Menganalisis Dominasi McLaren pada Paruh Pertama F1 2025

- Keberhasilan inovasi McLaren tak lepas dari keahlian tim teknis yang mereka miliki, dipimpin oleh Chief Designer Rob Marshall.
- Pendekatan pengembangan bertahap membuat McLaren tampil maksimal dengan dominasi pada 13 balapan pertama 2025.
- Meski mendominasi, rivalitas Oscar Piastri versus Lando Norris bisa mengganggu dinamika tim dan potensi gesekan ini bisa menjadi bumerang pada paruh kedua 2025.
McLaren menutup paruh pertama musim Formula 1 2025 dengan gemilang melalui kemenangan Lando Norris di GP Hungaria pada Minggu (3/8/2025) lalu. Kemenangan ini menandai pencapaian bersejarah, yaitu kemenangan ke-200 sejak tim asal Woking, Inggris, tersebut memulai kiprahnya pada 1966. Sejak balapan pembuka, McLaren tampil mengesankan dengan meraih kemenangan demi kemenangan berkat konsistensi performa dan inovasi teknis.
Team principal McLaren, Andrea Stella, dan tim teknis mereka berhasil membangun fondasi yang solid sejak awal musim. Dengan mobil MCL39 yang dirancang sepenuhnya di bawah struktur baru, McLaren berhasil melampaui ekspektasi teknis dan performa. Di balik statistik yang mentereng, terdapat proses yang kompleks dan keputusan strategis yang jitu.
1. Keberhasilan inovasi McLaren tak lepas dari keahlian tim teknis yang mereka miliki
Peran Rob Marshall sebagai chief designer terbukti menjadi katalis transformasi teknis McLaren. Sejak hari pertamanya di markas tim, mantan insinyur Red Bull tersebut langsung mengidentifikasi area-area kecil yang bisa menghasilkan peningkatan performa signifikan. Pendekatan kolaboratif yang ia bawa, tanpa ego dan penuh kemauan untuk berbagi pengetahuan, mampu mempercepat sinergi antardepartemen dalam pengembangan MCL39.
Andrea Stella, yang naik sebagai team principal sejak akhir 2022, memfasilitasi konsolidasi struktur teknis dengan jelas. Ia menempatkan Marshall sebagai penanggung jawab utama desain, sementara Neil Houldey mengurus sisi engineering dan Mark Temple bertanggung jawab atas performa mobil. Struktur ini memungkinkan pembagian tugas yang efisien, sehingga tiap bagian mobil mendapatkan perhatian mendalam.
MCL39 menjadi representasi langsung dari filosofi teknis baru McLaren yang menekankan marginal gains atau 'keuntungan kecil' yang terakumulasi. Mereka berhasil memangkas bobot mobil, meningkatkan kekakuan sasis, dan mengembangkan desain aerodinamika seperti floor dan sayap secara berkelanjutan sepanjang musim. Hasilnya, sebuah mobil yang tidak hanya cepat di atas kertas, tetapi juga adaptif terhadap karakteristik lintasan dan kondisi cuaca saat balapan.
2. Pendekatan pengembangan bertahap membuat McLaren tampil maksimal
Dominasi McLaren pada 13 balapan pertama 2025 tergambar jelas dari statistik. Dilansir Pitwall, mereka telah mengoleksi 11 kemenangan, 23 podium, dan 8 pole position, dengan rasio kemenangan mencapai 76,92 persen dan rerata posisi finis di angka 2,81. Kombinasi stabilitas performa dan efektivitas strategi membuat McLaren unggul dua kali lipat lebih dari rival terdekat dalam klasemen konstruktor hingga paruh pertama 2025.
Kunci utama performa MCL39 terletak kepada kemampuannya mengelola suhu ban belakang, terutama di trek yang membatasi daya cengkeram ban. McLaren konsisten menjaga temperatur permukaan ban tetap optimal yang memberi keuntungan besar di sirkuit dengan karakter rear-limited, seperti di Sirkuit Internasional Bahrain dan Hungaroring. Selain itu, desain suspensi dengan geometri anti-dive yang berfungsi mengurangi gerakan menukik, serta interaksi harmonis antara aerodinamika dan dinamika kendaraan turut memperkuat performa mobil di tiap jenis tikungan.
Keunggulan McLaren juga diperkuat pendekatan hati-hati, tetapi sistematis terhadap pengembangan. Sebagai contoh, mereka hanya menguji sayap depan baru di GP Kanada sebelum akhirnya memasangnya penuh di GP Austria setelah validasi data yang matang. Pola performa mereka pun menunjukkan dominasi yang konsisten terhadap lintasan dengan suhu tinggi atau grip rendah, yang menandakan fondasi downforce yang sangat kuat. Hal ini makin menegaskan performa MCL39 bukan hasil satu trik teknis, melainkan buah dari optimasi menyeluruh yang menyentuh semua aspek mobil.
3. Meski mendominasi, rivalitas Oscar Piastri versus Lando Norris bisa mengganggu dinamika tim
Meski dominan di lintasan, McLaren mulai menghadapi dinamika internal yang tak bisa diabaikan. Persaingan antara Oscar Piastri dan Lando Norris tak jarang menimbulkan ketegangan di lintasan. Pada seri pembuka 2025 di GP Australia, Piastri diinstruksikan untuk tidak menyalip Norris meski terlihat lebih cepat. Situasi serupa terjadi di GP Jepang, ketika Piastri kembali meminta izin untuk menyerang, tetapi ditolak dengan alasan Norris sedang menyimpan tenaga untuk dorongan terakhir.
Konflik ini mengingatkan kepada persaingan legendaris antarrekan setim seperti Lewis Hamilton–Nico Rosberg atau Ayrton Senna–Alain Prost. Dengan kedua pembalap saling bersaing ketat, Piastri memimpin klasemen dengan 284 poin dan 6 kemenangan, disusul Norris dengan 275 poin dan 5 kemenangan, McLaren harus bijak dalam menyeimbangkan ambisi pribadi dengan kepentingan tim. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, potensi gesekan ini bisa menjadi bumerang pada paruh kedua 2025.
Selain urusan internal, dominasi McLaren turut diperkuat dengan kegagalan pesaing utama. Ferrari, yang berada di peringkat kedua klasemen konstruktor, memiliki masalah suspensi dan desain sasis yang memaksa mereka menggunakan setelan ekstrem dan ride height lebih tinggi. Masalah ini tampak di GP Hungaria ketika ban baru Charles Leclerc justru mengganggu setelan sasis mobil SF-25 dan membuatnya kehilangan posisi podium.
Red Bull pun belum mampu mengatasi masalah keseimbangan dan understeer pada mobil RB21. Hal ini makin diperparah dengan transisi kepemimpinan usai kepergian Christian Horner. Sementara itu, Mercedes masih tertinggal dalam hal inovasi teknis, yang menjadikan McLaren terlihat tanpa pesaing serius pada paruh pertama musim.
Namun, McLaren tak bisa bersantai. Musim 2026 akan membawa regulasi teknis baru dan mereka harus mulai mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan mobil masa depan tanpa mengorbankan peluang juara musim ini. Dengan tekanan dari dalam dan luar, menjaga stabilitas tim akan menjadi ujian berat berikutnya.
McLaren telah membuktikan diri sebagai tim Formula 1 terbaik sejauh ini dengan kombinasi inovasi teknis dan performa yang tak terbantahkan. Namun, tantangan sebenarnya adalah mempertahankan keunggulan ini di tengah tekanan internal dan persaingan yang kian sengit.