Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Current Night and Day

Bicara tentang patriotisme, banyak orang menilai bela negara hanya berupa kegiatan memanggul senjata saja. Namun, bagi tim basket Lithuania, merdeka bukan soal seragam tentara.

Freedom for Lithuania

Ada sebuah film dokumenter produksi tahun 2012 berjudul "The Other Dream Team". Konsepnya sederhana, tentang tim basket nasional laki-laki yang berpartisipasi dalam Olimpiade 1992. Tapi, bukan itu yang bikin hati berdecak kagum. Film ini menceritakan kisah luar biasa dari tim basket Lithuania yang berjuang di bawah pemerintahan Soviet.

Lalu, apa yang membuat tim ini menjadi sangat istimewa? Mereka berhasil menjadi juara dan dinobatkan sebagai simbol gerakan kemerdekaan.

 

3 juta orang bebas dari Soviet

Collider.com

Lithuania sendiri merupakan negara kecil yang hanya memiliki penduduk dengan jumlah sekitar 3 juta orang. Sudah sejak tahun 1940, Lithuania diduduki oleh Soviet (gabungan negara-negara kecil yang dikuasai Rusia). Selama 50 tahun, bangsa ini terus berjuang demi meraih kemerdekaan lewat perlawanan senjata. Hingga pada tahun 1990, Lithuania berhasil bebas. Semenjak itulah, pada tahun 1992, untuk pertama kalinya timnas basket ini bermain bukan dengan nama Uni Soviet.

Mengundurkan diri dari NBA demi Lithuania.

Nba.com

Pemain utama Lithuania saat itu, Arvydas Sabonis dan Sarunas Marciulionis awalnya bermain untuk Uni Soviet pada Olimpiade 1988 yang berlangsung di Seoul, Korea. Mereka dijanjikan dapat bermain di wilayah barat jika berhasil meraih medali emas. Bukan hanya ingin bermain di negara bebas, Marciulionis mengaku para atlet sering menjadi korban kebrutalan kekuasaan komunis.

Saat bersembunyi dari agen intel KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) untuk menyelamatkan nyawa mereka, para bintang olahraga basket Lithuania berbagi mimpi yang sama: menggunakan bakat mereka untuk menyelamatkan negara. 

Ternyata kemenangan 76-63 atas Yugoslavia membawa Arvydas Sabonis dan Sarunas Marciulionis untuk bisa bergabung dengan NBA. Marciulionis adalah orang pertama Soviet yang bisa masuk ke dalam tim NBA.

Selama bermain di Amerika, semua orang menganggap mereka berkewarganegaraan Rusia, negara dengan paham komunis itu. Namun, tentu saja ia merasa kesal ketika mendengar hal itu. Marciulionis selalu mengklarifikasi bahwa ia adalah seorang Lithuania.

Setelah mendengar kabar Lithuania merdeka dan bisa mengikuti Olimpiade 1992 dengan membawa nama negara mereka sendiri, Sabonis dan Marciulionis mengundurkan diri, lalu membentuk tim nasional Lithuania setelah 50 tahun diduduki oleh Soviet.

The other dream team.

collider.com

Uang adalah hal yang langka untuk tim Lithuania. Kalau pemain Amerika berjaya karena mendapatkan banyak uang dan dukungan, atlet di Uni Soviet hanya menghasilkan sekitar US$100 per bulan.

Mendengar berita tentang tim ini, band rock The Grateful Dead pun langsung menghubungi mereka dan mengirimkan cek lewat email, ditambah dengan bantuan kaos dan celana pendek berlatar kerangka yang sedang melempar bola basket.

Setelah puluhan tahun Soviet hanya mengenal warna biru dan abu-abu saja. Tim ini semakin menggila saat mendapatkan kaos tersebut. Saking senangnya, mereka selalu memakai pakaian itu saat latihan maupun tidur. Baju tersebut juga menggunakan dominasi warna bendera Lithuania yang saat itu sudah diakui kemerdekaannya.

Membawa pulang perak saat melawan Amerika

Youtube.com

Di saat orang Amerika mendukung "Dream Team" mereka di Olimpiade 1992, banyak orang terkesima dengan penampilan dan cerita dari The Other Dream Team, yaitu timnas Lithuania.

Terlebih lagi, saat mereka berhasil masuk ke babak semi final saat melawan timnas Amerika. Meskipun begitu, mereka harus mengaku kalah dengan skor akhir 127-76.

Sometimes bronze is sweeter than gold

 

Namun, tidak sampai di situ saja. Timnas Lithuania harus kembali melawan tim Rusia, mantan penjajah negara mereka. Sama seperti cerita Daud dan Goliath, Lithuania memenangkan pertandingan dengan membawa pulang perak setelah mengalahkan Rusia.

Bukan hanya menang, hal ini juga membuktikan kepada Rusia bahwa mereka sudah merdeka. Mereka menang dengan skor 82-78 dan dunia mengaku Lithuania itu bukan negara Uni Soviet.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team