Celoteh Petinggi Pabrikan Eropa Terkait Status Konsesi MotoGP

Garasi MotoGP bergejolak

Beberapa musim ke belakang, pabrikan-pabrikan Eropa mulai tampil kompetitif di ajang MotoGP. Ducati, Aprilia, dan KTM berhasil mengunci berbagai kemenangan di berbagai seri sekaligus menggeser dominasi pabrikan Jepang selama 2 dekade terakhir. 

Musim lalu misalnya, Ducati mengunci 12 kemenangan, KTM 2 kemenangan, dan Aprilia 1 kemenangan. Sementara itu, Yamaha mencatat 3 kemenangan, Suzuki 2 kemenangan, dan Honda tak mencatat satu kemenangan pun. Tak hanya itu, Ducati dengan 8 motor Desmosedici GP berhasil menorehkan 20 podium kedua dan ketiga. Wajar jika kemudian Desmosedici GP didapuk sebagai motor terbaik saat ini.

Performa pabrikan Jepang menukik tajam. Hal ini membuat Dorna ingin mengubah regulasi konsesi dengan mengajukan proposal kepada Motor Sport Manufacturer Association (MSMA) terkait perubahan regulasi konsesi. Rancangan ini pun membuat paddock MotoGP bergejolak; ada yang setuju dan menolak keras. Berikut beberapa catatan para petinggi pabrikan-pabrikan Eropa terkait proposal perubahan regulasi tim konsesi. 

1. Paolo Ciabatti (Ducati) terbuka dengan berbagai opsi

Celoteh Petinggi Pabrikan Eropa Terkait Status Konsesi MotoGPFrancesco Bagnaia (instagram.com/ducaticorse)

Posisi Ducati berada di atas angin. Pabrikan asal Borgo Panigale ini tak dimungkiri menjadi pemasok motor terkuat di starting grid dengan 8 motor Desmosedici GP. Dengan prototipe ini, para pembalap Ducati akrab dengan podium di setiap seri.

Menanggapi kondisi yang dirasakan oleh pabrikan Honda dan Yamaha, Paolo Ciabatti selaku sporting director Ducati cenderung lebih terbuka. Dalam wawancaranya kepada Speedweek, ia berkata bahwa Ducati terbuka dengan berbagai opsi penawaran asalkan masih masuk akal. 

Ia mengatakan jika regulasi konsesi harus adil bagi seluruh pabrikan. Jangan menjadi alasan untuk mengedepankan sosok pembalap ke jalur kemenangan. Ciabatti berharap pabrikan-pabrikan Jepang dapat kembali tampil kompetitif agar kejuaraan semakin menarik. 

Baca Juga: Problematika Tim Mooney VR46, Pengorbanan Besar pada MotoGP 2024

2. Penolakan keras Pit Beirer (KTM)

Celoteh Petinggi Pabrikan Eropa Terkait Status Konsesi MotoGPBrad Binder dan Jack Miller (instagram.com/ktmfactoryracing)

Sikap berbeda muncul dari garasi pabrikan KTM. Pit Beirer selaku CEO KTM mengaku jika mereka menolak perubahan regulasi konsesi. Menurutnya, berdasarkan regulasi saat ini, Honda dan Yamaha tak berhak mendapat status konsesi karena atas torehan musim lalu, kedua pabrikan ini masih sempat mengicipi podium dan kemenangan. Beirer mengatakan jika masalah yang mereka hadapi saat ini harus diselesaikan secara internal. 

“Berapa lama Ducati berjuang meraih kembali puncak kemenangan setelah 2007. Kami (KTM) dan Aprilia pun berjuang. Karena Yamaha belum memenangkan balapan tahun ini bukan berarti mereka membutuhkan konsesi,” kata Beirer dikutip Speedweek.

Pada 2017, KTM mencoba mengubah regulasi terkait aerodinamis, namun, ditolak oleh beberapa pabrikan. Meski begitu, Beirer mengatakan saat itu mereka berjuang keras untuk mengembangkan paket motor mereka mengikuti regulasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan kesepakatan yang telah dibicarakan sebelumnya, perubahan hanya dapat dilakukan akhir musim 2026. 

3. Massimo Rivola (Aprilia) membuka ruang diskusi

Celoteh Petinggi Pabrikan Eropa Terkait Status Konsesi MotoGPAleix Espargaro (instagram.com/aleixespargaro)

Opini dari pabrikan Aprilia tak jauh berbeda dengan Ducati. Massimo Rivola selaku CEO Aprilia menegaskan jika hal terpenting terkait perubahan regulasi ialah tetap adil bagi keseluruhan tim. Rivola mengakui jika mereka sangat ingin kompetisi MotoGP lebih mengasyikkan dan semua pabrikan dapat berkompetisi memperebutkan tempat terbaik. 

“Untuk kompetisi (MotoGP), aku terbuka dengan semua ide. Tapi, kita harus melihat ini dari berbagai sudut pandang dan jangan hanya menguntungkan suatu pihak. Kita harus mencari kriteria yang seimbang,” pungkas Rivola.

Pabrikan-pabrikan Jepang berada di jalur sunyi. Kejayaan yang kerap terlihat beberapa dekade lalu seolah padam. Dari 22 motor yang bertarung pada MotoGP 2023, hanya ada 6 motor pabrikan Jepang yang ikut berkompetisi. Sepanjang 9 seri yang telah digelar pada MotoGP 2023, hanya 1 podium sprint race yang mereka raih (podium ketiga Fabio Quartararo di COTA). Apakah adil jika regulasi konsesi akhirnya diubah? 

Baca Juga: Lin Jarvis Beberkan Kelemahan YZR-M1 di MotoGP 2023, Bukan Soal Mesin

Rizki Putra Zuwandono Photo Verified Writer Rizki Putra Zuwandono

Joy of Creating Something...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya