Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perjalanan Jonatan Christie Menjuarai Korea Open 2025

ilustrasi bulu tangkis
ilustrasi bulu tangkis (unsplash.com/Glen Carrie)
Intinya sih...
  • Jonatan Christie menaklukkan tunggal putra Hong Kong pada babak pertama dengan skor 21-11 dan 21-17.
  • Ia mengalahkan tunggal putra Taiwan pada babak kedua dengan skor 22-20, 15-21, dan 21-15.
  • Jonatan Christie menang atas tunggal putra Jepang pada perempat final dengan skor 21-14 dan 21-8.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie, sukses membawa pulang gelar juara dari Korea Open 2025. Hal itu dipastikan setelah ia memenangkan laga final yang berlangsung di Suwon Gymnasium, Suwon, Korea Selatan, pada Minggu (28/9/2025) sore waktu setempat.

Gelar juara ini menjadi gelar juara pertama Jonatan Christie pada 2025. Ia melalui perjalanan yang tidak mudah dalam meraih gelar juara ini. Lantas, seperti apa perjuangannya? Berikut perjalanan Jonatan Christie menjuarai Korea Open 2025.

1. Menaklukkan tunggal putra Hong Kong pada babak pertama

Jonatan Christie memulai perjuangannya di Korea Open 2025 dengan menghadapi tunggal putra Hong Kong, Ng Ka Long Angus. Ini merupakan pertemuan ke-13 nya dengan tunggal putra peringkat 22 dunia tersebut. Pada laga ini, Jonatan Christie menang cukup mudah 2 game langsung dengan skor 21-11 dan 21-17 dalam durasi 42 menit. Kemenangan itu tidak hanya membawanya ke babak berikutnya, tetapi juga membuatnya semakin unggul dalam rekor pertemuan. Kini, ia unggul dengan 8-5.

2. Mengalahkan tunggal putra Taiwan pada babak kedua

Memasuki babak kedua, Jonatan Christie menghadapi tunggal putra Taiwan, Lee Chia Hao. Dalam laga yang menjadi pertemuan ketiga mereka ini, Jonatan Christie mengantongi kemenangan tiga game. Dalam duel yang berlangsung selama 70 menit, ia menang dengan skor ketat 22-20, 15-21, dan 21-15. Ini menjadi kemenangan ketiganya secara berturut-turut atas tunggal putra peringkat 24 dunia tersebut. Ini berarti ia belum terkalahkan dan unggul dalam rekor pertemuan dengan 3-0.

3. Menang atas tunggal putra Jepang pada perempat final

Jonatan Christie mulai bersua sesama tunggal putra unggulan pada perempat final. Pada babak ini, ia bertemu Kenta Nishimoto asal Jepang yang merupakan unggulan ketujuh. Meskipun berhadapan dengan sesama unggulan, Jonatan Christie justru memenangkan laga ini lebih mudah dibandingkan dua laga sebelumnya. Ia menang telak 2 game langsung dalam laga yang hanya berlangsung selama 39 menit dengan skor 21-14 dan 21-8. Kemenangan itu tercatat sebagai kemenangan ke-12 nya atas tunggal putra peringkat 13 dunia tersebut. Ia juga semakin unggul dalam rekor pertemuan dengan 12-9.

4. Memulangkan rekan senegara pada semifinal

Jonatan Christie menghadapi sesama tunggal putra Indonesia pada semifinal. Ia berhadapan dengan Alwi Farhan yang secara mengejutkan melaju hingga semifinal dengan status nonunggulan. Dalam duel antara senior dengan junior ini, Jonatan Christie berhasil mengantongi kemenangan lewat rubber game. Ia menang dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-15 dalam waktu 78 menit. Ini menjadi kali pertama bagi Jonatan Christie mengalahkan tunggal putra peringkat 21 dunia tersebut di turnamen internasional. Sebelumnya, mereka belum pernah bertemu. Dengan demikian, Jonatan Christie unggul sementara dalam rekor pertemuan dengan 1-0.

5. Menumbangkan tunggal putra Denmark pada partai puncak

Pada partai puncak, Jonatan Christie ditantang tunggal putra Denmark yang merupakan unggulan pertama, yakni Anders Antonsen. Dalam laga pamungkas ini, ia membukukan kemenangan dalam pertarungan 3 game yang berjalan selama 75 menit dengan skor 21-10, 15-21, dan 21-17. Kemenangan itu memastikan gelar juara menjadi milik Jonatan Christie. Selain itu, ia juga semakin unggul dalam rekor pertemuan dengan 7-5.

Dengan meraih gelar juara ini, Jonatan Christie menjadi tunggal putra kelima Indonesia yang menjuarai Korea Open. Sebelumnya, ada empat tunggal putra Indonesia yang berhasil melakukannya, yakni Joko Suprianto pada 1993, Ardy Wiranata pada 1994, Hariyanto Arbi pada 1995, dan Anthony Sinisuka Ginting pada 2017.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

5 Pebulu Tangkis Terakhir yang Menjuarai Korea Open Secara Beruntun

28 Sep 2025, 18:02 WIBSport