TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pemain Argentina yang Pernah Dijuluki The Next Maradona

Hanya satu yang mampu melampaui Maradona

Diego Maradona (fifa.com)

Diego Maradona dianggap dewa sepak bola Argentina. Ia mampu menampilkan permainan yang memukau, terutama ketika membawa Timnas Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986. Momen tersebut menjadi titik awal sang pemain mendapat pengakuan sebagai legenda sepak bola dunia.

Sosoknya yang fenomenal juga sering kali membuat pemain muda Argentina yang memiliki kemiripan dengannya, baik dari segi gaya bermain maupun perawakan, mendapat julukan The Next Maradona. Mereka yang mendapat julukan itu memiliki perjalanan karier beragam. Rata-rata memiliki rekam jejak yang cukup mentereng dalam perjalanannya sebagai pemain sepak bola.

Inilah pemain Argentina yang pernah dijuluki The Next Maradona.

1. Juan Roman Riquelme disebut sebagai titisan Diego Maradona yang gagal

Juan Roman Riquelme (uefa.com)

Juan Roman Riquelme menjadi sorotan ketika masuk menggantikan Diego Maradona pada laga Superclasico melawan River Plate pada Oktober 1997. Berkat pergantian tersebut, Boca Juniors mampu mengalahkan River Plate dengan skor 2-1. Itu menjadi laga Superclasico terakhir Maradona, sekaligus memberikan harapan baru bagi penerusnya, Riquelme.

Riquelme memiliki beberapa kesamaan dengan Maradona, seperti tubuhnya yang kecil, kecerdasan dalam membuat peluang, sama-sama mengawali kariernya di Boca Juniors, dan mampu mengangkat timnya yang tengah terpuruk. Akan tetapi, perjalanan karier Riquelme tidak berjalan seperti yang publik Argentina harapkan. Ia memang sukses di Boca Juniors, tetapi tidak begitu berhasil bersama Barcelona dan Villarreal saat pindah ke Eropa.

Prestasinya juga tidak terlalu bagus saat membela Timnas Argentina. Meskipun mampu tampil 51 kali dan mencetak 20 assist, ia tidak berhasil meraih gelar apa pun. Perjalanan kariernya tidak mencapai level Maradona, tetapi kehebatan Riquelme sebagai playmaker tetap diakui kebanyakan kalangan penggemar sepak bola dunia.

Baca Juga: Alexis Mac Allister dan Kedekatan dengan Diego Maradona

2. Pablo Aimar tidak begitu memiliki karier yang mengesankan bersama Timnas Argentina

Pablo Aimar (uefa.com)

Pablo Aimar merupakan salah satu talenta terbaik yang pernah Argentina miliki. Meski jebolan akademi River Plate, yang merupakan rival abadi Boca Juniors, publik Argentina tetap menilai Aimar sebagai The Next Maradona. Hal tersebut terbukti dari kreativitasnya sebagai playmaker dan kemampuannya dalam menciptakan peluang mencetak gol.

Sama seperti Riquelme, Aimar pindah ke Eropa untuk bermain di LaLiga Spanyol. Ia tampil cukup impresif bersama Valencia dengan bermain dalam 214 pertandingan dan mencetak 49 assist selama periode 2001—2006. Aimar turut berperan penting saat Valencia meraih gelar juara LaLiga 2001/2002 dan 2003/2004 serta Piala UEFA 2003/2004. Namun, berbagai komplikasi cedera membuat kariernya menurun sehingga dilepas ke Real Zaragoza pada 2006.

Tampil dalam 57 penampilan, Aimar ternyata hanya menorehkan 4 assist selama 2 tahun membela Zaragoza. Kariernya sempat membaik ketika bermain untuk Benfica dengan torehan 179 penampilan dan 42 assist dari 2008 sampai 2013. Aimar akhirnya memilih pensiun sebagai pemain di klub masa kecilnya, River Plate, pada 2015.

