Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pembalap Formula 1 yang Membela Mercedes dan Ferrari

Lewis Hamilton (formula1.com)
Intinya sih...
  • Lewis Hamilton akan pindah ke Ferrari mulai 2025 setelah 8 musim bersama Mercedes.
  • Selain Hamilton, ada empat pembalap lain yang pernah membela Marcedes dan Ferrari.
  • Michael Schumacher, Piero Trauffi, Andre Simon, dan Juan Manuel Fangio pernah membela dua tim elite Formula 1 itu.

Mercedes dan Ferrari merupakan dua tim besar yang saat ini berkompetisi di Formula 1. Ferrari merupakan tim tersukses di Formula 1 dengan koleksi 16 gelar juara dunia konstruktor dan 15 gelar juara dunia pembalap. Sementara itu, Mercedes merupakan pabrikan tersukses sejak Formula 1 memasuki era turbo hybrid pada 2014.

Lewis Hamilton menjadi pembalap terbaru yang membela kedua tim tersebut. Menariknya, tak banyak pembalap yang pernah berada di balik kemudi Ferrari dan Mercedes. Itu karena Mercedes sempat absen cukup lama dari Formula 1 sebelum akhirnya kembali pada 2010.

Termasuk Hamilton, berikut lima pembalap yang membela Ferrari dan Mercedes.

1. Juan Manuel Fangio menjadi juara dunia bersama Mercedes dan Ferrari

Juan Manuel Fangio (formula1.com)

Juan Manuel Fangio merupakan legenda balap Formula 1 asal Argentina yang memiliki lima gelar juara dunia. Selama kariernya, Fangio membela empat tim besar, yakni Alfa Romeo, Maserati, Mercedes, dan Ferrari. Hebatnya, Fangio selalu bisa menjadi juara dunia bersama keempat tim tersebut.

Fangio membela Mercedes pada 1954 bersamaan dengan masuknya tim asal Jerman tersebut ke Formula 1. Namun, Fangio baru bergabung pada GP Prancis yang merupakan balapan keempat. Sebelumnya, ia sempat balapan untuk Maserati dengan koleksi dua kemenangan.

Fangio dan Mercedes ternyata merupakan kombinasi luar biasa. Fangio berhasil meraih empat kemenangan untuk menjadi juara dunia. Kesuksesan tersebut berlanjut pada 1955 dengan Fangio kembali menjadi juara dunia. Kebersamaan keduanya berakhir setelah 1955 karena Mercedes memutuskan mundur dari Formula 1.

Pada 1956, Fangio memilih untuk membela Ferrari. Lagi-lagi Fangio tampil sebagai juara dunia setelah memenangi 3 dari 8 balapan. Itu juga menjadi satu-satunya musim Fangio bersama tim yang identik dengan warna merah tersebut.

2. Andre Simon gagal tampil apik untuk kedua tim

Andre Simon (twitter.com/MercedesAMGF1)

Andre Simon pertama kali membela Ferrari pada 1952. Namun, kisahnya tak cukup sukses karena Simon hanya dua kali balapan bagi Ferrari. Ia gagal finis pada GP Swiss yang merupakan balapan perdananya. Ia juga hanya bisa mengakhiri balapan di posisi keenam pada GP Italia.

Setelah itu, Simon sempat meninggalkan Formula 1 untuk beberapa saat. Ia baru kembali pada 1955 yang kali ini bersama Mercedes, tepatnya pada GP Monako. Simon menggantikan posisi Hans Herrmann yang mengalami cedera. Sayang, Simon gagal menyelesaikan balapan karena masalah teknis. Itu juga merupakan satu-satunya balapan yang dilakoni Simon bersama Mercedes.

3. Piero Taruffi meraih satu-satunya kemenangan bersama Ferrari

Piero Taruffi (formula1.com)

Piero Taruffi tercatat hanya sekali meraih kemenangan selama kariernya di Formula 1. Momen tersebut terjadi pada GP Swiss 1952 bersama Ferrari. Pada musim itu, Taruffi tampil apik dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir pembalap di belakang dua rekan setimnya, Alberto Ascari dan Giuseppe Farina.

Pada dua balapan terakhir musim 1955, Taruffi memutuskan meninggalkan Ferrari dan bergabung dengan Mercedes. Penampilannya pun terbilang apik dengan meraih peringkat keempat pada GP Inggris dan finis kedua pada GP Italia. Mundurnya Mercedes dari Formula 1 membuat Taruffi bergabung dengan Maserati pada musim berikutnya.

4. Michael Schumacher mengakhiri kariernya bersama Mercedes

Michael Schumacher (twitter.com/F1)

Michael Schumacher mengalami masa-masa keemasan dalam kariernya selama membela Ferrari. Schumacher pertama kali bergabung dengan tim berlogo kuda jingkrak tersebut pada 1996. Padahal, saat itu Ferrari tak dalam posisi bagus karena sudah tak meraih gelar juara dunia pembalap sejak 1979.

Meski sering menjadi pesaing gelar juara dunia, Schumacher harus menunggu hingga 2000 untuk menyuguhkan titel juara dunia pertamanya bersama Ferrari. Setelahnya, karier Schumacher berlangsung mulus dengan tambahan empat gelar juara dunia. Kebersamaan keduanya berakhir pada 2006 ketika Schumacher memutuskan gantung helm dari Formula 1.

Pada 2010, Schumacher mengejutkan publik Formula 1 dengan memutuskan untuk kembali mengaspal. Namun, kali itu, Schumacher yang sudah berusia 40 tahun tak bersama Ferrari melainkan Mercedes. Usia yang tak lagi muda dan performa Mercedes yang tak terlalu dominan membuat Schumacher hanya meraup satu podium. Ia akhirnya benar-benar meninggalkan Formula 1 pada 2012.

5. Lewis Hamilton akan bergabung dengan Ferrari pada 2025

Lewis Hamilton (formula1.com)

Musim 2024 menjadi kali terakhir Lewis Hamilton bersama Mercedes. Sebab, mulai 2025, pembalap asal Inggris tersebut akan memulai petualangan barunya bersama Ferrari. Hamilton hendak meninggalkan Mercedes setelah meraih 82 kemenangan dan 6 gelar juara dunia, yang mungkin bertambah pada 2024 ini. Tak dapat dimungkiri, kombinasi Hamilton dan Mercedes merupakan yang terbaik pada era turbo hybrid.

Mercedes memang cukup kesulitan dalam 2 musim terakhir sejak Formula 1 mengusung konsep ground effect. Hal itu membuat Hamilton tak meraih 1 pun kemenangan dalam 2 musim terakhir. Usianya yang sudah tak lagi muda membuat Hamilton tak bisa menunggu lebih lama untuk meraih gelar juara dunia kedelapan.

Keputusannya merapat ke Ferrari membuat Hamilton untuk pertama kalinya menggunakan mobil yang tak disuplai mesin buatan Mercedes. Hamilton juga menjadi pembalap kesebelas asal Britania Raya yang akan berada di balik kemudi Ferrari. Duetnya dengan Charles Leclerc pun begitu dinanti karena keduanya merupakan pembalap dengan kemampuan luar biasa.

Keputusan Hamilton bergabung dengan Ferrari membuatnya mengikuti jejak keempat pendahulunya. Hamilton bisa saja menyamai pencapaian Juan Manuel Fangio yang pernah juara dunia bersama kedua tim. Ia juga berpotensi menyalip koleksi tujuh gelar juara dunia milik Michael Schumacher.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us