Jakarta, IDN Times - Spanyol dan Prancis sejatinya datang ke Piala Dunia Basket 2023 dengan modal apik. Mereka adalah finalis EuroBasket 2022 lalu. Di Eropa, mereka menjadi penguasa.
Akan tetapi, status itu tak berguna di Piala Dunia Basket 2023 ini. Mereka boleh saja bertaji di Eropa, mengungguli nama-nama macam Yunani, Jerman, hingga Italia. Tapi, di ajang ini, mereka tidak berarti apa-apa.
Prancis datang ke Piala Dunia Basket 2023 dengan materi apik. Ada Rudy Gobert, Evan Fournier, dan Nicolas Batum dari NBA, serta Guerschon Yabusele dan juga Nando de Colo. Namun, mereka justru kesulitan bersaing.
Kekalahan dari Kanada di laga pertama fase grup jadi awal mimpi buruk Prancis di Piala Dunia Basket 2023. Ditambah lagi, mereka juga tumbang dari Latvia, sehingga mereka dipastikan gagal melaju ke babak kedua grup, atau babak 16 besar.
Prancis memang akhirnya tampil apik di babak losers bracket. Namun, mereka harus rela finis di peringkat 18 Piala Dunia Basket 2023, usai kalah saing dengan Sudan Selatan.
Awalnya, Spanyol melalui Piala Dunia Basket 2023 dengan aman-aman saja. Di fase grup, mereka sukses mengatasi perlawanan Brasil, Iran, dan Pantai Gading. Akan tetapi, juara bertahan Piala Dunia Basket itu tak berkutik di babak kedua.
Berawal dari kekalahan lawan Latvia, Spanyol pun harus tersingkir di babak kedua ini setelah tumbang di tangan Kanada dalam laga terakhir. Alhasil, Spanyol menduduki peringkat sembilan Piala Dunia Basket 2023 dan gagal melaju ke delapan besar.
Bintang asal Prancis, Rudy Gobert, mengaku bahwa banyak sekali kuda hitam di Piala Dunia Basket 2023 ini. Dia memang menjagokan Amerika Serikat jadi juara, tetapi tim-tim macam Latvia, Kanada, dan Republik Dominika juga menyajikan ancaman.
"Ada kuda hitam seperti Kanada, Latvia, dan Dominika juga sedang bagus mainnya. Siapa saja bisa memenangi Piala Dunia Basket 2023. Itulah indahnya olahraga ini, menarik untuk menunggu siapa yang akan menjadi juara dunia di tahun ini," ujar Gobert.