Kisah Francesco Bagnaia saat Remaja, Lebih Pilih Latihan daripada Main

Pembalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia, mengenang tahun-tahun awalnya sebagai pembalap di VR46 Academy. Sejak usianya baru menginjak 16 tahun, rutinitasnya sudah dipenuhi dengan latihan.
Ada yang bilang, usaha tak mengkhianati hasil. Itu juga yang berlaku bagi Bagnaia. Saat ini, pembalap berusia 25 tahun tersebut merupakan salah satu pembalap unggulan di MotoGP. Musim lalu, saat menjalani debutnya di tim pabrikan asal Borgo Panigale, ia bisa menjadi runner-up kejuaraan dunia.
Simak ulasan kisah masa remaja Francesco Bagnaia berikut ini, yuk!
1. Francesco Bagnaia jebolan VR46 Academy
Sejak pensiunnya Valentino Rossi akhir musim lalu, regenerasi pembalap asal Italia terus berjalan. Salah satunya berkat VR46 Academy yang telah melahirkan banyak pembalap kompetitif.
Francesco Bagnaia, misalnya, sudah sejak remaja menimba ilmu di akademi balap milik The Doctor. Di tempat inilah ia memilih untuk lebih fokus berlatih.
“Aku menjadi lebih fokus ketika aku masuk ke akademi. Sebelumnya, semuanya hanya seperti main-main. Saat itu aku masih muda dan ingin menjadi salah satu pembalap tercepat di dunia. Tetapi, pada saat yang bersamaan kamu juga sedang berada di usia yang mulai menikmati hidup,” ungkap Bagnaia dikutip Speedweek.
2. Menjadi pembalap pada usia muda berarti tak ada waktu untuk bermain
Francesco Bagnaia lahir pada 14 Januari 1997 di Turin, Italia. Ia debut di kejuaraan dunia Moto3 pada 2013. Setahun kemudian, ia bergabung dengan VR46 Academy dan membalap untuk Sky Racing Team VR46.
Mengenang kisahnya saat memulai balapan di ajang grand prix, Bagnaia teringat pengorbanan yang harus ia lakukan. Untuk bisa berlatih, Bagnaia harus kehilangan waktu bersama teman-temannya.
“Kamu punya pilihan untuk pergi keluar dengan teman-temanmu, tetapi saat itu aku baru memulai karier di Moto3. Karena itulah aku tak pernah menjadi anak muda yang menikmati pergi bersama teman-temannya.
Ketika aku tak bisa ikut karena harus berlatih, mereka berkata, ‘oh, kamu tak pernah ingin pergi bersama kami.’ Itu bukan hal yang mudah,” ujar Bagnaia dilansir Speedweek.
3. Masuk ke VR46 Academy, Bagnaia makin fokus berkarier di MotoGP
Sebagai remaja, tentu saja teman sepermainan berpengaruh dalam perkembangan kehidupan. Apalagi bagi seorang pembalap. Beruntungnya, Francesco Bagnaia punya kesempatan menjadi bagian dari VR46 Academy. Latihan balapnya jadi lebih mudah dan fokus ketika Bagnaia pindah ke Tavullia.
“Aku lebih fokus di sana (Tavullia). Kamu harus bekerja dan berlatih, dan tak ada orangtuaku yang mengajakku ke sana kemari. Saat itu rutinitas hidupku hanya antara naik taksi ke gym dan kembali ke rumah,” kata Bagnaia dikutip Speedweek.
4. Lebih menikmati latihan setelah memiliki teman serumah
Francesco Bagnaia berteman baik dengan Lorenzo Baldassarri, pembalap Moto2 yang kini turun balap di WorldSSP. Baldassarri adalah teman Bagnaia ketika berlatih bersama di VR46 Academy. Meski kemudian Baldassari keluar dari akademi pada 2019.
“Aku berusia 16 tahun. Setahun kemudian aku tinggal bersama Lorenzo Baldassarri. Itu membuat segalanya lebih mudah. Setelah ada teman, aku lebih mudah untuk bisa fokus.
Baldassarri sudah berada di jalur yang tepat. Sama sepertiku, ia pernah naik podium pada 2015 dan kami saling mendorong satu sama lain untuk menjadi lebih baik dan makan dengan sehat. Ia juga punya SIM, jadi bisa mengantarku ke tempat latihan,” ujar Bagnaia dilansir Speedweek.
5. Valentino Rossi punya peran penting bagi perkembangan karier Bagnaia
Valentino Rossi jadi mentor sekaligus teman bagi para pembalap didikannya. Tak terkecuali bagi Francesco Bagnaia.
Berkat latihan bareng dengan The Doctor, Bagnaia mengaku makin bisa membalap lebih baik. Tak heran jika akhirnya ia merebut gelar juara dunia Moto2 2018. Sekarang pun Bagnaia sedang berjuang memperebutkan gelar juara dunia MotoGP.
“Valentino banyak membantuku. Ia membuatku menjadi pembalap yang lebih baik dan lebih dewasa. Ia juga membuatku lebih pintar dan memahami hal apa saja yang penting,” kata pembalap bernomor 63 tersebut seperti dikutip Speedweek.
Pada akhir musim 2021, Valentino Rossi mengikuti balapan terakhir di GP Valencia. Semua muridnya mengenakan helm yang pernah dipakai oleh sang guru. Francesco Bagnaia mendapatkan helm yang bertuliskan bahasa Italia ‘Che Spettacolo’ yang dalam bahasa Inggris berarti ‘The Special One’.
Bagnaia mampu tampil apik selama paruh terakhir musim 2021 dimana ia menjadi runner-up. Untuk musim ini atau musim berikutnya, bisakah Bagnaia merebut gelar dan benar-benar menjadi ‘Che Spettacolo’?