Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Pat Hennen, Pembalap Amerika Pertama yang Menang MotoGP

ilustrasi balap (pixabay.com/Daniel Byram)
ilustrasi balap (pixabay.com/Daniel Byram)
Intinya sih...
  • Pat Hennen, pionir balap Amerika yang menang di MotoGP kelas 500cc
  • Hennen juga pernah menjadi penantang gelar MotoGP dan finis tiga besar klasemen
  • Kecelakaan saat balapan Isle of Man TT mengakhiri karier balap Hennen

Amerika Serikat punya banyak pembalap hebat. Dalam daftar legenda MotoGP saja ada delapan pembalap asal Negeri Paman Sam. Mereka adalah Kenny Roberts, Kenny Roberts Junior, Randy Mamola, Freddie Spencer, Eddie Lawson, Wayne Rainey, Kevin Schwantz, dan Nicky Hayden.

Kendati begitu, ada satu lagi pembalap Amerika Serikat yang tak masuk daftar di atas, tetapi punya catatan sejarah menarik. Ia adalah Pat Hennen, pembalap kelahiran Arizona yang merupakan rider Amerika pertama yang menang balapan MotoGP. Bagaimana kisah Pat Hennen jadi seorang pionir? Berikut ulasannya!

1. Pionir kampiun MotoGP asal Amerika Serikat

Pat Hennen lahir pada 1953 di negara bagian Arizona. Sama seperti pembalap Amerika lain, Hennen memulai kariernya dari balapan flat track. Sejak 1972 ia banyak berlaga di banyak kompetisi dan cukup berprestasi.

Ia lantas mencoba peruntungan di ajang Grand Prix. Mulai musim 1976, Pat Hennen jadi rookie di MotoGP dan berlaga di kelas premier yang kala itu masih terkenal dengan sebutan GP500 atau kelas 500cc. Di sini Hennen ternyata tampil memukau.

Di seri GP Finlandia di Sirkuit Imatra, Hennen sukses jadi kampiun di atas Suzuki. Pat Hennen menang di depan pembalap tuan rumah Teuvo Lansivuori dan Philippe Coulon asal Swiss. Dengan hasi ini, Pat Hennen jadi orang Amerika pertama yang menang balapan kelas 500cc.

Sejatinya tak ada yang menyangka pembalap asal Amerika bisa menang. Panitia penyelenggara bahkan tak menyiapkan lagu kebangsaan The Star-Spangled Banner untuk diputar. Meski begitu, kemenangan Hennen tetap bernilai sejarah penting bagi dunia balap Amerika.

2. Sempat bersaing dalam perebutan gelar juara

Pat Hennen tak hanya jadi pionir dalam merebut kemenangan Grand Prix. Ia juga sempat menjadi penantang dalam perebutan gelar. Pada musim debutnya musim 1976, Hennen menempati tiga besar klasemen akhir di bawah Barry Sheene dan Teuvo Lansivuori.

Setahun berikutnya pada 1977, Hennen tampil makin agresif. Ia merebut lima podium, termasuk kemenangan di Inggris. Sayangnya, ia masih menempati posisi tiga besar klasemen akhir di belakang Barry Sheene dan Steve Baker.

Memasuki musim 1978, Pat Hennen makin matang. Ia merebut empat podium pada awal musim. Ia finis runner-up di seri perdana musim itu di Venezuela. Hennen lalu menang di seri Spanyol di Sirkuit Jarama. Sempat gagal finis di Austria, ia lantas finis runner-up di Sirkuit Nogaro, Prancis dan Sirkuit Mugello, Italia.  

Untuk jadi yang terdepan, Hennen bersaing dengan Kenny Roberts dan Barry Sheene. Melawan Roberts, selisih poin di antara mereka sempat hanya 1 poin. Hanya saja, Hennen mengalami kecelakaan parah musim itu. Gelar tahun 1978 akhirnya dimenangkan oleh Kenny Roberts yang kini menjadi legenda balap asal Amerika Serikat.

3. Cedera parah membuat Hennen pensiun dini

Kecelakaan parah yang dialami Pat Hennen bukan terjadi di balapan Grand Prix. Saat jeda MotoGP 1978, Hennen mengikuti balapan Isle of Man TT yang terkenal berbahaya. Ia terpaksa berlaga di balapan tersebut untuk kepentingan promosi penjualan Suzuki di Inggris.

Nahasnya, Hennen mengalami kecelakaan yang mengakhiri karier balapnya. Ia cedera di bagian kepala yang menyebabkan kerusakan otak. Pemulihannya sangat lambat. Dampak cederanya pun berkepanjangan. Meski pulih, ia masih mengalami gangguan bicara, ingatan, dan mobilitas untuk beberapa waktu. Karena kecelakaan ini, Hennen harus pensiun dari balapan.

Pat Hennen adalah pionir. Ia mengawali kejayaan pembalap Amerika yang kelak disandang nama-nama besar, seperti Roberts senior dan junior, Mamola, Spencer, Lawson, Rainey, Schwantz, dan Hayden. Meski karier balapnya singkat, pencapaian Hennen melekat ketat di catatan sejarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us