Kasus Tarif Rp1,9 Juta di Kompleks GBK, Jangan Takut Lapor

- Taufik Hidayat akan mengecek keluhan tarif Rp1,9 juta di GBK dan memastikan tidak melanggar aturan.
- PPKGBK menjelaskan, tarif hanya untuk kegiatan komersial dan untuk menjaga keteraturan di ruang publik GBK.
- Komunitas Permainan Tradisional diminta membayar Rp1,9 juta untuk setiap kegiatan di GBK yang sebelumnya bersifat gratis.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat turut bersuara terkait tarif Rp1,9 juta yang dibebankan pihak Gelora Bung Karno (GBK) kepada Komunitas Permainan Tradisional. Dia kaget dengan adanya kabar ini.
"Saya baru dengar ini. Seharusnya enggak ada ya, seharusnya enggak ada, kalau secara aturan. Kalau ada oknum-oknum, kami baru dengar yang ini, jujur," kata Taufik kepada para jurnalis di Kemenpora.
1. Laporkan jika memang melanggar

Taufik berjanji akan mengecek kasus ini ke pihak Pengelola Pusat Kawasan GBK. Sebab, selama ini orang-orang yang berolahraga dan beraktivitas di GBK tidak dikenakan biaya, kecuali jika menyewa satu tempat tertentu di area tersebut.
"Selama ini kan memang tak ada. Olahraga ya olahraga saja, kecuali itu yang resmi, baru sewa. Tapi kalau yang olahraga terus dikenakan kayak begitu, dilaporkan saja jika memang ada bukti, kalau tidak sesuai aturan ya," kata Taufik.
2. PPKGBK sudah memberi penjelasan

PPKGBK angkat bicara terkait keluhan tarif kegiatan komunitas di area GBK, yang dialami Komunitas Permainan Tradisional. Melalui pernyataan resminya, PPKGBK menyebut tarif hanya diperuntukkan bagi kegiatan komersial. Penataan di kawasan GBK dimaksudkan untuk menjaga keteraturan di ruang publik GBK.
"GBK menghargai kepercayaan dan dukungan masyarakat sebagai ruang publik inklusif. Kami berkomitmen mendorong keterlibatan sosial dan pengembangan komunitas," ujar Kepala Divisi Humas, Hukum, dan Administrasi PPKGBK, Asep Triyadi.
3. Sempat ada tarif Rp1,9 juta yang diterapkan

Isu soal tarif di GBK ini mencuat setelah Komunitas Permainan Tradisional diminta membayar Rp1,9 juta untuk setiap kegiatan yang digelar di GBK. Sontak, keriuhan pun terjadi.
Sebab, kegiatan yang digagas komunitas tersebut bersifat gratis, dengan tujuan untuk melestarikan permainan tradisional di ruang publik, termasuk GBK.