Meski memiliki perjalanan karier yang cukup mentereng di level klub, penampilan Aimar tidak begitu spesial untuk Timnas Argentina. Ia memang mampu mencatat 52 penampilan, tetapi hanya menorehkan 5 assist dan tidak meraih gelar bergengsi, baik itu Copa America maupun Piala Dunia. Kini, Aimar bekerja sebagai pelatih Argentina U-17.

3. Javier Saviola sempat meroket pada usia muda, tetapi melempem ketika bermain di Eropa

Javier Saviola (fifa.com)

Javier Saviola pernah dianggap sebagai titisan Diego Maradona ketika tampil luar biasa saat usia masih muda. Pemain yang juga mendapat julukan Si Kelinci Kecil itu sukses menyabet gelar top skor Liga Apertura dan meraih penghargaan sebagai pemain terbaik Argentina pada 1999. Kegemilangan Saviola berlanjut sampai ke Timnas Argentina.

Ia membantu Albiceleste menjadi juara Piala Dunia U-20 2001. Ditambah lagi, ia meraih penghargaan sebagai top skor dan pemain terbaik lewat sebelas gol yang ia cetak selama turnamen tersebut. Berkat pencapaiannya yang luar biasa, klub-klub besar Eropa tertarik untuk mendatangkannya. Barcelona menjadi klub yang akhirnya mendapat tanda tangan Saviola dengan nilai transfer sebesar 35 juta euro atau 576 miliar rupiah pada musim panas 2001.

Catatan Saviola sebenarnya tidak terlalu buruk selama membela Barcelona sampai 2007. Ia mencetak 72 gol dari 172 penampilannya di seluruh kompetisi. Akan tetapi kehadiran pemain bintang seperti Samuel Eto'o dan Ronaldinho bikin Saviola kesulitan bersaing di tim utama.

Ia kemudian memutuskan untuk membelot ke Real Madrid, tetapi kariernya malah makin menurun karena alasan yang sama. Ia gagal bersaing di tim utama yang dipenuhi pemain bintang seperti Ruud van Nistelrooy, Raul Gonzales, dan Klaas Jan Huntelaar. Kini, Saviola sudah pensiun dari sepak bola setelah terakhir bermain untuk River Plate pada usianya yang masih 34 tahun.

4. Ezequiel Lavezzi mendapatkan kehormatan dari Diego Maradona, tetapi malah menolak

Ezequiel Lavezzi (uefa.com)

Ezequiel Lavezzi menjadi salah satu pemain Argentina yang mendapatkan pengakuan langsung dari Diego Maradona sebagai penerusnya. Terlebih lagi, Lavezzi memiliki perawakan, gaya bermain, dan posisi yang mirip dengan Maradona. Ia juga bermain untuk klub yang pernah dibela Maradona di Eropa, Napoli, dan berhasil tampil impresif dengan catatan 188 penampilan dan mencetak 48 gol dan 56 assist selama 2007-2012.

Berkat penampilannya yang memukau di Napoli, Maradona pernah meminta kepada pihak klub untuk memberikan jersey nomor 10 miliknya. Nomor tersebut belum pernah digunakan siapa pun sejak Maradona meninggalkan Napoli pada 1992. Akan tetapi, Lavezzi menolak untuk disebut sebagai The Next Maradona dan tetap mengenakan nomor 7 miliknya sampai hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG) pada 2012.

Lavezzi turut berperan dalam membawa PSG meraih berbagai gelar juara bergengsi seperti Ligue 1 Prancis, Coup de France, dan Coup de la Ligue selama 4 tahun. Ia kemudian melanjutkan kariernya bersama klub asal China, Heibei China Fortune, pada 2016. Di sanalah Lavezzi mengakhiri kariernya sebagai pemain pada 2019. Sayangnya, Lavezzi gagal mempersembahkan satu pun gelar bergengsi untuk Timnas Argentina. Ia hampir membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia 2014, tetapi kalah tipis 1-0 atas lawannya, Jerman, dalam laga yang berlangsung di Stadion Maracana, Brasil.

Baca Juga: Muncul Tuduhan Lionel Messi Juara Piala Dunia Hasil Match Fixing

Verified Writer

Audi Rahmantio

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya