Atlet Olimpiade Tokyo Positif COVID-19 Usai Tiba di Jepang

Memunculkan kekhawatiran baru soal COVID-19 di Jepang

Jakarta, IDN Times - Kekhawatiran warga Jepang terkait lonjakan kasus COVID-19 seiring berjalannya Olimpiade Tokyo 2020 mulai terbukti. Sebab, beberapa delegasi yang sudah tiba di Jepang dinyatakan positif COVID-19. 

Seorang atlet Uganda dinyatakan positif COVID-19 setibanya di Bandara Narita, Jepang pada Sabtu 19 Juni 2021. Lalu, Rabu 23 Juni 2021, ada lagi perwakilan Uganda di Olimpiade yang dinyatakan positif COVID-19.

Ketakutan penduduk tentang meledaknya kasus positif COVID-19 makin menjadi ketika melihat fakta kalau ada beberapa atlet dari Britania Raya yang menolak menerima vaksin. 

Komite Olimpiade Britania Raya (BOA) masih melobi atlet-atlet tersebut agar mau divaksin. Sebab, hal tersebut sudah menjadi prosedur dan keharusan para pihak yang nantinya terlibat di Olimpiade Tokyo.

"Hingga kini, kami masih meyakinkan mereka untuk mengambil langkah yang tepat. Memang, mereka punya hak dan kami harus menghormatinya. Tapi, buat sekarang sama sekali tak membantu," terang Ketua BOA, Andy Anson, dikutip BBC. 

1. Protes berlanjut

Atlet Olimpiade Tokyo Positif COVID-19 Usai Tiba di JepangWarga dengan msaker pelindung menjaga dari penularan virus COVID-19, mengantre berjarak untuk menyaksikan api Olimpiade saat tur Reli Api Olimpiade Tokyo 2020 di Fukushima, Jepang, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/Kyodo via REUTERS

Gelombang protes terkait pembatalan Olimpiade Tokyo memang belum berhenti. Rabu lalu, sudah ada aksi protes yang dilakukan di depan gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo di distrik Shinjuku. Ratusan pengunjuk rasa berbaris di alun-alun depan Stasiun Shinjuku, Tokyo, untuk menyuarakan penentangan mereka.

Ada tiga alasan yang diajukan untuk menolak Olimpiade Tokyo digelar, menurut aliansi gerakan menolak Olimpiade. Salah satu yang paling utama adalah karena infeksi COVID-19 di sana masih begitu tinggi.

Rata-rata kasus yang muncul selama tujuh hari terakhir, sudah mencapai 400. Angka ini sebenarnya bisa ditekan karena vaksin yang masuk sejak Februari 2021 lalu. Namun, laju vaksinasi masih lambat dan hingga kini baru 16 persen warga Jepang yang menerimanya.

Kepala Serikat Dokter Jepang, Naoto Ueyama, juga membongkar bahaya laten jika Olimpiade Tokyo tetap dijalankan. Ueyama khawatir Olimpiade Tokyo nantinya jadi tempat lahirnya varian baru COVID-19.

Baca Juga: H-30 Olimpiade Tokyo 2020, Gelombang Protes Masih Tinggi

2. Buku panduan bukan jalan keluar

Atlet Olimpiade Tokyo Positif COVID-19 Usai Tiba di JepangPejabat Komite Olimpiade Internasional IOC saat meninjau kesiapan Wisma Olimpiade Tokyo 2020. (Facebook.com/Tokyo 2020)

Penyelenggara Olimpiade Tokyo (TACOG) memilih untuk mengeluarkan buku panduan yang berisikan tentang protokol sepanjang penyelenggaraan. Sejumlah pakar kesehatan bahkan menyebut kalau buku panduan tersebut tak jadi alat ampuh untuk menekan penyebaran COVID-19 sepanjang Olimpiade Tokyo.

Terlebih, ada rencana kalau Olimpiade Tokyo akan menghadirkan penonton hingga 10 ribu orang. Namun, penonton dari luar negeri dilarang buat datang. Langkah yang dianggap tak efektif dalam menekan penyebaran COVID-19 oleh kaum yang kontra dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo.

3. Kampung atlet jadi pusat perhatian

Atlet Olimpiade Tokyo Positif COVID-19 Usai Tiba di JepangTech Spot

Kampung atlet yang terletak di Tokyo nantinya akan jadi fokus dalam penyelenggaraan Olimpiade. Interaksi yang tinggi, pastinya akan terjadi di sana. Tentu, perlu pengawasan ketat di kampung atlet.

Anson mengakui hal tersebut. Dia menyebut pihaknya akan mematuhi aturan terkait protokol kesehatan yang diberlakukan di sana, demi menekan angka penyebaran COVID-19.

"Kami akan setia pada protokol yang diberlakukan dan mematuhi sistem semi bubble. Memang, kampung atlet akan jadi fokus perhatian," ujar Anson.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Jumlah Penonton Dibatasi Maksimal 10 Ribu

Topik:

  • Satria Permana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya