9 Pembalap Ini Pernah Jadi Rekan Satu Tim Sebastian Vettel

Sebenarnya Robert Kubica tak pernah benar-benar menjadi rekan satu tim Sebastian Vettel. Hal itu terjadi pada musim 2007 kala Kubica membela BMW-Sauber, sedangkan Vettel hanya sebagai test driver. Itu juga musim kedua Vettel menjadi test driver bagi BMW-Sauber.

Vettel kemudian mendapat kesempatan untuk tampil pada GP Amerika Serikat, ia menggantikan posisi Kubica yang mengalami crash pada seri sebelumnya di GP Kanada. Sebagai pembalap pengganti Vettel cukup memuaskan dengan mampu finis di posisi kedelapan.

Karier Kubica di Formula 1 sendiri sempat terhenti akibat kecelakaan hebat yang ia alami saat berlaga di ajang Rally pada tahun 2011. Pembalap asal Polandia ini bahkan sempat hampir pensiun akibat luka yang cukup serius. Namun, ia akhirnya bisa kembali ke lintasan Formula 1 pada musim 2019 dengan membela Williams

Nick Heidfeld merupakan rekan satu tim yang sebenarnya dari Robert Kubica di BMW-Sauber pada musim 2007. Sedangkan Vettel kala itu masih mengawali kariernya di Formula 1. Heidfeld sendiri musim itu mampu mencuri dua podium pada GP Kanada dan Hungaria.

Membela BMW-Sauber sejak musim 2005 hingga 2010, sebelumnya Heidfeld sempat turun dengan bendera Prost, Jordan, dan Williams. Meskipun tak pernah menang satu pun balapan, pembalap asal Jerman ini sukses mencicipi 13 podium sepanjang kariernya.

Setelah tampil impresif pada GP Amerika Serikat musim 2007, Sebastian Vettel kemudian dikontrak Torro Rosso untuk menggantikan Scott Speed mulai seri ke-11 di GP Hungaria hingga seri pamungkas pada GP Brazil.

Kala itu, ia berduet dengan Vitantonio Liuzzi yang sudah membela Toro Rosso sejak musim 2006. Menariknya meskipun Liuzzi membalap satu musim penuh sedangkan Vettel tak sampai setengah musim. Pada klasemen akhir malah Vettel yang berada di atasnya dengan koleksi enam poin berbanding tiga milik Liuzzi. 

Pencapaian terbaiknya musim itu hanya peringkat keenam pada GP Tiongkok, di sisi lain Vettel pada seri yang sama mampu meraih peringkat empat. Musim itu juga menjadi kali terakhir Liuzzi membela Toro Rosso, semusim berselang ia pindah ke Force India.

Setelah mendepak Liuzzi, Toro Rosso semusim berselang mengontrak Sebastien Bourdais untuk mendampingi Vettel. Musim itu juga merupakan debut pembalap asal Prancis berlaga di ajang Formula 1. Sebelumnya, ia sempat mencoba ajang IndyCar hingga Gokart.

Meskipun membela tim yang sama, prestasi keduanya berbanding jauh. Saat Vettel mampu meraih kemenangan perdananya pada GP Italia, Bourdais masih kesulitan menembus jajaran depan. Pencapaian terbaiknya musim itu hanya peringkat ketujuh di GP Australia dan Belgia. Karier Bourdais sendiri hanya bertahan dua musim setelah Toro Rosso tak memperpanjang kontraknya.

Penampilan memukau Vettel pada musim 2008 membuat ia diangkat menjadi pembalap Red Bull semusim berselang. Memang, Toro Rosso sendiri masih satu keluarga dengan Red Bull, dengan Red Bull menjadi tim utama sedangkan Toro Rosso tim satelit atau tim kedua.

Mark Webber yang sudah membela Red Bull sejak musim 2007 menjadi rekan bagi Vettel. Bisa dikatakan bahwa Webber merupakan rekan satu tim pertama yang benar-benar menyulitkan Vettel. Keduanya bahkan berduet hingga musim 2013.

Selama periode tersebut persaingan keduanya cukup panas, bahkan beberapa kali sempat terjadi insiden di antara keduanya. Seperti pada GP Turki musim 2010 dan kejadian multi 21 saat GP Malaysia musim 2013. Kejadian terakhir bahkan membuat Webber pensiun di akhir musim.

Usai ditinggal Webber, Red Bull kemudian menarik Daniel Ricciardo yang sebelumnya membela tim satelit mereka, Toro Rosso. Namun, mereka hanya semusim menjadi duet karena Vettel memutuskan pindah ke Ferrari pada musim 2015.

Meskipun berduet dengan empat kali juara dunia, Ricciardo mampu tampil begitu gemilang. Ia menang tiga kali musim itu, sementara Vettel tak sekalipun mencapai puncak podium. Pada akhir musim, ia duduk di peringkat ketiga sedangkan Vettel hanya di posisi kelima. 

Ferrari memasangkan dua juara dunia pada musim 2015 dalam diri Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen. Kimi sendiri sebelumnya pernah meraih gelar juara dunia dengan Ferrari pada musim 2007. Tak seperti kala bertandem dengan Webber, kali ini mereka berdua kelihatan cukup akrab satu sama lain.

Memang, kala itu Vettel yang ditunjuk sebagai pembalap utama, sedangkan Kimi sudah cukup tua untuk seorang pembalap. Meski begitu, Raikkonen masih mampu untuk meraih beberapa podium dan bahkan sempat sekali menang pada GP Amerika Serikat musim 2018. Musim itu juga menjadi kali terakhir keduanya berpasangan, sebab Kimi memutuskan pindah ke Alfa Romeo.

Sepeninggal Kimi Raikkonen, Ferrari menunjuk pembalap muda potensial asal Monaco, Charles Leclerc untuk menemani Vettel. Sebelumnya, pembalap kelahiran tahun 1997 ini membela Sauber dengan prestasi terbaiknya finis keenam pada GP Azerbaijan.

Leclerc tak mengalami kesulitan meskipun berduet dengan pembalap senior seperti Vettel. Bahkan, ia mampu mendulang dua kemenangan pada GP Belgia dan Italia. Juara Formula 2 musim 2017 itu juga bahkan mengungguli Vettel pada klasemen akhir dengan duduk di posisi keempat, sedangkan Vettel kelima.

Setelah menjalani musim yang tak memuaskan bersama Ferrari pada musim 2020, Vettel akhirnya memutuskan pindah ke Aston Martin. Tim yang sebelumnya bernama Racing Point ini sudah mempunyai Lance Stroll sejak musim 2019. Raihan terbaiknya selama membela Aston Martin yakni dua kali podium ketiga pada musim 2020.

Musim ini dengan Vettel sebagai rekan satu tim, diharapkan Stroll mampu lebih termotivasi dan merasa tersaingi oleh juara dunia empat kali tersebut. Musim ini finis terbaiknya hanya di posisi kedelapan, sedangkan Vettel sempat meraih podium dua pada GP Azerbaijan.

Dari para pembalap tersebut, beberapa di antaranya cukup menyulitkan Vettel, terutama sejak ia membela Red Bull. Dengan masih berlangsungnya musim ini, akankah Stroll mampu menyaingi Vettel?