Serba-serbi Gaji Pembalap MotoGP

MotoGP termasuk olahraga dengan biaya yang mahal. Pasalnya, motor yang digunakan adalah prototipe dan bukan motor produksi massal. Tak aneh jika materialnya juga khusus sehingga biaya produksinya tinggi.
Selain biaya motor, ada satu lagi komponen biaya yang termasuk tinggi, yaitu gaji pembalapnya. Namun, pada 2022 ini, terjadi penurunan gaji akibat berbagai faktor. Disarikan Motorsport.com dan Motosan, berikut ini beberapa hal tentang gaji pembalap MotoGP yang perlu kamu tahu.
1. Penurunan total gaji

Jika dihitung, total gaji pembalap MotoGP pada 2022 ini turun cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Total gaji mereka berkurang hampir 20 persen atau hampir senilai 11,5 juta euro.
Tiga tahun lalu, para pembalap kelas premier memperoleh total gaji 58,5 juta euro. Tahun ini, jumlah totalnya berkurang menjadi sekitar 47 juta euro. Penurunan ini terjadi karena berbagai sebab.
2. Pensiun atau hengkangnya para pembalap bergaji tinggi

Salah satu penyebab turunnya jumlah gaji adalah pensiunnya beberapa pembalap legenda bergaji tinggi. Sejak 2018, beberapa pembalap top MotoGP satu per satu pensiun, mulai dari Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, hingga Valentino Rossi.
Porsi gaji mereka ketika aktif cukup besar. Lorenzo bergaji 15 juta euro, Pedrosa mengantongi 4 juta euro, sementara Valentino Rossi masih mendapatkan 6 juta euro.
Selain karena ada yang pensiun, drama yang terjadi pada 2021 lalu pun memberikan pengaruh. Andrea Dovizioso yang bergaji 6 juta euro pada 2020 hengkang dari Ducati dan pindah ke tim satelit Yamaha. Gaji Dovi di tempat barunya tentu tak sebesar itu.
Maverick Vinales yang bercerai dari Yamaha dan pindah ke Aprilia pun mengalami penurunan gaji. Vinales yang dikabarkan mengantongi 8 juta euro saat di Yamaha tak mendapat gaji sejumlah itu di tim barunya.
3. Ekonomi lesu karena pandemi

Pemicu dari masalah menurunnya gaji ini adalah kondisi force majeure. Apalagi kalau bukan pandemik COVID-19 yang berdampak langsung kepada ekonomi.
Lesunya perekonomian berimbas kepada menurunnya penjualan sepeda motor. Tentu saja hal ini berdampak langsung pada pabrikan yang akhirnya mengurangi jumlah produksi.
Hasilnya, bujet untuk balapan pun makin diperketat. Tak heran kondisi ini menimbulkan efek domino pada anggaran setiap tim, yang mau tidak mau harus memperketat anggaran belanjanya, termasuk soal gaji pembalap.
4. Perubahan pola sponsorship

Selain dukungan dari pabrikan, sumber dana tim juga berasal dari sponsor. Sayangnya, kondisi yang sama dialami oleh perusahaan sponsor. Pandemi tentunya menghantam ekonomi mereka.
Ada hal penting lain yang menyebabkan aliran dana dari sponsor berkurang. Pola konsumsi media masyarakat kini bergeser ke media sosial. Akibat pergeseran ini, perusahaan mengalihkan dana sponsornya untuk aktivasi di dunia digital.
Pola sponsorship dengan menempelkan logo pada livery tim balap pun nilainya berkurang. Berkurangnya anggaran dari para sponsor secara langsung berpengaruh pula pada pendapatan setiap tim.
5. Tim beradaptasi dengan perubahan anggaran

Berkurangnya anggaran mengharuskan setiap tim untuk beradaptasi. Salah satu yang bergerak cepat adalah Ducati. Setelah ditinggalkan Andrea Dovizioso yang gajinya cukup tinggi, kini Ducati fokus merekrut para pembalap muda yang bisa digaji dengan harga terjangkau.
Porsi anggaran terbesar Ducati lalu dialokasikan kepada pengembangan Desmosedici. Hasil dari strategi ini sudah mulai terlihat dengan perkasanya Desmosedici di lintasan balap.
6. Selisih gaji pembalap MotoGP 2022

Total gaji musim 2022 untuk semua pembalap berjumlah sekitar 47 juta euro. Dari jumlah ini, masih terjadi selisih yang cukup besar antara bayaran satu pembalap dan lainnya.
Marc Marquez menjadi pembalap dengan bayaran paling tinggi. Ia mendapatkan 15 juta euro setahun. Untuk pembalap Honda lainnya, yaitu Pol Espargaro, Alex Marquez, dan Takaaki Nakagami, total gaji mereka senilai 3 juta euro.
Juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir, menjadi pembalap dengan bayaran tertinggi kedua. Itu pun tak sampai setengahnya Marquez. Mir mendapat bayaran 6,5 juta euro. Sementara, pembalap Suzuki lainnya, Alex Rins, menerima gaji 4 juta euro.
Fabio Quartararo, juara bertahan MotoGP, mengantongi 4 juta euro. Franco Morbidelli, rekannya yang bergabung pertengahan musim lalu, rela menerima 1,5 juta euro.
Aprilia untuk dua pembalapnya, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales, mengeluarkan bujet gaji maksimal 4 juta euro. Sementara, untuk empat pembalap KTM (Brad Binder, Miguel Oliveira, Raul Fernandez, dan Remy Gardner), pabrikan asal Austria ini mengalokasikan dana total 3,6 juta euro.
Untuk lima pembalap Ducati, total gaji mereka dikabarkan tak sampai 3 juta euro. Mereka adalah Francesco Bagnaia, Jack Miller, Jorge Martin, Johann Zarco, dan Enea Bastianini.
Masalah gaji memang penting. Tak hanya hak bagi mereka, gaji juga menandakan penghargaan yang tinggi bagi kemampuan seorang pembalap. Namun, ada juga pembalap yang belum mementingkan uang dan lebih mencari kepuasan dan prestasi. Berapa pun selisih gajinya, bagi semua pembalap MotoGP, kompetisi balap adalah panggilan hati.