8 Perebutan Gelar Juara Dunia F1 Antara 3 Pembalap pada Seri Terakhir

- Giuseppe Farina menjadi juara dunia pertama Formula 1 pada 1950 setelah memenangi seri terakhir di GP Italia.
- Jack Brabham mendorong mobilnya menuju garis finis di GP Amerika Serikat untuk meraih gelar juara dunia 1959.
- John Surtees mencetak sejarah sebagai satu-satunya juara dunia Formula 1 dan MotoGP pada 1964.
Penentuan siapa yang akan menjadi juara dunia Formula 1 2025 harus diselesaikan hingga seri terakhir di GP Abu Dhabi, Minggu (7/12/2025). Pertarungan terjadi antara tiga pembalap, yakni Lando Norris, Max Verstappen, dan Oscar Piastri. Norris yang berada di puncak klasemen sementara sedikit diunggulkan dibanding dua pesaingnya.
Pertarungan antara tiga pembalap atau lebih dalam perebutan gelar juara dunia hingga seri terakhir di Formula 1 selalu seru untuk disaksikan. Hal itu karena apapun masih bisa terjadi sehingga kerap memunculkan banyak drama. Termasuk 2025, berikut 8 perebutan gelar juara dunia antara tiga pembalap atau lebih pada seri terakhir Formula 1.
1. Giuseppe Farina menjadi juara dunia pertama Formula 1 usai memengani seri terakhir
Musim pertama Formula 1 pada 1950 langsung menyajikan pertarungan antara tiga pembalap dalam perebutan gelar juara dunia. Tiga pembalap Alfa Romeo, Juan Manuel Fangio, Giuseppe Farina, dan Luigi Fagioli, bertarung hingga seri terakhir di GP Italia. Fangio saat itu lebih diuntungkan karena unggul 2 poin dari Fagioli dan 4 poin dari Farina.
Sayang, Fangio yang start dari pole position gagal menyelesaikan balapan. Gelar juara dunia akhirnya jatuh ke tangan Farina yang menjadi pemenang balapan. Sementara, Fagioli hanya sanggup finis ketiga.
2. Jack Brabham mendorong mobilnya menuju garis finis di GP Amerika Serikat untuk meraih gelar juara dunia 1959
Jack Brabham berduel dengan Stirling Moss dan Tony Brooks dalam perebutan gelar juara dunia pada seri terakhir musim 1959 di GP Amerika Serikat. Brabham di atas kertas lebih diunggulkan karena unggul 5,5 poin dari Moss dan 8 poin dari Brooks. Ia hanya perlu finis keempat untuk mengunci gelar juara dunia jika Moss meraih kemenangan.
Pada saat balapan, Moss yang start dari pole position mendominasi balapan. Sayang, mobil Moss mengalami masalah yang membuatnya gagal finis. Setelah itu, pimpinan balapan diambil alih oleh Brabham.
Namun, mobil Brabham kehabisan bahan bakar beberapa meter sebelum garis finis. Ia pun lantas mendorong mobil Cooper miliknya hingga menyentuh garis finis. Meski hanya finis keempat, itu sudah cukup untuk membuatnya keluar sebagai juara dunia.
3. John Surtees mencetak sejarah sebagai satu-satunya juara dunia Formula 1 dan MotoGP pada 1964
Tiga pembalap Britania Raya mendominasi Formula 1 1964. Jim Clark, Graham Hill, dan John Surtees masih berpeluang meraih gelar juara dunia hingga seri terakhir di GP Meksiko. Hill lebih difavoritkan karena unggul 5 poin dari Surtees dan 9 poin dari Clark.
Pada saat balapan, Hill gagal finis setelah bersenggolan dengan rekan setim Surtees, Lorenzo Bandini. Sementara, Clark harus menepikan mobilnya pada lap terakhir karena kebocoran oli. Hal itu membuat Surtees meraih gelar juara dunia setelah finis kedua. Surtees sekaligus mencetak sejarah sebagai pembalap pertama dan satu-satunya yang menjadi juara dunia Formula 1 dan MotoGP.
4. Nelson Piquet meraih gelar juara dunia pertamanya di GP Caesars Palace 1981
Seri terakhir musim 1981 di GP Caesars Palace menyajikan pertarungan antara Carlos Reutemann, Nelson Piquet, dan Jacques Laffite dalam perebutan gelar juara dunia. Reutemann berada di atas angin karena unggul 1 poin dari Piquet dan 6 poin dari Laffite. Pembalap asal Argentina tersebut bahkan sukses merebut pole position.
