5 Tokoh Penting yang Hengkang dari Red Bull dalam 2 Musim Terakhir

- Sergio Perez hengkang dari Red Bull karena masalah performa pada akhir musim 2024
- Jonathan Wheatley meninggalkan Red Bull pada akhir musim 2024 untuk jadi kepala tim di Kick Sauber
- Adrian Newey cabut dari Red Bull pada awal musim 2025 karena cekcok dengan Christian Horner
1. Sergio Perez hengkang dari Red Bull karena masalah performa pada akhir musim 2024
Sergio Perez bergabung dengan Red Bull di Formula 1 2021. Ia direkrut untuk menjadi tandem Max Verstappen karena performanya yang apik bersama Racing Point (sekarang Aston Martin) di Formula 1 2020. Kesempatan emas ini ia dapat usai melanglang buana di Formula 1 sejak 2011.
Meski bukan pembalap utama, Perez terbukti memainkan peran penting di Red Bull. Ia jadi salah satu tokoh kunci yang membantu Verstappen dalam perebutan titel juara dunia Formula 1 2021 di balapan pamungkas yang digelar di Abu Dhabi. Tanpa Perez, Verstappen saat itu boleh jadi tidak akan jadi juara dunia.
Sayang, performa Perez pada 2024 menurun drastis. Ia sering membuat kesalahan tidak perlu yang membuatnya kehilangan poin saat balapan. Bahkan, saat itu, Perez juga hanya mampu mengakhiri musim di peringkat ke-8 klasemen akhir pembalap dengan total 152 poin.
Pencapaian minim tersebut akhirnya membuat Perez harus menelan pil pahit. Red Bull memutuskan untuk mengakhiri kontraknya pada akhir musim 2024. Padahal, kontrak Perez kala itu sebetulnya masih tersisa 2 tahun lagi. Posisi Perez di Formula 1 2025 pun akhirnya digantikan pembalap rookie asal Selandia Baru sekaligus pembalap akademi Red Bull, Liam lawson.
2. Jonathan Wheatley meninggalkan Red Bull pada akhir musim 2024 untuk jadi kepala tim di Kick Sauber
Direktur olahraga Red Bull, Jonathan Wheatley, juga mengikuti kepergian Sergio Perez dari tim. Wheatley memutuskan hengkang pada akhir musim 2024 setelah membela Red Bull selama 18 tahun. Ia pergi untuk pindah ke Kick Sauber sebagai kepala tim.
Wheatley direkrut Sauber dengan harapan bisa mendongkrak performa tim di Formula 1. Apalagi, Sauber juga akan diambil alih sepenuhnya oleh Audi di Formula 1 2026. Di tangan Wheatley, Audi ingin melakukan transformasi besar-besaran agar bisa jadi juara dunia. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Wheatley juga bekerja sama dengan eks bos Ferrari, Mattia Binotto, yang berperan sebagai kepala bidang operasi dan teknis.
"Aku sangat senang bahwa kami telah berhasil mendapatkan Jonathan Wheatley sebagai kepala tim untuk tim Formula 1 kami di masa depan. Jonathan telah memainkan peran penting dalam banyak kemenangan balapan Formula 1 dan gelar kejuaraan dunia sepanjang kariernya sejauh ini. Ia memiliki pengalaman yang luas di paddock. Ia merupakan tambahan yang sangat berharga bagi tim kami,” ujar CEO Audi, Gernot Dolner, seperti dilansir Formula 1.
Wheatley sendiri bukan nama baru di Formula 1. Wheatley memulai kariernya di Formula 1 bersama Benetton pada 1991. Ia kemudian bergabung bersama Red Bull sebagai direktur olahraga pada 2006.
3. Adrian Newey cabut dari Red Bull pada awal musim 2025 karena cekcok dengan Christian Horner
Adrian Newey dikenal sebagai desainer mobil Formula 1 jenius. Ia terbukti berhasil membawa sejumlah tim Formula 1 besar menjadi juara dunia. Mereka adalah Williams, McLaren, dan Red Bull.
Newey sendiri bergabung bersama Red Bull sebagai kepala bidang teknis pada 2006. Ia direkrut Red Bull karena prestasinya yang mentereng bersama McLaren. Newey kala itu diharapkan bisa menggunakan pengalamannya selama membela McLaren untuk membawa Red Bull jadi tim papan atas.
