Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pemain Liverpool yang Pindah ke Real Madrid sebelum Alexander-Arnold

ilustrasi stadion Real Madrid, Santiago Bernabeu (pexels.com/Omar Ramadan)
Intinya sih...
  • Trent Alexander-Arnold akan hengkang ke Real Madrid setelah kontraknya berakhir pada Juni 2025.
  • Jerzy Dudek pindah ke Real Madrid untuk mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak, tetapi hanya tampil dalam dua pertandingan La Liga selama 4 tahun.
  • Alvaro Arbeloa memutuskan kembali ke Spanyol dengan bergabung ke Real Madrid setelah menjadi pemain penting di Liverpool selama 2 musim.

Liverpool bisa kehilangan salah satu bintang mereka, Trent Alexander-Arnold. Pemain Timnas Inggris ini dilaporkan makin dekat untuk bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2025. Menurut jurnalis sepak bola ternama, Fabrizio Romano, bek kanan 26 tahun ini segera mencapai kesepakatan dengan Los Blancos untuk kontrak berdurasi 5 tahun.

Saat kesepakatan ini terealisasi, Alexander-Arnold akan hengkang secara gratis setelah kontraknya di Anfield berakhir pada Juni 2025. Kepindahan Alexander-Arnold ke Santiago Bernabeu sendiri mengingatkan kembali kepada sejarah panjang perpindahan pemain Liverpool ke Real Madrid. Sebelum Alexander-Arnold, ada beberapa nama besar yang juga mengikuti jalur yang sama.

1. Jerzy Dudek lebih banyak duduk di bangku cadangan Real Madrid dibanding bermain

Jerzy Dudek akan selalu dikenang suporter Liverpool berkat penampilannya luar biasa pada final Liga Champions Eropa 2005 melawan AC Milan. Namun, setelah kedatangan Pepe Reina pada 2005, posisinya sebagai kiper utama di Anfield mulai tergeser. Akhirnya, pada 2007, ia memutuskan pindah ke Real Madrid dengan harapan mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak.

Sayangnya, di Los Blancos, ia harus menerima kenyataan, Iker Casillas adalah pilihan utama yang tak tergeserkan. Selama 4 tahun di Bernabeu, Dudek hanya tampil dalam 2 pertandingan LaLiga Spanyol. Sebagian besar waktunya dihabiskan di bangku cadangan. Meski begitu, ia tetap dihormati klub dan rekan setimnya, bahkan mendapat perpisahan istimewa dalam pertandingan terakhirnya pada 2011 setelah memutuskan gantung sepatu pada akhir musim.

2. Alvaro Arbeloa hanya bermain 2 musim di Liverpool sebelum pindah ke Real Madrid

Alvaro Arbeloa pertama kali bergabung dengan Liverpool pada 2007. Bek kanan asal Spanyol ini mampu bermain di kedua sisi sayap pertahanan, membuatnya menjadi pilihan utama selama 2 musim di Anfield. Ia telah mengemas 89 pertandingan di semua kompetisi bersama The Reds. Namun, pada 2009, ia memutuskan kembali ke Spanyol dengan bergabung ke Real Madrid, yang memakan biaya Rp89 miliar atau 5 juta pound sterling.

Di Santiago Bernabeu, Arbeloa menjadi pemain penting yang sering diandalkan saat Los Blancos melakukan rotasi. Selama 7 musim, ia tampil dalam 233 pertandingan dan memenangkan berbagai gelar bergengsi, termasuk 2 trofi Liga Champions. Menariknya, setelah selesai di Real Madrid, Arbeloa kembali ke Inggris untuk membela West Ham United. Bersama The Hammers, Arbeloa hanya bermain empat kali akibat mengalami cedera parah.

3. Steve McManaman datang secara bebas transfer pada 1999

Steve McManaman adalah produk akademi Liverpool yang tampil 364 kali untuk tim utama. Namun, McManaman meninggalkan Liverpool pada 1999 dengan status bebas transfer, mirip dengan situasi Trent Alexander-Arnold saat ini. Kepindahannya ke Real Madrid sempat diwarnai tantangan, terutama setelah pelatih yang merekrutnya, Guus Hiddink, dipecat. Namun, ia berhasil membuktikan kualitasnya sebagai gelandang kreatif di lini tengah Los Blancos.

Momen terbaik McManaman terjadi pada final Liga Champions 2000. Ia mencetak gol dalam kemenangan 3-0 atas Valencia. Performa ciamik tersebut membuatnya dinobatkan sebagai Man of the Match. Selama 4 tahun di Santiago Bernabeu, pemain Inggris ini sendiri memenangkan 2 trofi Liga Champions, 2 trofi LaLiga, dan 2 trofi Piala Super Spanyol.

4. Xabi Alonso mengantarkan Real Madrid meraih La Decima pada 2014

Xabi Alonso adalah salah satu gelandang terbaik yang pernah bermain untuk Liverpool dan Real Madrid. Setelah 5 tahun sukses di Anfield, termasuk memenangkan Liga Champions 2004/2005, Alonso pindah ke Madrid pada 2009 dengan nilai transfer 30 juta pound sterling atau sekitar Rp538 miliar. Di Santiago Bernabeu, ia makin mengukuhkan dirinya sebagai gelandang kelas dunia dengan permainan luar biasa.

Alonso menjadi kunci dalam keberhasilan Los Blancos meraih berbagai trofi bergengsi, termasuk La Decima atau gelar juara Liga Champions ke-10 pada 2014. Selain sukses di level klub, ia juga menjadi bagian penting dari Timnas Spanyol. Bersama La Furia Roja, Alonso berhasil memenangkan 1 gelar juara Piala Dunia 2010 dan 2 gelar juara Euro. Xabi Alonso pensiun pada 2017 dan kini melanjutkan karier sebagai pelatih di salah satu klub Bundesliga Jerman, Bayer Leverkusen.

5. Michael Owen kalah bersaing dengan para striker bintang milik Real Madrid lainnya

Michael Owen bergabung dengan Real Madrid pada 2004 dengan nilai transfer 8 juta pound sterling (Rp143 miliar) setelah tampil impresif bersama Liverpool. Sebagai peraih Ballon d'Or 2001, ia diharapkan menjadi mesin gol baru Los Blancos. Selama di Anfield, ia tampil ganas dengan torehan 158 gol dalam 297 pertandingan. Namun, persaingan ketat dengan para pemain bintang, seperti Ronaldo Nazário dan Raúl, malah membuatnya kesulitan mendapatkan menit bermain reguler di Real Madrid.

Meskipun hanya bertahan semusim, Owen tetap menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 13 gol dan 3 assist di LaLiga 2004/2005. Namun, kurangnya waktu bermain membuatnya memutuskan kembali ke Inggris pada 2005 dengan bergabung ke Newcastle United. Kariernya di Real Madrid tidak bisa dikatakan gagal total, tetapi juga jauh dari ekspektasi besar yang diberikan kepadanya.

Trent Alexander-Arnold memiliki potensi untuk sukses seperti Alonso atau McManaman. Namun, ia juga bisa mengalami nasib serupa Owen jika gagal beradaptasi. Semuanya tergantung kepada performa dan kesempatan yang didapatkannya. Namun, Real Madrid jelas sangat membutuhkan pemain dengan kualitas sepertinya di sektor kanan pertahanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Luthfi Maruf
EditorMuhamad Luthfi Maruf
Follow Us