7 Pemain dengan Valuasi Meningkat setelah Piala Asia 2023

Mousa Al Tamari bergabung dengan Montpellier dari OH Leuven (Belgia) pada Juli 2023 sebagai agen bebas. Valuasinya mengalami kenaikan seiring keputusan pelatih Michel Der Zakarian menjadikannya salah satu starter reguler di tim barunya. Namun, saat itu Tamari belum begitu dikenal. Piala Asia 2023 membuat popularitasnya meroket sekaligus menaikkan valuasinya dari 6 juta euro (Rp102 miliar) menjadi 7 juta euro (Rp119 miliar) per Februari 2024 ini. 

Sempat berkelana ke beberapa klub Eropa di Spanyol dan Belgia sebagai pemain pinjaman, Akram Afif akhirnya berlabuh di klub asalnya, Al Sadd SC pada 2020 dengan mahar yang cukup rendah, yakni 1 juta euro atau setara Rp17 miliar. Dengan penampilan epiknya di Piala Asia 2023 yang disempurnakan dengan gelar top skor, valuasinya pun langsung naik drastis menjadi 6 juta euro (Rp102 miliar). 

Sesuai prediksi banyak pengamat, Piala Asia 2023 berpotensi jadi katalis karier pemain muda Uzbekistan Abbosbek Fayzullaev. Ia bergabung dengan CSKA Moskow pada Juli 2023 setelah mengantar Uzbekistan menjuarai Piala Asia 2023 U-20. Saat itu, CSKA berhasil memboyongnya dari Pakhtakor dengan mahar 500 ribu euro (Rp8,5 miliar), sedikit lebih kecil dari harga pasarnya saat itu. Kini, setelah mengantar timnas seniornya melaju hingga babak perempat final Piala Asia 2023, valuasi Fayzullaev melonjak sepuluh kali lipat dari harga yang harus dibayar CSKA Moskow. 

Ikut berkontribusi mengantar Qatar raih Piala Asia 2023, Almoez Ali pun mengalami kenaikan valuasi yang lumayan. Namun, sepanjang kariernya, sang pemain belum pernah direkrut tim sebelum kontraknya dengan tim sebelumnya habis. Ali sendiri adalah jebolan ASPIRE Academy, salah satu akademi sepak bola yang didanai pemerintah Qatar dengan bekerja sama beberapa klub Eropa, seperti Cultural y Deportiva Leonesa (Spanyol) dan KAS Eupen (Belgia). Dua klub itu sempat menaunginya beberapa waktu hingga Ali kembali Qatar pada 2016. 

Sama dengan Fayzullaev, Khusanov pertama kali dapat sorotan saat berhasil mengantar negaranya menjuarai Piala Asia U-20 2023. Setelah turnamen, ia ditarik RC Lens dari klub liga kasta kedua Belarusia, Energetik-BGU dengan harga yang cukup rendah untuk skala sepak bola Eropa, yakni 100 ribu euro (Rp1,7 miliar). Kini, setelah kontribusi pentingnya di Timnas Uzbekistan pada Piala Asia 2023, harga pasar Khusanov naik signifikan menjadi 2 juta euro (Rp34 miliar), 20 kali lipat lebih tinggi dari modal yang digelontorkan RC Lens. Ini membuatnya jadi pemain Asia Tengah termahal kedua setelah Fayzullaev. 

Bersama Tamari, Yazan Al-Naimat jadi sosok penting di Timnas Yordania selama turnamen Piala Asia 2023. Tak heran bila valuasinya pun ikut melonjak bersama popularitasnya. Seperti rekan-rekan senegaranya dan mayoritas pemain asal Asia Barat, harga pasar Al Naimat selalu berada di kisaran ratusan ribu euro. Setelah Piala Asia 2023, valuasi Al Naimat catat rekor baru dengan menembus angka 1,8 juta euro atau sekitar Rp30 miliar. 

Peningkatan valuasi signifikan setelah Piala Asia 2023 juga terjadi pada kiper Tajikistan, Rustam Yatimov. Dengan harga pasar barunya yang mencapai 1,2 juta euro (Rp20 miliar), ia masuk daftar pemain termahal ketiga di Asia Tengah. Khusus untuk posisi penjaga gawang, ia menempati posisi empat besar kiper termahal di Asia, di bawah Matthew Ryan (Australia), Yohei Takaoka (Jepang), dan Keisuke Osako (Jepang). Selama kurang lebih 5 tahun terakhir, Yatimov belum pernah pindah dari FC Istiklol yang merupakan klub profesional pertamanya setelah mentas dari akademi sepakbola Volga Nizhny Novgorod. 

Eksposur selama Piala Asia 2023 memang sering berbanding lurus dengan valuasi atau harga pasar pemain. Namun, ada satu hal yang kiranya harus kita ingat sebelum menaruh ekspektasi tinggi pada ketujuh pemain tadi, yaitu fakta bahwa tak banyak klub liga top Eropa yang memprioritaskan perekrutan pemain asal Asia tanpa latar belakang diaspora. Ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti pembatasan jumlah pemain asing atau non-warga negara Uni Eropa dalam skuad, hingga stereotip dan stigma terhadap pemain non-kulit putih.