AlphaTauri Tampak Kacau di Formula 1, Jomplang dengan Red Bull!

Penggemar ajang olahraga Formula 1 (F1) tentu sudah tidak asing lagi dengan nama AlphaTauri. Mereka dikenal publik sebagai sister team Red Bull Racing. AlphaTauri dan Red Bull Racing dimiliki perusahaan minuman berenergi Red Bull.
Bernama lengkap Scuderia AlphaTauri, tim ini membalap di bawah bendera Italia. Scuderia AlphaTauri saat ini mengandalkan duet pembalap Jepang Yuki Tsunoda dan pembalap Belanda Nyck de Vries. Bersama AlphaTauri, Tsunoda dan De Vries menggunakan nomor balap yang berurutan, yaitu 22 dan 21.
Sejak pertama kali dibentuk pada 2005, tim Italia ini bernama Toro Rosso, yang berarti Banteng Merah. Mulai 2020, Toro Rosso berganti nama menjadi seperti yang orang ketahui sekarang. Pergantian nama ini untuk mempromosikan merek busana premium Red Bull.
Dalam beberapa waktu terakhir, kondisi AlphaTauri tengah ditimpa beragam masalah. Sedang hangat, muncul spekulasi salah satu pembalap tim akan ditendang di tengah musim. Realita ini jelas berbanding terbalik dengan tim utama Red Bull yang sangat sering mencetak prestasi semenjak dimulainya era baru F1 pada 2022.
1. AlphaTauri lesu di Formula 1 2023

Per artikel ini ditulis, gelaran Formula 1 2023 telah menyelesaikan balapan kelima yang berlangsung di Amerika Serikat (AS). Berlokasi di Miami, AlphaTauri pulang dari pekan balap tersebut dengan tangan kosong. Yuki Tsunoda dan Nyck de Vries tidak berhasil meraih poin.
AlphaTauri saat ini hanya mengantongi 2 poin dan tertinggal sejauh 222 poin dari Red Bull Racing. Dua poin berharga tersebut diraih secara beruntun oleh Tsunoda di Australia dan Azerbaijan melalui finis posisi sepuluh. Di Australia, Tsunoda pada aslinya hanya berhasil finis di posisi sebelas, tetapi berkat hukuman penalti yang menimpa pembalap Spanyol Carlos Sainz, ia layak untuk peningkatan satu posisi.
Sementara itu, De Vries belum bisa memperlihatkan performa terbaiknya. Catatan paling jempolannya adalah finis pada posisi ke-14 di dua balapan pertama, yaitu di Bahrain dan Arab Saudi. Bersama Logan Sargeant dari Williams, pembalap berkebangsaan Belanda itu tenggelam di dasar klasemen tanpa adanya perolehan poin.
Kinerja buruk ini membuat Kepala Tim Franz Tost tidak lagi memercayai para insinyur AlphaTauri. Insinyur-insinyur AlphaTauri diklaim gagal membuat kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan 2022. "Para insinyur mengatakan kepada saya bahwa kami akan membuat kemajuan yang baik, tetapi saya tidak mempercayai mereka lagi. Saya hanya ingin melihat (catatan) waktu putaran, karena hanya itu yang penting," ungkap Tost.
Pihak AlphaTauri mengakui mereka meleset dari target pengembangan musim 2023. Meski begitu, Yuki Tsunoda menjelaskan, timnya masih tetap semangat untuk berkembang. "Di dalam tim tentu saja kami tidak senang dengan performa, tetapi setidaknya kami tetap positif," jelasnya sebagaimana dilansir Motorsport.com.
2. Italia, markas tim, baru saja diterpa badai

