5 Fakta George Weah, Legenda Milan yang Jadi Presiden Liberia

Mantan Striker AC Milan medio 1995-2000, George Weah resmi terpilih menjadi Presiden Liberia pada Rabu, (27/12). Dilaporkan oleh Guardian, dia terpilih setelah mendapat mayoritas suara dengan memenangi 12 dari 15 daerah pemilihan.
Terpilihnya Weah dipastikan dari cuitan di akun twitter pribadinya yang berisi ucapan terimakasih kepada masyarakat Liberia yang telah memilihnya di pemilu presiden.
"Dengan rasa mendalam, Saya ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada rakyat Liberia yang sudah memilih saya hari ini. Ini adalah harapan yang besar," ujar Weah.
Menurut Undang-undang di Liberia Weah akan menjabat jabatan presiden selama enam tahun yang berarti ia akan bertugas sebagai pemimpin di negaranya hingga tahun 2022 dan maksimal berkuasa hanya dua periode. Berikut 5 fakta tentang George Weah.
1. Menjadi Presiden setelah berkali-kali mencoba
Sebelum terpilih menjadi Presiden tahun ini, Weah pernah mencoba menjadi presiden di pemilu Liberia tahun 2005 tapi dikalahkan calon lainya yaitu Ellen Johnson-Sirelah.
Weah juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden tahun 2011 namun kembali gagal dan di tahun 2014 ia terpilih menjadi anggota Parlemen Liberia.
Terpilihnya Weah sebagai Presiden menjadi sebuah cita-cita yang kesampaian untuk George Weah karena ketika masih bermain ia pernah mengatakan bahwa dirinya ingin sekali menjadi Presiden di negara kelahiranya Liberia.
Sebabnya, dia mengkhawatirkan kondisi negaranya yang sangat terpuruk karena perang saudara di Liberia dari tahun 1990 sampai 1996. Kekhawatiran terhadap negaranya itu bahkan disampaikanya di podium setelah ia menerima penghargaan pemain terbaik FIFA yang berharap segera tercipta kedamaian di negerinya.
Selama menjadi pemain pun George selalu rutin menyisihkan penghasilanya di sepakbola untuk para pengungsi dan korban perang saudara di negeri yang kaya akan berlian itu.
Dengan menjadi Presiden, niat Weah mempersatukan warganya dari sisa-sisa konflik lebih mungkin dilakukan untuk menciptakan kedamaian yang abadi di negaranya. Selain itu ia juga harus memaksimalkan potensi anak muda di negaranya karena saat ini 60% warga Liberia berada di bawah usia 30 tahun.