Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komite Olimpade AS Larang Atlet Transgender, Setuju Aturan Trump?

IOC setujui lima cabang olahraga tambahan untuk Olimpiade 2028 Los Angeles (htpps://olympics.com/)
IOC setujui lima cabang olahraga tambahan untuk Olimpiade 2028 Los Angeles (htpps://olympics.com/)
Intinya sih...
  • Komite Olimpiade AS mengikuti langkah NCAA yang membatasi partisipasi atlet transgender dalam olahraga perempuan.
  • Trump menerbitkan Inpres "Keeping Men Out of Women's Sports" pada Februari 2025, melarang atlet transgender berpartisipasi dalam olahraga perempuan.
  • Pendukung hak-hak transgender mengecam larangan Komite Olimpiade AS dan Inpres Trump karena dianggap diskriminatif dan kejam.

Jakarta, IDN Times - Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC) akhinrya setuju melarang atlet transgender berpartisipasi dalam olahraga perempuan. Mereka sepakat dengan larangan yang sempat diperintahkan Presiden AS Donald Trump.

USOPC telah menyampaikan kepada federasi-federasi yang mengelola cabang olahraga renang, atletik, dan lainnya untuk mematuhi perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Donald Trump pada Februari 2025.

"Sebagai organisasi yang diberikan mandat pemerintah, kami berkewajiban mematuhinya.  dari pemerintah. Kebijakan yang kami revisi ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kompetisi yang adil dan aman bagi perempuan,” tulis Presiden USOPC Gene Sykes dan CEO Sarah Hirshland dikutip ESPN.

1. Komite Olimpiade AS ikuti langkah NCAA

Pemain Transgender Kanada, Quinn. (instagram.com/thequinny5)
Pemain Transgender Kanada, Quinn. (instagram.com/thequinny5)

Pengumuman ini mengikuti langkah serupa yang diambil NCAA (National Collegiate Athletic Association) pada awal tahun 2025. Mereka membatasi partisipan dengan hanya memperbolehkan atlet sejak lahir perempuan, yang bisa ikut bermain di kompetisi olahraga perempuan.  

Komite Olimpiade Internasional (IOC), di bawah kepemimpinan presiden barunya, Kirsty Coventry, juga menyoroti soal isu ini. Namun, mereka masih memberi ruang bagi federasi olahraga individu menentukan aturannya sendiri di Olimpiade, dan beberapa federasi sudah mengambil langkah-langkah terkait.

Beberapa cabang olahraga, seperti renang, bersepeda, dan atletik, telah menerapkan aturan yang lebih ketat, melarang atlet transgender yang mengalami pubertas pria berkompetisi di kategori perempuan. 

Trump sendiri telah menyatakan ingin IOC mengikuti kebijakannya menuju Olimpiade 2028. Sebab, aturan transgender yang bisa berpastisipasi dalam olahraga kategori perempuan dianggao sangat konyol.

2. Trump terbitkan Inpres berjudul “Keeping Men Out of Women's Sports”

Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)
Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)

Saat Februari 2025 bertepatan dengan Hari Olahraga Perempuan dan Anak Perempuan Nasional AS, Trump mengeluarkan Inpres melarang atlet transgender berpartisipasi dalam olahraga anak perempuan dan perempuan. 

Hal itu tertuang dalam Inpres berjudul “Keeping Men Out of Women's Sports.”

Secara rinci, aturan itu memberikan mandat kepada badan federal untuk memastikan entitas penerima dana mematuhi aturan Trump, yakni sesusai Title X, yang mengartikan “jenis kelamin” sebagai jenis kelamin yang diberikan kepada seseorang saat lahir.

Inpres tersebut, juga mengancam akan mencabut semua dana dari organisasi yang mengizinkan partisipasi atlet transgender dalam olahraga perempuan.

“Dengan perintah eksekutif ini, perang terhadap olahraga perempuan telah berakhir,” ujar Trump beberapa waktu lalu.

3. pendukung hak-hak transgender kecam Trump dan Komite Olimpiade AS

Aktor Amerika Serikat, Tom Cruise, saat bawa bendera Olimpiade di penutupan Paris 2024 (X @Olympics)
Aktor Amerika Serikat, Tom Cruise, saat bawa bendera Olimpiade di penutupan Paris 2024 (X @Olympics)

Inpres Trump dan larangan USOPC itu dikecam para pendukung hak-hak transgender. Penolakan terhadap Inpres Trump terus diperkarakan di pengadilan. Kelompok mereka telah menggugat beberapa kebijakan tersebut, karena dianggap diskriminatif dan kejam.

Pengacara hak-hak sipil yang menangani kasus-kasus itu menyatakan dalam beberapa kasus, perintah Trump melanggar undang-undang yang diadopsi Kongres dan perlindungan dalam konstitusi, juga Inpres tersebut melampaui wewenang presiden.

Bahkan, National Women's Law Center dan GLAAD (Pusat Hukum Perempuan Nasional) juga mengecam keputusan USOPC menyetujui Inpres Trump. Mereka menilai organisasi itu telah tunduk pada keputusan politik.

“USOPC mengorbankan kebutuhan dan keselamatan atletnya sendiri," ujar Presiden dan CEO National Women's Law Center dan GLAAD, Fatima Goss Graves.

Fatima menilai, seorang transgender tak memberikan ancaman bagi sekolah, olahraga, bahkan negara. Justru mereka dinilai layak punya hak yang sama dengan orang lain untuk bermain, belajar, berolahraga, di lingkungan yang aman.

Namun, sampai saat ini IOC dan penyelenggara Olimpiade 2028 belum memberikan kepastian apapun terkait isu larangan Kompie Olimpiade AS terkait transgender yang dilarang berpartisipasi dalam kategori perempuan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us