Scuderia AlphaTauri saat ini bermarkas di dua pabrik yang terletak di dua negara berbeda. Satu pabrik berlokasi di Faenza, Italia dan satu sisanya berada di Bicester, Inggris. Sama seperti tim Formula 1 lainnya, pabrik-pabrik AlphaTauri digunakan untuk mengembangkan mobil mereka.
Sayangnya, pada awal Mei 2023 ini, beberapa daerah di Italia diguyur hujan badai yang berlangsung selama beberapa hari. Faenza tempat AlphaTauri bermarkas pun tak luput dari terpaan badai yang berbahaya. Dilaporkan sejumlah orang tewas akibat bencana ini.
Mengutip PlanetF1 yang terbit 4 Mei lalu, di Emilia-Romagna, hujan ekstrem dan angin kencang menyebabkan dua orang wafat dan ratusan orang lainnya dievakuasi dari kediaman mereka. Lalu, di Ravenna, seorang pria berusia sekitar 80 tahun tenggelam karena terseret arus banjir. Petugas pemadam kebakaran juga melaporkan penemuan mayat yang tertimpa puing-puing sebuah rumah yang runtuh di dekat Bologna.
PlanetF1 melansir ada sekitar seratus orang yang telah diungsikan dari Faenza. Di tanggal yang sama, pihak AlphaTauri merilis pernyataan mereka yang berisi ungkapan simpati dan duka cita. Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun media sosial resmi AlphaTauri.
Kemudian, pada 10 Mei, bencana yang sama kembali melanda daerah-daerah Italia. Faenza lagi-lagi diterjang badai yang mengakibatkan banjir, sedangkan longsor menimpa Brisighella. Modigliana juga dihantam hujan deras yang mengkhawatirkan.
Terbaru, Grand Prix (GP) Italia resmi dibatalkan imbas air bah yang membanjiri area Sirkuit Imola. Kabarnya, debit air di Sungai Santerno yang terletak di dekat sirkuit telah meningkat dan beberapa bangunan sirkuit terendam banjir. Berbagai rekaman amatir beredar di internet menampilkan betapa parahnya tragedi yang sedang menimpa Sirkuit Imola dan wilayah-wilayah Italia lainnya.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, F1 menyumbangkan dana senilai kurang lebih 16 miliar rupiah dan bantuan makanan serta air. Tim kenamaan Ferrari juga memberikan dukungan finansial dengan nilai yang sama seperti F1. Di lain sisi, Yuki Tsunoda tertangkap kamera sedang sibuk membersihkan sejumlah area yang sudah aman dari genangan banjir.
3. Kepala tim mundur setelah 17 tahun memimpin

Pada 26 April 2023 lalu, AlphaTauri secara mengejutkan mengumumkan pengunduran Franz Tost dari jabatannya sebagai kepala tim. Padahal, Tost yang saat ini berumur 67 tahun telah memimpin mereka sejak pertama kali malang melintang di Formula 1. Tost juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang kalem dan mau menuntun perkembangan tim dengan cara yang santai.
Dilaporkan Sports Illustrated, Tost berhenti bekerja sebagai kepala tim pada akhir 2023 atau tepatnya ketika musim ini berakhir. Walaupun Tost akan kehilangan jabatan itu, ia masih akan berperan sebagai penasihat tim hingga 2024. Dalam pernyataannya, Tost menjelaskan ia berterima kasih kepada Dietrich Mateschitz, pendiri Red Bull, karena telah memercayainya untuk memimpin Scuderia Toro Rosso dan Scuderia AlphaTauri selama hampir 2 dekade. Lebih lanjut, Tost mengungkapkan kini sudah saatnya untuk melakukan serah terima jabatan.
Dengan berakhirnya kekuasaan Franz Tost, jabatan kepala tim akan diambil alih oleh Laurent Mekies yang sekarang ini merupakan direktur olahraga Ferrari. Mantan pejabat Federasi Mobil Internasional (FIA), Peter Bayer, juga ditunjuk untuk menjadi pemangku kedudukan direktur utama. Keduanya akan berkolaborasi memimpin AlphaTauri mulai 2024 mendatang.
4. Beredar kabar salah satu pembalap tim akan didepak

Tak lama setelah kabar pengunduran Franz Tost, kembali muncul berita yang menyeret nama AlphaTauri. Kali ini, menyeruak kabar salah satu pembalap mereka akan ditendang keluar dari tim karena performa yang sama sekali tidak memuaskan. Seperti yang bisa ditebak, kabar ini menyorot nama kompatriot Max Verstappen, yaitu Nyck de Vries.
Kabarnya, penasihat fenomenal Red Bull, Helmut Marko, memberikan ultimatum kepada De Vries untuk segera membalap dengan performa terbaik paling lambat Juni ini, ketika GP Spanyol berlangsung. Jika tidak, De Vries akan diusir dari tim. Ultimatum tersebut jelas sangat membahayakan sang pembalap yang sedang menjalani musim pertamanya di Formula 1.
Melansir GRAND PRIX 247, pembalap cadangan sekaligus pembalap legendaris Daniel Ricciardo menjadi pilihan untuk menggantikan De Vries. Ricciardo juga dilaporkan telah melakukan pencocokan kursi balap di markas Faenza. Pengujian itu dilaksanakan untuk berjaga-jaga apabila Ricciardo perlu menjadi pembalap dadakan.
Meski begitu, kabar ini kemudian ditepis langsung oleh Marko. Pria berumur 80 tahun itu menerangkan tidak akan ada pergantian pembalap di internal AlphaTauri dalam tiga balapan berikutnya. Marko telah berbicara dengan De Vries dan mereka setuju De Vries harus meningkatkan kemampuannya.
Kendati demikian, Marko tetap memperingati De Vries. F1-Insider menganalogikan peringatan tersebut sebagai kartu kuning. Sang pembalap belum mendapatkan kartu merah seperti yang diduga-duga banyak orang. Jika Nyck de Vries berkembang, maka jelas tidak akan ada yang namanya pergantian pembalap.
Berkat kualitas balap yang disajikan De Vries ketika debut di F1 pada GP Italia 2022, Marko pada awal musim 2023 mencapnya sebagai pemimpin tim AlphaTauri. Tost juga memuji De Vries kala pembalap Belanda itu pertama kali melakukan uji coba bersama AlphaTauri. Namun, sejauh ini, rekan setim De Vries tampil lebih apik dibandingkan dirinya.
5. AlphaTauri memegang sejarah yang luar biasa

AlphaTauri pernah menorehkan hasil yang memukau selama 3 musim berturut-turut. Hasil manis beruntun tersebut dimulai pada 2019, ketika AlphaTauri masih bernama Toro Rosso dengan corak biru tuanya, dan berakhir pada 2021. Pada ketiga musim tersebutlah AlphaTauri menjadi tim yang tidak bisa diremehkan oleh kompetitor.
Pada 2021, AlphaTauri melalui pembalap andalan Pierre Gasly sukses meraih podium ketiga di GP Azerbaijan. Gasly juga meraih poin hampir di semua balapan yang ia selesaikan. Sementara, Tsunoda yang saat itu anak baru di Formula 1 berhasil finis di posisi keempat pada balapan penutup.
Mundur ke 2020, Gasly secara mencengangkan berhasil membawa AlphaTauri finis di puncak balapan kandang mereka. Terjadi di Sirkuit Monza, ia menang usai memulai balapan di posisi sepuluh. Kinerja tersebut tentu membuat AlphaTauri senang bukan main karena mereka akhirnya kembali berjaya setelah puasa kemenangan selama hampir 12 tahun.
Mundur sekali lagi ke 2019, Toro Rosso menyelesaikan musim itu dengan hasil yang sama manisnya seperti 2020. Scuderia Toro Rosso mencatat dua podium yang masing-masing berasal dari dua pembalap mereka, Pierre Gasly dan Daniil Kvyat. Kvyat mengemas podium ketiga di Jerman, dilanjut Gasly yang kemas podium kedua di Brasil.
Selama bertandang di ajang jet darat F1, Scuderia AlphaTauri banyak berprestasi. Di lain sisi, tim Italia ini juga banyak menjumpai momen-momen yang terasa pahit jika diingat kembali. Sekarang, AlphaTauri sedang berada di momen pahit lainnya dan pastinya perlu untuk segera keluar dari tren buruk ini.