Harapan tersebut rupanya terwujud. Dengan keahliannya, Newey mampu membuat mobil-mobil kompetitif untuk Red Bull. Hasilnya terbukti saat Red Bull merengkuh titel juara dunia pembalap Formula 1 pertamanya lewat Sebastian Vettel pada 2010. Kemudian, berlanjut pada 2011, 2012, dan 2013. Selain itu, ia juga membawa Red Bull jadi tim dominan di Formula 1 era hybrid. Ini terbukti dari rentetan gelar juara dunia pembalap pada 2021, 2022, 2023, dan 2024.
Setelah 19 tahun mengabdi, Newey memutuskan hengkang dari Red Bull pada awal musim 2025 lalu. Kabarnya, ia hengkang lantaran terlibat konflik dengan bos Red Bull saat itu, Christian Horner. Usai hengkang dari Red Bull, Newey pun bergabung bersama Aston Martin sebagai manajer bidang teknis. Ia diharapkan bisa membawa Aston Martin jadi tim papan atas seperti tim-tim yang pernah ia bela sebelumnya.
4. Christian Horner meninggalkan Red Bull karena dipecat pada pertengahan musim 2025
Christian Horner adalah salah satu tokoh penting di balik kejayaan Red Bull di Formula 1. Horner sendiri bergabung bersama Red Bull sebagai bos tim pada 2005. Saat itu, Red Bull baru saja berdiri sebagai salah satu tim di grid Formula 1.
Kiprah dan prestasi Horner selama membela Red Bull tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Selama menjabat sebagai bos tim, ia telah membawa Red Bull meraih 6 titel juara dunia konstruktor dan 8 titel juara dunia pembalap di Formula 1. Titel juara dunia pembalap terakhir yang ia persembahkan untuk Red Bull diraih pada 2024 lewat Max Verstappen.
Sayang, karier Horner di Red Bull harus terhenti pada pertengahan musim 2025. Sebab, Red Bull memutuskan untuk memecat Horner sebagai kepala tim. Ini lantaran Horner terlibat konflik internal dengan beberapa orang di Red Bull, termasuk dengan Adrian Newey. Padahal, kontrak Horner bersama Red Bull masih berjalan hingga 2030.
Setelah resmi hengkang dari Red Bull, Horner pun menerima pesangon sebesar 52 juta pound sterling. Jika dikonversi ke dalam kurs rupiah saat ini, jumlah tersebut setara dengan Rp1,1 triliun. Ini menjadi jumlah pesangon terbesar dalam sejarah olahraga.
5. Helmut Marko mengakhiri kerja samanya dengan Red Bull pada akhir musim 2025
Helmut Marko adalah orang terbaru yang meninggalkan Red Bull. Marko sendiri tentu bukan orang asing di tim tersebut. Pria berusia 82 tahun itu sudah bergabung dengan Red Bull sebagai penasihat tim sejak 2005.
Ada banyak kontribusi yang sudah Marko catatkan selama 20 tahun membela Red Bull. Ia juga sudah banyak membantu Red Bull menghasilkan bibit-bibit pembalap unggul. Beberapa di antaranya, seperti Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, dan Max Verstappen. Nasihat-nasihatnya juga terbukti sangat berguna bagi Red Bull hingga mereka berhasil meraih banyak titel juara dunia pembalap dan konstruktor.
Usai mengabdi di Red Bull selama 20 tahun, Marko akhirnya mengambil langkah yang mengejutkan banyak pihak. Ia memutuskan hengkang dari Red Bull pada akhir musim 2025 ini. Padahal, Marko sendiri sebetulnya masih punya kontrak untuk 2026.
Menurut pernyataan resmi Red Bull, Marko memutuskan hengkang karena ingin pensiun menyusul usianya yang sudah tua. Namun, dalam pernyataannya, Marko mengatakan bahwa salah alasan dirinya memutuskan hengkang adalah karena gagal membawa Red Bull jadi juara dunia di Formula 1 musim ini.
Race engineer Max Verstappen, Gianpiero Liambase, belakangan dikabarkan bakal turut hengkang dari Red Bull pada akhir musim 2025 ini. Namun, kabar itu terbukti tidak valid. Menurut laporan Racing News 365, pria yang kerap disapa GP itu bakal tetap menemani Verstappen di Formula 1 2026 sebagai race engineer.


















