Tempati Posisi Tiga Besar Klasemen, Johann Zarco Punya Motivasi Tinggi

Johann Zarco tampil cukup konsisten pada paruh pertama MotoGP musim 2022. Dari sebelas balapan yang telah dilombakan, pembalap Pramac Racing itu hanya dua kali tak mendapatkan poin.
Dalam setiap balapan lainnya, Zarco selalu mendulang poin. Bahkan, dalam enam balapan, ia finis di posisi lima besar yang empat di antaranya adalah posisi podium. Tak heran, dengan bermodal konsistensi, Zarco bisa mengemas 114 poin yang menempatkannya di peringkat ke-3 klasemen sementara.
Posisi itu merupakan tempat terbaik bagi pembalap Ducati. Zarco mengungguli Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini yang tepat berada di bawahnya. Memasuki paruh kedua musim, Johann Zarco pun termotivasi untuk terus tampil apik.
1. Johann Zarco mendambakan kemenangan

MotoGP musim ini berjalan cukup bagus bagi Johann Zarco. Ia sudah merebut empat podium dengan rincian podium ke-2 ia raih di Portugal dan Jerman dan podium ke-3 ia dapatkan di Indonesia dan Catalunya.
Meski begitu, masih ada hal yang kurang dari pencapaianya. Sepanjang berkarier di kelas MotoGP, pembalap Prancis itu belum pernah merebut kemenangan.
“Sesuatu masih hilang karena aku belum pernah menang dan itu adalah tahapan yang penting. Aku masih harus memahami bagaimana memaksimalkan Ducati,” kata Zarco dikutip GPOne.
2. Hasil apik pada paruh pertama musim jadi tambahan motivasi

Pada paruh kedua musim, Johann Zarco punya motivasi tinggi. Ia berharap bisa tampil lebih maksimal di atas Ducati Desmosedici GP22 miliknya.
“Berada di peringkat ke-3 pada klasemen sementara sebelum jeda musim sangat memotivasiku. Namun, aku merasa belum melakukan yang terbaik di atas motorku. Aku berada di posisi yang bagus dan aku pikir itu hal yang baik. Aku berharap bisa tampil lebih cepat pada paruh kedua musim,” ungkap rider berusia 32 tahun itu.
3. Johann Zarco punya selebrasi khusus jika memenangkan balapan

Saat berlaga di kelas Moto2, Zarco sudah memenangkan total 15 balapan. Salah satu hal yang unik adalah selebrasinya. Zarco bisa melakukan back flip. Jika bisa menang di MotoGP, kemungkinan ia pun akan melakukan back flip sebagai selebrasinya.
“Aku belum berpikir tentang itu. Mungkin itu bisa jadi pemanasan yang bagus untuk paruh kedua musim. Kenapa tidak? Namun, aku belum berlatih untuk back flip dan itu sedikit membuatku khawatir,” kata dua kali juara dunia Moto2 itu dilansir GPOne.
4. Bersama Fabio Quartararo, Johann Zarco sering mengibarkan bendera Prancis di atas podium

Penggemar MotoGP asal Prancis dibuat senang pada musim ini. Pasalnya, dua pembalap kebanggaan mereka ada di posisi tiga besar klasemen. Fabio Quartararo bertengger di puncak, sementara Zarco di peringkat ke-3.
Sepanjang musim, keduanya telah berdiri berdampingan di podium sebanyak empat kali. Di Portugal dan Jerman, Quartararo menang dan Zarco finis ke-2. Di Indonesia, Quartararo finis ke-2 dan Zarco ke-3. Sementara itu, di Catalunya, Quartararo menang dan Zarco finis ke-3. Dengan capaian ini, Zarco senang dirinya bisa menjadi inspirasi generasi muda Prancis.
“Sangat menyenangkan melihat Quartararo menang balapan di Sachsenring dan aku finis ke-2. Menurut L’Equipe, itu performa minimumku. Itu koran paling populer di Prancis dan itu adalah hal yang penting. Jadi, kami bisa menginspirasi anak kecil dan mungkin membuat sponsor untuk mendirikan sekolah balap,” ungkap Zarco.
5. Meski tak mudah, Zarco berharap Prancis bisa melahirkan pembalap berbakat di ajang Grand Prix

Sebagai pembalap papan atas, Zarco sadar bahwa perjuangan untuk mencapai level tinggi di ajang Grand Prix tidaklah mudah. Prancis harus mencontoh dari Spanyol dan Italia.
“Untuk mengubah sesuatu, kami harus tampil dalam level ini paling tidak selama sepuluh tahun. Mentalitas yang ada di Spanyol dan Italia, aku pikir tak ada di Prancis. Itu sulit karena olahraga ini membutuhkan banyak uang dan sekarang semuanya serba mahal. Banyak orang di Prancis yang kesulitan untuk membalap,” kata Zarco dikutip GPOne.
Paruh kedua MotoGP masih menyisakan sembilan balapan. Johann Zarco masih punya banyak kesempatan untuk bisa merebut kemenangan perdananya di kelas premier. Bisakah itu terwujud?