4 Fakta tentang Kepemilikan FC Barcelona yang Jarang Diketahui

- FC Barcelona didirikan pada 1899 dan menjadi salah satu klub tertua dan tersukses di Spanyol
- Barcelona memiliki lebih dari 150 ribu socios yang memiliki hak suara dalam keputusan klub
- Klub ini dipimpin oleh Joan Laporta, yang terpilih kembali sebagai presiden klub pada 2021
FC Barcelona adalah salah satu klub sepak bola terbesar di dunia dengan sejarah panjang dan prestasi gemilang. Klub ini didirikan pada 1899 di Barcelona, Spanyol, dan telah menjadi simbol kebanggaan Catalonia. Tidak seperti banyak klub elite lainnya, kepemilikan Barcelona tidak berada di tangan seorang miliarder atau perusahaan besar. Sebaliknya, klub ini dimiliki oleh para penggemarnya melalui sistem keanggotaan yang disebut "socio".
Sistem ini memungkinkan anggota untuk memilih presiden dan dewan direksi yang bertanggung jawab atas keputusan klub. Lalu, bagaimana cara kerja sistem kepemilikan ini dan siapa yang saat ini memimpin Barcelona? Mari bahas lebih dalam mengenai siapa sebenarnya pemilik Barcelona dan bagaimana struktur kepemilikannya bekerja.
1. Sejarah panjang FC Barcelona membentuk identitas klub

Didirikan pada 1899, FC Barcelona adalah salah satu klub sepak bola tertua dan tersukses di Spanyol. Klub ini didirikan oleh Joan Gamper dan sejak awal telah memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sepak bola dunia. Mereka selalu berusaha mempertahankan identitas mereka sebagai klub yang mengutamakan filosofi permainan menyerang dan pengembangan pemain muda.
Pada 1970-an, kedatangan Johan Cruyff sebagai pemain mengubah dinamika klub. Kemudian, pada era 1990-an, ia kembali sebagai pelatih dan memperkenalkan filosofi permainan yang menekankan penguasaan bola dan serangan cepat. Filosofi ini terus berkembang hingga era Pep Guardiola, yang membangun tim tangguh dengan pemain seperti Xavi, Iniesta, dan Messi, serta mempersembahkan banyak gelar bagi klub.
Barcelona terus berkembang menjadi klub yang disegani di dunia. Mereka tidak hanya memenangkan banyak trofi, tetapi juga memperkenalkan gaya permainan yang menarik. Hingga saat ini, klub ini tetap menjadi salah satu ikon sepak bola dunia dengan basis penggemar yang luas.
2. FC Barcelona mengandalkan model kepemilikan socios

Berbeda dengan banyak klub besar Eropa yang dimiliki oleh miliarder atau perusahaan, FC Barcelona menganut sistem kepemilikan yang disebut "socio". Ini berarti klub dimiliki oleh para anggotanya yang membayar biaya keanggotaan tahunan untuk mendapatkan hak suara dalam pemilihan presiden dan dewan direksi klub. Model ini memastikan bahwa keputusan besar dalam klub tetap berada di tangan para pendukung setianya.
Saat ini, Barcelona memiliki lebih dari 150 ribu socios yang berperan dalam menentukan arah klub. Dari sistem ini, klub tetap menjadi milik para penggemarnya dan tidak dapat dibeli oleh investor luar. Meski terlihat demokratis, sistem ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal finansial. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan bisnis dan aspirasi para penggemar.
Meskip memberikan kontrol kepada pendukungnya, model ini juga memiliki keterbatasan. Klub tidak bisa begitu saja mendapatkan dana besar dari investor eksternal, sehingga harus mengandalkan pendapatan dari sponsor, hak siar, dan penjualan pemain. Oleh karena itu, manajemen keuangan yang cermat menjadi kunci keberlanjutan sistem ini.
3. Tantangan finansial menjadi ujian bagi FC Barcelona

Meski model kepemilikan ini memberikan kontrol kepada para penggemar, ada keterbatasan dalam hal pengelolaan keuangan. Klub tidak bisa begitu saja mendapatkan dana besar dari investor eksternal sehingga mereka harus mengandalkan pendapatan dari sponsor, hak siar, dan penjualan pemain. Ketergantungan ini membuat Barcelona harus sangat berhati-hati dalam pengeluaran mereka agar tidak terjerumus dalam krisis keuangan.
Selain itu, untuk menjadi presiden atau anggota dewan direksi, seseorang harus memiliki jaminan finansial yang cukup besar, yaitu sekitar 15 persen dari pendapatan tahunan klub. Hal ini membuat hanya individu kaya yang bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin klub, meski mereka tetap harus mendapatkan dukungan dari para socios melalui pemilihan. Lewat sistem ini, hanya segelintir orang yang bisa benar-benar memiliki pengaruh besar di klub.
Keterbatasan finansial ini menjadi lebih nyata dalam beberapa tahun terakhir. Barcelona mengalami krisis keuangan akibat kebijakan transfer yang kurang bijak dan pandemik COVID-19. Tantangan ini memaksa klub untuk melakukan berbagai langkah restrukturisasi guna memastikan keberlangsungan finansial mereka pada masa depan.
4. Joan Laporta membawa Barcelona ke era baru

Saat ini, FC Barcelona dipimpin oleh Joan Laporta. Ia terpilih kembali sebagai presiden klub pada 2021 setelah sebelumnya menjabat pada periode 2003-2010. Laporta dikenal sebagai sosok yang karismatik dan memiliki visi besar untuk klub. Ia telah berjanji untuk mengembalikan stabilitas finansial dan kejayaan Barcelona di panggung sepak bola dunia.
Pada periode kepemimpinan keduanya, ia menghadapi tantangan besar, termasuk masalah finansial yang menyebabkan kepergian Lionel Messi. Namun, Laporta juga dikenal sebagai sosok yang mampu mengambil keputusan besar, seperti ketika ia mempercayakan Pep Guardiola untuk melatih tim pada 2008, yang akhirnya membawa Barcelona ke era kejayaan. Keputusan besar seperti ini menunjukkan keberanian dan kepemimpinannya dalam menghadapi tekanan besar.
Laporta juga berusaha memperbaiki kondisi finansial klub dengan berbagai strategi. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan sponsor baru dan memanfaatkan sumber pendapatan alternatif. Dengan pendekatan ini, banyak harapan agar Barcelona bisa kembali ke jalur kejayaannya pada masa depan.
FC Barcelona dimiliki oleh para penggemarnya melalui sistem "socio", yang memberikan hak suara dalam keputusan klub. Meski sistem ini memberikan kebebasan demokratis, tantangan finansial menjadi aspek yang harus dikelola dengan bijaksana. Dengan manajemen yang tepat, Barcelona dapat tetap bersaing di level tertinggi dan menjaga identitas uniknya.