Tugas Berat Menpora Baru, Hindarkan Indonesia dari Sanksi WADA

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru, pengganti Dito Ariotedjo, telah dinanti tugas berat. Dia dituntut untuk bisa memitigasi potensi sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) terhadap Indonesia.
WADA sebelumnya sudah melayangkan surat kepada Indonesia melalui Badan Doping Indonesia (IADO) terkait tes doping yang tak berjalan dengan semestinya dalam olahraga nasional. Dalam penilaian WADA, tes doping yang dilakukan oleh Indonesia begitu pasif.
1. Teguran WADA bukan masalah sepele

Ketua IADO, Gatot S Dewa Broto, menyatakan jika permasalahan ini memang menjadi tantangan baru buat Menpora setelah Dito. Teguran WADA, ditegaskan Gatot, bukan masalah sepele yang bisa dikesampingkan.
"Rusia saja, negara besar, gak berkutik dengan WADA. Jadi, harapannya Menpora baru nanti bisa menyelesaikan masalah ini," kata Gatot kepada IDN Times, Selasa (9/9/2025).
2. Jangan sampai kejadian 2021 terulang
Indonesia sebenarnya sudah sempat kena sanksi WADA pada 2021 lalu. Imbasnya, Pasukan Garuda gak bisa mengibarkan bendera Merah-Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan di berbagai event internasional, baik single ataupun multi, karena sanksi WADA.
Hal ini, diharapkan Gatot, tak terulang. Sebab, itu bisa menjadi ironi buat olahraga Indonesia.
"Banyak event ke depannya, apalagi terdekat ada Kualifikasi Piala Dunia 2026, lalu SEA Games. Jangan sampai, nanti kejadian. Kasihan atletnya, gak salah apa-apa, tapi malah kena imbas sanksi dari WADA," ujar Gatot.
3. Terus komunikasi, berharap Menpora baru perhatian

Saat kursi Menpora masih kosong, IADO terus berkomunikasi dengan WADA. Gatot menyatakan setiap harinya selalu memberikan perkembangan terkait Indonesia, dan upaya pemerintah dalam menangani situasi ini.
"Pagi tadi juga teleponan sama mereka, bertanya perkembangan terkini. Jadi, saya berharap, Menpora yang baru nanti bisa memperhatikan masalah ini dengan serius. Persoalan WADA gak bisa dianggap remeh, kasihan atletnya kalau memang nanti ada hal-hal tak diinginkan," ujar Gatot.