Sirkuit Sepang jadi tempat pertama yang disinggahi kru MotoGP 2023. Bakal ada shakedown test yang diikuti rookie dan test rider pada 5—7 Februari di lintasan sepanjang 5,5 km tersebut. Beberapa hari kemudian, pada 10—12 Februari, giliran semua pembalap reguler yang mengaspal di tes pramusim.
Ternyata tak hanya pembalap dan krunya yang bakal sibuk di Sepang. Para manajer pembalap MotoGP juga punya rencana untuk berdiskusi dan berkongsi. Ada apa, ya?
Carlo Pernat, manajer Enea Bastiaini, menyatakan bahwa ia dan para manajer pembalap akan berkumpul untuk membahas isu penting. Dengan adanya sprint race yang berdurasi setengah jarak dan bernilai setengah poin dari main race, menurutnya pembalap layak mendapat bonus.
“Ada masalah besar di sini, bukan hanya masalah kecil. Kami para manajer pasti akan bertemu. Aku telah berbicara dengan Albert Valera, yang bertanggung jawab atas Aleix Espargaro dan Jorge Martin, dan Giovanni Balestra, manajer Maverick Vinales. Hanya manajer Fabio Quartararo, Eric Mahe, yang sedikit ragu saat ini,” kata Pernat dilansir Speedweek.
Sprint race adalah format baru di MotoGP. Berbeda dengan main race yang digelar pada Minggu, sprint race digelar pada Sabtu dengan melombakan setengah durasi balapan main race. Poin yang diterima pembalap pun hanya separuh. Kendati begitu, poin tersebut tetap berpengaruh dan penting lantaran dihitung sebagai poin kejuaraan.
“Kita akan bertemu di Sepang dan membicarakan masalah pembayaran bonus sprint race. Tak mungkin pembalap tak mendapatkan uang,” kata manajer veteran di paddock MotoGP tersebut.
Carlo Pernat merasa isu bonus sprint race sangat penting. Ia bahkan siap untuk membawa pengacara untuk menyelesaikan masalah ini.
“Pabrikan harus memahami bahwa pembalap mesti menerima pembayaran bonus, meski hanya setengah dari jumlah normal. Hal ini tepat karena ada setengah poin yang diterima. Harus hati-hati, karena kami siap untuk menghubungi pengacara,” ujar Pernat dikutip Speedweek.
Sampai saat ini, belum ada solusi yang disepakati antara pabrikan dan pembalap mengenai masalah sensitif pembayaran bonus. Pernat menginginkan agar pabrikan bisa menyediakan bonus bagi pembalap yang finis di posisi tiga besar pada sprint race.
“Sprint race adalah balapan, bukan pertunjukan lari. Jadi, harus ditemukan cara untuk membayar pembalap, mungkin dengan sistem bonus yang tak harus setengah dari apa yang seharusnya mereka dapatkan. Bonus untuk posisi tiga besar harus disediakan,” beber manajer berusia 74 tahun itu.
Carlo Pernat yakin usahanya bakal membuahkan hasil. Para pembalap setuju dengan manajernya untuk mendapatkan bonus.
“Tentu saja semua pembalap setuju dengan kami. Ini balapan yang diperhitungkan untuk kejuaraan dunia. Kamu bisa menang atau kehilangan gelar karena sprint race,” kata Pernat dilansir Speedweek.
Termasuk sprint race, total ada 42 balapan dalam 21 Grand Prix yang digelar pada 2023. Dengan banyaknya balapan, rasanya tak heran jika pembalap meminta kompensasi lebih.