Namun, kondisi balapan di Las Vegas yang saat itu jauh dari kata ideal membuat ketiganya tampil buruk. Reutemann dan Laffite masing-masing hanya mampu finis kedelapan dan keenam. Hasil itu membuat gelar juara dunia menjadi milik Piquet yang finis kelima.
5. Alain Prost meraih gelar juara dunia 1986 usai mengalahkan duo Williams
Nigel Mansell yang mengendarai Williams menjadi pembalap yang diprediksi keluar sebagai juara dunia pada seri terakhir musim 1986 di GP Australia. Pembalap asal Inggris tersebut unggul 6 poin dari Alain Prost dan 7 poin dari rekan setimnya, Nelson Piquet. Namun, akhir dramatis membuat Mansell gagal meraih gelar juara dunia pertamanya.
Mansell yang cukup nyaman berada di posisi ketiga mengalami pecah ban dengan 19 lap tersisa. Kejadian itu membuat Prost meraih gelar juara dunia usai keluar sebagai pemenang. Sementara, Piquet gagal mengamankan gelar juara dunia bagi Williams setelah hanya finis kedua.
6. Kimi Raikkonen mengalahkan duo McLaren untuk menjadi juara dunia 2007
Duo McLaren, Lewis Hamilton dan Fernando Alonso, berada dalam posisi yang cukup menguntungkan jelang seri terakhir musim 2007 di GP Brasil. Hamilton berada di puncak klasemen dengan keunggulan empat poin dari Alonso. Keduanya ditempel oleh pembalap Ferrari, Kimi Raikkonen, yang berselisih tujuh poin dari Hamilton.
Posisi tersebut justru berbalik pada saat balapan. Raikkonen berhasil meraih gelar juara dunia usai meraih kemenangan. Sementara, Hamilton yang mengalami beberapa masalah hanya mampu finis ketujuh. Alonso juga tak berhasil menjadi juara dunia karena hanya finis ketiga.
7. Sebastian Vettel membalikan keadan di GP Abu Dhabi untuk meraih gelar juara dunia 2010
Empat pembalap masih berpeluang meraih gelar juara dunia di GP Abu Dhabi 2010. Mereka adalah, Fernando Alonso, Mark Webber, Sebastian Vettel, dan Lewis Hamilton. Alonso cukup diunggulkan karena unggul 8 poin dari Webber, 15 poin dari Vettel, dan 24 poin dari Hamilton. Musim 2010 merupakan satu-satunya musim di mana terdapat empat pembalap yang masih bersaing dalam perebutan gelar juara dunia hingga seri terakhir.
Pada saat balapan, Alonso dan Webber tampil buruk karena hanya mampu finis ketujuh dan kedelapan. Gelar juara dunia justru direbut Vettel yang sukses meraih kemenangan. Vettel yang saat itu berusia 23 tahun menjadi juara dunia termuda dalam sejarah Formula 1.
8. Max Verstappen, Lando Norris, dan Oscar Piastri bertarung memperebutkan gelar juara dunia di GP Abu Dhabi 2025
GP Abu Dhabi menjadi penentu siapa yang akan menjadi juara dunia Formula 1 2025. Tiga pembalap masih berpotensi menjadi juara dunia, yakni Lando Norris, Max Verstappen, dan Oscar Piastri. Norris sedikit di atas angin karena unggul 12 poin dari Verstappen dan 16 poin dari Piastri.
Norris hanya butuh finis ketiga jika ingin memastikan gelar juara dunia. Ia bahkan masih bisa menjadi juara dunia jika finis kesebelas atau gagal meraih poin. Namun, hal itu bisa terjadi asalkan Verstappen dan Piastri masing-masing finis keempat dan ketiga.
Sementara, jalan Verstappen dan Piastri untuk menjadi juara dunia sedikit lebih berat. Kemenangan menjadi harga mati bagi keduanya untuk membuka peluang meraih gelar juara dunia. Verstappen dan Piastri dipastikan kehilangan gelar juara dunia jika masing-masing finis keempat dan ketiga.
Perebutan gelar juara dunia Formula 1 antara tiga pembalap atau lebih pada seri terakhir memang cukup jarang terjadi. Menariknya, tak semua pembalap yang datang dengan keunggulan poin keluar sebagai juara dunia. Kejutan bisa saja terjadi pada saat balapan.


















