6 Perguruan Pencak Silat di Indonesia, Tertua PSHT!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pencak silat merupakan salah satu beladiri asli dari Indonesia. Maka, tak heran jika begitu banyak perguruan dan aliran silat yang berdiri di Indonesia, karena sejarahnya begitu panjang.
Tak hanya di Indonesia, pencak silat sebenarnya juga dikenal luar di sejumlah negara kawasan Asia Tenggara. Hanya saja, kesenian bela diri ini memiliki sebutan berbeda, misalnya gayong dan cekak di Malaysia dan Singapura, bersilat di Thailand, dan pasilat di Filipina.
Menariknya, pencak silat diperkirakan sudah ada dan tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara sejak abad tujuh. Seiring berjalannya waktu, seni bela diri ini mengalami perkembangan dengan munculnya sejumlah aliran pencak silat. Penasaran apa saja enam aliran pencak silat dari yang ada di Indonesia? Simak daftarnya di bawah ini.
Baca Juga: 6 Kuda-kuda dalam Pencak Silat, Mana yang Paling Kokoh?
1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
Salah satu perguruan pencak silat yang cukup terkemuka di Indonesia adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Didirikan pada tahun 1903 oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo atau Eyang Suro, perguruan pencak silat ini awalnya dikenal sebagai Gendilo Tjipto sebelum berganti nama menjadi Persaudaraan Setia Hati pada tahun 1917.
Secara makna, Setia Hati mengandung arti sebagai kesatuan tunggal yang ada dalam hati dan pikiran manusia yang orientasi kepada Tuhan. Sementara itu, Terate diartikan sebagai keindahan dan keagungan bunga yang hidup dalam situasi dan kondisi apapun.
Salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia ini memiliki semboyan persaudaraan antara manusia. Tak cuma itu, dalam ajarannya, PSHT mengombinasikan seni bela diri dengan ajaran spiritual, seperti ilmu kebatinan atau spiritualitas.
2. Perisai Diri
Selain PSHT, pencak silat Perisai Diri termasuk perguruan tertua di Indonesia. Perguruan seni bela diri ini didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam, di Surabaya pada 2 Juli 1955.
Sebelum mendirikan Perisai Diri, RM Soebandiman Dirdjoatmodjo diminta oleh pamannya, Ki Hajar Dewantara, untuk mengajarkan ilmu bela diri di lingkungan Perguruan Taman Siswa. Adapun beberapa perguruan pencak silat Perisai Diri mengombinasikan aliran Cina, seperti aliran Shaolin alias Siauw Liem.
Baca Juga: 6 Perguruan Pencak Silat Indonesia yang Berkembang di Luar Negeri
3. Pagar Nusa
Editor’s picks
Salah satu perguruan pencak silat yang berasal pesantren Nahdlatul Ulama (NU) adalah Pagar Nusa. Istilah pagar Nusa merupakan singkatan dari Pagar NU dan Bangsa.
Pada 1986, Pagar Nusa menjadi wadah perkumpulan pencak silat di bawah naungan NU. Pagar Nusa juga terbagi ke dalam beberapa bagian seperti Pagar Nusa Gasmi, Pagar Nusa Batara Perkasa, Pagar Nusa Satria Perkasa Sejati atau Saperti, dan masih banyak lagi.
4. Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Selain NU, Muhammadiyah juga mendirikan perguruan pencak silat bernama Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Sebagai bagian dari organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah, aliran pencak silat ini diperuntukkan anggota Muhammadiyah yang memiliki niat untuk sungguh-sungguh belajar seni bela diri ini.
Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah mengajarkan proses belajar ilmu tanpa melibatkan kesesatan atau syirik. Dalam prosesnya, para pesilat tak hanya mengenal dan menghafal gerakan atau jurus, tapi juga mempelajari penguatan akidah, akhlak atau moralitas dalam pergaulan, ketahanan mental, dan kepemimpinan.
Baca Juga: Keren, 9 Fakta Pencak Silat Melanglang Buana Sukses Sampai ke Amerika!
5. Merpati Putih
Pencak silat Merpati Putih menjadi salah satu perguruan yang diminati selanjutnya. Sejatinya, aliran pencak silat dengan tangan kosong ini diajarkan secara khusus untuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di setiap kesatuan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Istiah Merpati Putih merupakan singkatan dari "mersudi patitising tindak pusakane titising hening" yang artinya "mencari sampai mendapat kebenaran dengan ketenangan". Tak hanya itu, perguruan ini juga memiliki motto "sumbangsihku tak berharga, namun keikhlasanku nyata".
6. Silat Cimande
Aliran pencak silat yang ada di Indonesia berikutnya adalah pencak silat Cimande. Berkembang di Kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor, kesenian bela diri ini dipimpin oleh Abah Khaer. Menariknya, aliran pencak silat ini diatur oleh Taleq atau kode etik yang harus ditaati seluruh anggota silat. Diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, inilah kode etik pencak silat Cimande.
- Harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya
- Tidak boleh melawan kepada ibu dan bapak serta orang yang sudah tua
- Tidak boleh melawan guru dan ratu atau pemerintah, dan lain sebagainya.
Inilah enam aliran pencak silat di Indonesia yang terdiri dari PSHT, Pagar Nusa, hingga Cimande. Meski didominasi ajaran bela diri, aliran pencak silat ini tetap mengedepankan syariat Islam.
Baca Juga: 5 Fakta Kyudo, Seni Bela Diri Panahan asal Jepang