuh 10 tahun untuk kembali menyabet gelar juara dunia konstruktor. Kombinasi Alain Prost dan Niki Lauda membawa McLaren tampil dominan pada musim 1984. Mereka bahkan mampu memenangi 12 dari 16 balapan musim itu. McLaren yang mengoleksi 143,5 poin unggul jauh dari Ferrari yang hanya meraup 57,5 poin.
Keduanya juga bersaing dalam perebutan gelar juara dunia pembalap musim itu. Lauda akhirnya keluar sebagai juara dengan selisih hanya setengah poin dari Prost. Itu merupakan selisih poin paling tipis antara juara dunia dan runner-up sepanjang sejarah Formula 1.
Prost dan Lauda kembali membawa McLaren juara dunia konstruktor pada 1985. Namun, kali itu Prost tampil lebih dominan dengan menjadi juara dunia pembalap. Sementara itu, Lauda hanya mampu tiga kali menyelesaikan balapan pada musim terakhirnya di Formula 1.
3. Kombinasi Alain Prost dan Ayrton Senna membuat McLaren tak terhentikan pada 1988 dan 1989

Kombinasi Alain Prost dan Ayrton Senna bisa dibilang yang terbaik dalam sejarah McLaren. Keduanya membawa tim yang bermarkas di Woking, Inggris, itu mendominasi Formula 1 pada 1988 dan 1989 dengan meraih gelar juara dunia konstruktor. Keduanya juga tampil sebagai juara dunia pembalap. Senna meraihnya pada 1988 dan Prost pada 1989.
Prost dan Senna mampu memenangi 28 dari 32 balapan pada 2 musim tersebut. Sayang, kombinasi keduanya tak berlanjut pada musim 1990. Tensi yang terlalu tinggi membuat Prost hengkang ke Ferrari, sementara Senna tetap bersama McLaren.
4. Ayrton Senna dan Gerhard Berger membawa McLaren meraih gelar juara dunia pada 1990 dan 1991

Gerhard Berger menjadi pendamping Ayrton Senna pada 1990 usai kepergian Alain Prost. Keduanya berbagi garasi bersama selama 2 musim hingga 1991. Meski tak sedominan sebelumnya, McLaren mampu keluar sebagai juara dunia konstruktor selama kedua pembalap tersebut menjadi rekan setim.
McLaren mengungguli Ferrari pada 1990 dan Williams pada 1991. Senna juga berhasil meraih gelar juara dunia pembalap dalam 2 musim tersebut. Kepergian Berger ke Ferrari pada 1993 mengakhiri kerja sama keduanya.
5. Mika Hakkinen dan David Coulthard memberi gelar juara dunia pada 1998

Mika Hakkinen dan David Coulthard merupakan duet pembalap dengan masa bakti terlama bersama McLaren. Hakkinen dan Coulthard menjadi rekan setim selama 6 musim pada 1996--2001. Keduanya masing-masing membela McLaren selama 9 musim yang menjadi rekor hingga saat ini. Hakkinen berada di balik kemudi McLaren pada 1993--2001 dan Coulthard pada 1996--2004.
Prestasi terbaik keduanya selama di McLaren terjadi pada 1998. Koleksi 9 kemenangan dari 16 balapan membuat McLaren tampil sebagai juara dunia konstruktor mengalahkan Ferrari. Gelar juara dunia pembalap yang diraih Hakkinen makin melengkapi prestasi McLaren musim itu.
Hakkinen kembali meraih gelar juara dunia pembalap pada 1999. Sayang, McLaren gagal meraih gelar juara dunia konstruktor karena tertinggal empat poin dari Ferrari. McLaren kembali menjadi runner-up di belakang Ferrari pada 2000 dan 2001.
McLaren berada di jalur yang tepat untuk menjadi juara dunia konstruktor pada 2024. Lantas mampukah Lando Norris dan Oscar Piastri membawa McLaren meraih gelar juara dunia konstruktor untuk kali pertama sejak 1998? Kita lihat saja pada akhir musim!