Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menilik Secercah Karier Bruno Senna, Sosok Dekat Ayrton Senna

Bruno Senna (commons.wikimedia.org/United Autosports)

Mendiang Ayrton Senna da Silva dianggap sebagai salah satu pembalap Formula 1 terbaik sepanjang sejarah. Selama perjalanannya di Formula 1, pembalap berkebangsaan Brasil yang meninggal dunia pada 1 Mei 1994 ini telah membukukan 41 kemenangan dari 162 entri balapan. Dalam ranah keluarga, pembalap setinggi 1,75 meter ini memiliki saudara kandung perempuan bernama Viviane Senna da Silva.

Viviane Senna da Silva merupakan ibunda dari Bruno Senna yang lahir pada 15 Oktober 1983 di Sao Paulo, Brasil. Ayahnya adalah Flavio Lalli. Bruno Senna kelak membalap di Formula 1, sama seperti pamannya, Ayrton Senna.

1. Bruno Senna mengenal go-kart pada usia 6 tahun

Bruno Senna (commons.wikimedia.org/Nic Redhead)

Saat berusia 6 tahun, Bruno Senna diperkenalkan pada go-kart oleh kakeknya, Milton da Silva, yang juga menjadi sosok ayah bagi Ayrton Senna. Akan tetapi, karier balapnya berhenti pada usia 10 tahun, saat pamannya tewas dalam kecelakaan di Formula 1. Tragedi lebih lanjut menimpa Bruno pada Maret 1996, kala ayahnya tewas dalam kecelakaan motor di Sao Paulo. Dengan demikian, Bruno mundur dari dunia balap selama bertahun-tahun.

Saat berusia 20 tahun, Bruno Senna menjelaskan kepada ibunya tentang keinginannya untuk kembali membalap. Dia kembali memasuki ranah karting pada 2003, lalu pergi ke Inggris pada 2004 akhir. Di sana, dirinya bergabung dengan Formula BMW Inggris dan membalap untuk Carlin Motorsport. Dalam enam penampilannya di ajang ini, raihan terbaiknya adalah finis keenam.

Pada 2005, Bruno Senna membalap untuk Raikkonen Robertson Racing, tim yang dikelola Kimi Raikkonen dan Steve Robertson, di F3 Inggris. Pada musim debutnya di ajang ini, pembalap yang mengidolakan Michael Jackson, The Corrs, Duffy, Above and Beyond, dan Freemasons ini sukses menorehkan beberapa prestasi, salah satunya tiga podium, yang mengantarkannya finis kesepuluh klasemen pembalap. Ajang F3 Inggris sendiri dimenangi Ayrton Senna pada 1983.

Bruno Senna bekerja untuk tim yang sama, di ajang yang sama, pada 2006. Untuk yang satu ini, kariernya jauh lebih dominan daripada musim sebelumnya. Di F3 Inggris 2006, pembalap yang gemar menyantap aubergine parmeggiana ini sukses menorehkan 5 kemenangan, 9 podium, dan 3 start terdepan yang membuahkan posisi ketiga klasemen pembalap dengan 229 poin.

2. Bruno Senna bergabung dengan Arden International di GP2 2007

Bruno Senna (commons.wikimedia.org/United Autosports)

Untuk 2007, Bruno Senna dikontrakArden International di GP2. Pembalap yang gemar mendengarkan musik ini berhasil meraih kemenangan pada balapan utama dari pekan balap keduanya di GP2. Rapor akhir musim GP2 2007 Bruno Senna adalah 1 kemenangan dan 3 podium yang membawanya finis kedelapan dalam klasemen pembalap dan didaulat sebagai pembalap pemula terbaik kedua, tepat di belakang Kazuki Nakajima.

Pada musim keduanya di GP2, Bruno Senna beralih membela iSport International. Keputusan ini dirasa tepat, karena pembalap seberat 69 kilogram ini mencatat 2 kemenangan, 6 podium, dan 3 start terdepan yang menghadiahkannya posisi kedua pada klasemen pembalap GP2 2008. Rapor ini lebih baik daripada lawan main Bruno yang kelak bertanding di Formula 1, yaitu Lucas di Grassi, Romain Grosjean, Pastor Maldonado, dan masih banyak lagi.

Selama kariernya di GP2 2008, Bruno Senna memenangi balapan di tengah hujan lebat yang mengguyur Silverstone. Selain itu, dirinya juga memenangi balapan di Monako. Dengan demikian, kedua prestasi ini merupakan pengingat atas kuatnya dominasi pamannya pada 1988.

3. Bruno Senna debut di Formula 1 2010 dengan berseragam HRT

Pada 2010, Bruno Senna ditugaskan untuk membela tim yang masih segar di Formula 1, HRT. Dirinya mendapat tiga rekan satu tim yang berbeda pada musim tersebut, yaitu Christian Klien, Karun Chandhok, dan Sakon Yamamoto. Bagaimana pun, ini adalah musim Formula 1 yang sulit bagi Bruno Senna, di mana ia hanya sanggup finis ke-25 pada klasemen pembalap dengan raihan terbaik adalah finis ke-14 pada Grand Prix Korea.

Pada 2011, Bruno Senna dipilih Renault sebagai 1 dari 2 pembalap ketiga mereka. Sebagai seorang pembalap pengganti, pengalaman pertamanya di Formula 1 2011 terjadi pada pekan balap ke-12. Torehan terbaiknya di Formula 1 musim ini adalah finis kesembilan pada GP Italia yang membuatnya finis ke-18 dalam klasemen pembalap.

Pada 2012, Bruno Senna dikontrak Williams, tim asal Inggris yang dibela pamannya di Formula 1 1994. Secara keseluruhan, Bruno Senna meraup hasil yang lebih dominan di Formula 1 2012 daripada Formula 1 2011 dan 2010. Dalam musim Formula 1 ini, dirinya sukses finis keenam pada GP Malaysia dan menjadi yang tercepat pada GP Belgia. Hasilnya, Bruno Senna finis ke-16 pada klasemen pembalap Formula 1 dengan membukukan 31 poin.

Untuk 2013, Bruno Senna beralih membalap di Kejuaraan Ketahanan Dunia. Pada musim Kejuaraan Ketahanan Dunia yang satu ini, dirinya melaju di kelas GTE Pro untuk Aston Martin Racing dengan mengendarai mobil GT. Pembalap bermata cokelat ini berbagi mobil Aston Martin Racing dengan tokoh pembalap lain, seperti Darren Turner, Stefan Mucke, Fred Makowiecki, dan Rob Bell.

Karier Formula 1 Bruno Senna terbilang berlangsung cepat, meskipun dirinya memboyong nama pamannya sebagai identitas. Kasus serupa juga terjadi kepada Mick Schumacher, anak dari Michael Schumacher, yang hanya membalap selama 2 musim di Formula 1, per artikel ini ditulis. Memang, pembalap yang memiliki relasi dengan pembalap lain yang lebih populer, apalagi dalam konteks keluarga, akan mendapat tekanan yang lebih berat dalam berkarier.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Written by IRIZU
EditorWritten by IRIZU
Follow Us