Eks Pelatih Momota Jadi Nahkoda Baru Tunggal Putri PBSI

- Imam Tohari resmi menjadi pelatih tunggal putri Pelatnas Cipayung, menggantikan Indra Widjaja.
- Imam memiliki pengalaman melatih di Jepang dan PB Djarum, menciptakan beberapa pemain tangguh seperti Kento Momota.
- Imam pernah menjadi pebulu tangkis profesional dan meraih berbagai prestasi sebelum memulai karier sebagai pelatih.
Jakarta, IDN Times - PBSI resmi mengumumkan daftar pelatih teknis baru Pelatnas Cipayung. Eks pelatih Kento Momota, Imam Tohari, menggantikan Indra Widjaja untuk menangani tunggal putri.
Imam memang sudah malang melintang di bulu tangkis internasional. Tangan dinginnya berhasil menciptakan tunggal tangguh sekelas Momota.
"Bisa dipercaya kembali oleh PBSI, saya sangat bersyukur. Ini adalah tantangan baru bagi saya. Memang, selama ini saya melatih tunggal putra di PB Djarum. Tapi, ketika melatih di Jepang, sempat juga menangani tunggal putri, bahkan sektor ganda pun pernah saya pegang," kata Imam mengutip situs resmi PB Djarum.
1. Lama berkarier di Jepang

Imam memulai perjalanan kepelatihannya pada 2002. Saat itu, dia langsung berkarier di Jepang bersama salah satu klub, Tomioka. Selama 11 tahun, Imam menangani Tomioka.
Selain Momota, dia pernah menangani sejumlah pemain kelas dunia lainnya di Jepang seperti Aya Ohori (tunggal putri), Yuta Watanabe/Arisa Higashino (ganda campuran), hingga Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (ganda putra).
2. Sempat melatih di Pelatnas

Imam sebenarnya sempat kembali ke Indonesia di 2013 usai dipanggil oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI yang kala itu ditempati Rexy Mainaky. Imam diminta untuk menjadi asisten pelatih tunggal putra Pelatnas.
Dalam perjalanannya, Imam dijadikan pelatih tim pratama tunggal putra. Dia menangani beberapa atlet termasuk Ihsan Maulana Mustofa dan dua tunggal putra Indonesia sekarang, Jonatan Christie serta Anthony Sinisuka Ginting.
Pada 2016, Imam keluar dari Pelatnas dan memilih melatih di PB Djarum. Sejak saat itu hingga sekarang, Imam dipercaya sebagai pelatih tunggal putra U-19 dan senior PB Djarum.
Sederet bintang-bintang muda berprestasi berhasil diciptakan Imam. Salah satunya adalah Moh Zaki Ubaidillah, yang berhasil menjadi juara Indonesia Masters Super 100 di usia 17 tahun juga Richie Duta Richardo yang menjadi juara Malaysia International Series 2024.
3. Pernah jadi ganda campuran pelatnas

Imam pernah berkarier sebagai pebulu tangkis profesional juga dengan mengawalinya bersama Wima Surabaya pada 1988 hingga 1993. Pada 1993-1994, Imam pindah ke klub Pelita Jaya Jakarta.
Pada 1995, Imam menjadi bagian dari skuad ganda campuran Pelatnas PBSI. Berbagai prestasi diraih Imam selama di Pelatnas. Termasuk menjuarai India Open 1997 bersama pasangan mainnya, Emma Ermawati.
Pada 2000, Imam keluar dari Pelatnas. Setahun kemudian, dia memutuskan untuk menjadi pemain sparring di salah satu klub di Swedia dan Jepang sebelum memulai karier sebagai pelatih.