TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fotografer Sampai Pekerja Media Center PON Papua Belum Dibayar

Enam tuntutan pekerja SDM PON XX Papua

Kembang Api Upacara penutupan Pon XX Papua di Stadion Lukas Enembe Jayapura, Date Jumat, 15/10/2021 (Foto: PB PON XX Papua/Martona)

Jakarta, IDN Times - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dinilai sukses digelar, baik secara administrasi maupun prestasi. Namun, siapa sangka, pesta olahraga terakbar di Indonesia itu masih menyisakan beberapa masalah.

Pekerja media center yang terdiri dari reporter, videografer, editor naskah, editor video, staf, serta tim fotografer, sampai saat ini belum menerima haknya. Mereka belum dibayar upahnya setelah 45 hari ajang tersebut ditutup oleh Wakil Presiden, Ma’ruf Amin.

Dinilai jadi garda terdepan untuk menyukseskan ajang tersebut, para pekerja ini pun membuat enam tuntutan kepada PB PON XX Papua untuk bisa menjelaskan masalah keterlambatan pembayaran honorarium.

Baca Juga: Jokowi Sanjung Papua Usai Sukses Gelar PON dan Peparnas

1. Meminta kejelasan kapan bisa dibayar

Pekerja bersiap memasang fasilitas penerangan di kawasan Venue PON XX Papua, Kampung Harapan, Jayapura, Papua, Selasa (22/6/2021). (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)

Sebetulnya, pekerja SDM media center dan tim fotografer hanya ingin mendapat kejelasan terkait honor yang terlambat. Mereka meminta respons dari PB PON terkait kejelasan hak yang seharusnya sudah diterima. 

"Ketegasan dari kami, secepatnya harus direspons. Kami minta minimal orang-orang yang terlibat di dalamnya, entah itu bendahara umum, bendahara PON, atau Ketua Harian dan yang terlibat langsung untuk dihadirkan langsung, menjelaskan kepada kami, kapan akan dibayar, intinya itu," kata ketua Eko Paul Andhika Weriditi selaku Ketua Aksi, dalam rilis yang diterima IDN Times, Senin (29/11/2021).

2. Keterlambatan pembayaran honor dinilai memalukan

Atlet sepatu roda putri Papua, Dhinda Salsabila (tengah), Raih Emas di kelas TT 200m Putri PON XX Papua. (ANTARA/Fauzan/wsj).

Dia menilai, masalah keterlambatan honorarium ini dinilai cukup memalukan. Terlebih, beberapa fotografer yang terlibat dalam PON edisi kali ini, didatangkan langsung dari luar Papua. Tak sedikit dari mereka yang punya pengalaman mentereng di ajang multievent internasional.

"Yang memalukan adalah banyak teman-teman fotografer dari Jawa memiliki track record bekerja di Asian Games, harus menanyakan haknya, kan memalukan. Mereka dari luar katanya dananya triliunan, tapi kok macet," ujar Eko. 

Mereka pun memberikan tenggat waktu kepada PB PON selama tujuh hari untuk segera merespons surat tersebut. Jika tak ada respons, para pekerja akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini. 

"Bisa jadi kami akan buat laporan kepolisian, soal pasal-pasal yang akan kami tuntut nanti kami akan berikan informasi. Kami juga harus koordinasi dengan kuasa hukum, supaya nantinya tidak salah melangkah. Artinya, harus transparan dan jelas," ujar Eko.

Baca Juga: Kenangan Terakhir Menpora dengan Verawaty Fajrin: Nonton PON di RS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya