Kenapa Formula 1 Disebut Puncak Motorsport?

Formula 1 dikenal sebagai balapan 2 jam pada Minggu yang memberikan sensasi tersendiri. Persaingan untuk posisi pertama dan pit stop yang menyiksa menjadi pendorong popularitas. Selain itu, kejuaraan ini juga menjadi tujuan utama banyak pembalap muda dan junior.
Perjalanan panjang Formula 1 adalah latar belakang reputasi puncak motorsport atau the pinnacle of motorsport. Ada alasan menarik di balik reputasi itu. Lantas, kenapa Formula 1 disebut puncak motorsport?
1. Formula 1 adalah balap mobil paling prestisius, gabungan keahlian pembalap dan teknologi mobil
Formula 1 memiliki lebih dari 20 pekan balap tiap musim. Kejuaraan itu diikuti 10 tim dengan 20 pembalap yang saling berkompetisi. Tiap tim menaungi 2 mobil dan 2 pembalap yang melaju di lintasan pada akhir pekan.
Formula 1 menjadi olahraga yang menggunakan teknologi untuk mencapai puncak performa manusia yang sesungguhnya. Kejuaraan itu menggabungkan keahlian luar biasa para pembalap dengan mobil balap berteknologi paling canggih. Bahkan, mobil balap itu dirakit produsen mobil terbaik di dunia.
Mobil balap Formula 1 mengikuti seperangkat aturan tertentu. Aturan itu mencakup banyak aspek, termasuk batasan berat, lebar, tinggi, jenis mesin, dan bentuk mobil balap. Dengan demikian, tidak salah jika menyebut kejuaraan itu sebagai balap mobil paling prestisius.
Sebagian besar tim Formula 1 dimiliki merek mobil ternama. Ferrari dan McLaren, misalnya, berkompetisi dengan Mercedes. Berbagai merek itu tidak hanya mensponsori tim, tetapi juga menerapkan inovasi teknologi pada mobil reguler yang dijual di pasaran.
Formula 1 memiliki sejarah panjang yang dimulai pada 1950. Saat itu, kejuaraan ini masih sangat baru dan berbahaya serta belum berkembang. Sekarang, Formula 1 berubah menjadi kejuaraan dengan teknologi mesin yang lebih bertenaga dan efisien, aerodinamika yang lebih halus, serta sasis yang lebih ringan.
2. Formula 1 menjadi olahraga rumit, tetapi ikonis karena Drive to Survive yang populer
Formula 1 adalah olahraga yang rumit. Akan tetapi, kerumitan itu yang membuat kejuaraan ini menyenangkan. Aspek tim versus pembalap, misalnya, yang dapat menghasilkan drama kolosal.
Tiap tim Formula 1 memiliki dua pembalap yang berjuang untuk satu tujuan, yaitu kesuksesan tim. Namun, mereka juga berjuang untuk kesuksesan masing-masing. Artinya, tidak jarang ada konflik antara tiap pembalap dalam satu tim sehingga menghasilkan percikan drama yang meriah.
Formula 1 menjadi olahraga yang ikonik dan berkembang pesat. Kejuaraan itu diselenggarakan di berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk Sirkuit Silverstone yang legendaris di Inggris dan sirkuit jalanan di Monako. Perkembangan kejuaraan itu tidak terlepas dari acara Netflix Drive to Survive yang mendorong popularitas terhadap motorsport.
Untuk memenuhi tuntutan Formula 1, para pembalap bekerja keras dan menjaga performa maksimal. Mereka beraktivitas dalam standar sangat tinggi yang diatur Federasi Otomotif Internasional (FIA). Federasi itu memastikan kompetisi yang adil, tetapi tetap aman bagi pembalap untuk melaju di lintasan.
3. Formula 1 dipengaruhi uang, dengan demikian reputasi puncak motorsport sempat dikritik
Seperti isi film Rush, Formula 1 selalu dipengaruhi uang. Akan tetapi, aspek itu sangat mengkhawatirkan terhadap reputasi puncak motorsport yang dipegang kejuaraan ini. Alih-alih mempromosikan talenta muda yang menarik dan membina juara masa depan, banyak tim kejuaraan itu yang memilih mengontrak pembalap papan bawah dengan dukungan keuangan yang besar.
Uang adalah aspek yang tidak hanya memberikan, tetapi juga merenggut reputasi prestisius Formula 1. Aspek itu mengorbankan kejuaraan ini sehingga tidak disukai banyak penggemar. Mereka ingin melihat pembalap sejati dengan talenta mentah yang menarik, tetapi bergairah untuk berkompetisi.
Banyak orang melihat Formula 1 sebagai sekumpulan pembalap yang berputar-putar selama 2 jam. Namun, kejuaraan ini lebih dari sekadar olahraga. Formula 1 membutuhkan harmoni luar biasa antara anggota tim, termasuk pembalap, demi mewujudkan prestasi yang tak lekang oleh waktu.