Jakarta Running Festival 2025: Rekor Peserta Pecah, Pramono Ikut Lari
- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berhasil menyelesaikan lari 10K dalam waktu 1 jam 32 menit di Jakarta Running Festival 2025.
- Waktu maksimal untuk marathon (42k) adalah 5 jam, sedangkan kategori 10k adalah 2 jam demi keselamatan para pelari dari heat stroke.
- Jakarta Running Festival 2025 mengalami pertumbuhan peserta yang signifikan, dari 1.600 menjadi 27.000 pelari, namun pihak penyelenggara tidak ingin terburu-buru meningkatkan jumlah slot agar kualitas tetap terjaga.
Jakarta, IDN Times - Gelaran Day 2 Jakarta Running Festival 2025 sukses dihelat pada Minggu (26/10/2025). Ada dua kategori yang dipertandingkan, yaitu marathon (42k) dan juga 10k.
Sebanyak 1.800 orang pelari bertanding dalam kategori marathon (42k) dan untuk kategori 10k diikuti sebanyak 10.000 pelari.
1. Gubernur Pramono Berlari 10K
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pun ikut berlari di gelaran Jakarta Running Festival 2025. Ia berhasil menyelesaikan lari sepanjang 10k dengan catatan waktu 1 jam 32 menit.
Bahkan, ia berharap event dengan gelar World Athletics Label Road Race ini bisa diadakan kembali pada tahun depan.
“Hari ini, saya bisa menyelesaikan lari 10K dalam waktu satu jam tiga puluh dua menit, lebih sedikit. Suasananya sangat ramai dan menggembirakan. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi,” ujar Pramono kepada wartawan.
2. Waktu Tempuh Singkat, Hormati Masyarakat
Cut-off time atau batas waktu maksimal pada gelaran Jakarta Running Festival 2025 ini cukup singkat dibandingkan gelaran lomba lari lainnya. Untuk marathon (42 k) bataw waktu maksimalnya adalah 5 jam, sedangan kategori 10k adalah 2 jam. Hal ini dilakukan demi keselamatan para pelari yang dikhawatirkan terkena heat stroke karena cuaca panas.
"Kita memang mencoba agar Untuk kenyamanan juga dan juga utamanya adalah keselamatan, karena dengan cuaca yang tidak bisa diduga. Ini meningkatkan resiko untuk heat stroke," kata Direktur Utama KLAB, Dickie Widjaja kepada IDN Times.
Selain itu, PT Kelompok Lari Anak Bangsa (KLAB) menerapkan Cut-off point layaknya gelaran marathon internasional di luar negeri. Cut-off point ini merupakan batas waktu maksimal untuk mencapai titik-titik tertentu.
Hal ini dilakukan demi kelancaran lalu lintas yang sudah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI jakarta dan Polda Metro Jaya.
"Kita harus sharing Jakarta itu bukan hanya untuk lari. Memang kesannya Sabtu dan Minggu ini, CFD dimana-mana Tapi at the end of the day kita juga harus berbagi Jakarta dengan warga lainnya" kata Dickie kepada IDN Times.
3. Gelaran Kedua dengan Pertumbuhan yang Pesat
Berdasarkan jumlah peserta, pertumbuhan gelaran Jakarta Running Festival 2025 ini jauh lebih meningkat. Gelaran tahun lalu jumlah pelari yang berpartisi sekitar 1.600 orang, sedangkan di tahun ini meningkat menjadi 27.000 pelari.
Pertumbuhannya cukup signifikan sebanyak 70 persen. Namun, Dickie menyebutkan tidak ingin terburu-buru akan meningkatkan jumlah slot di gelaran tahun depan, karena tidak ingin mengorbankan kualitas gelaran lomba larinya.
"Kita evaluasi ulang, aa yang harus kami perbaiki, apa yang bisa kita tumbuhkan. Tujuannya adalah bertumbuhnya juga nukan hanya angka bertumbuh sekedar agar angkanya lebih tinggi, tidak. Kami ingin bagaimana angka kami bertumbuh, tetapi kualitasnya sama atau lebih baik" ujar Dickie kepada IDN Times.
