3 Presiden Klub Eropa yang Paling Getol Suarakan Super League

Ujungnya UEFA yang dinyatakan bersalah pengadilan #ANGPOIN

Intinya Sih...

  • European Super League mendapat lampu hijau setelah UEFA dan FIFA dinyatakan bersalah oleh pengadilan Uni Eropa.
  • Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dan Presiden Barcelona, Joan Laporta, mendukung European Super League sebagai era baru yang lebih baik bagi sepak bola.
  • Mantan Presiden Juventus, Andrea Agnelli, mengundurkan diri imbas ikut serta dalam proyek ini setelah diolok-olok oleh Presiden UEFA. Juventus juga menderita sanksi terkait keterlibatannya dalam European Super League.

Mega proyek European Super League atau Liga Super Eropa mendapat lampu hijau untuk dilanjutkan. Hal ini terjadi setelah pengadilan hukum Uni Eropa memutuskan UEFA dan FIFA bersalah karena telah melarang klub sepak bola menginisiasi sebuah kompetisi sendiri di luar naungan UEFA dan FIFA, Jumat (21/12/2023).

Super League sendiri merupakan sebuah rancangan kompetisi yang digagas oleh klub-klub besar Eropa. Ide ini muncul setelah beberapa tim merasa tidak adil dengan sistem penghasilan yang mereka dapat dari keikutsertaan di turnamen antarklub Eropa. Mereka juga menilai monopoli yang dilakukan oleh UEFA hanya menguntungkan beberapa klub tertentu saja.

Sejauh ini, ada sosok presiden klub yang sangat getol mendorong terealisasinya European Super League. Salah satunya malah sudah menjadi mantan presiden imbas perseteruan dengan UEFA ini!

1. Presiden kawakan Real Madrid, Florentino Perez, bisa dibilang sebagai godfather dari proyek ini

3 Presiden Klub Eropa yang Paling Getol Suarakan Super Leaguepotret Florentino Perez (uefa.com)

Nama pertama adalah Presiden Real Madrid aktif, Florentino Perez. Ia menganggap bahwa proyek European Super League sebagai era baru yang lebih baik bagi sepak bola. Secara konsisten, Florentino Perez mendukung program ini selagi memberikan kritik tegas kepada UEFA. 

"Sepak bola Eropa bukan milik Presiden UEFA. Begitu pula sepak bola Spanyol bukan milik Presiden LaLiga. Sepak bola bukan monopoli siapa pun karena semua orang berhak atas sepak bola. Tujuan Super League sangat jelas, menawarkan kompetisi terbaik untuk setiap klub," tegas Florentino Perez seperti dilansir The Athletic.

Baginya, UEFA tidak pernah berinovasi selama lebih dari 30 tahun mengelola kompetisi Eropa. Florentino Perez juga menuding bahwa UEFA tidak mampu menghargai dan bertindak tegas terhadap aturan Financial Fair Play secara lebih transparan. Landasan tersebut yang membuatnya, bersama Real Madrid, secara yakin menempatkan posisi untuk mendukung terwujudnya European Super League.

2. Meski rival di atas lapangan, Barcelona bersama sang presiden, Joan Laporta, satu sisi dengan Real Madrid soal Super League

3 Presiden Klub Eropa yang Paling Getol Suarakan Super Leaguepotret Joan Laporta (fcbarcelona.com)

Real Madrid dan Barcelona sama-sama merayakan keputusan The Grand Chamber of the European Court of Justice yang menyatakan UEFA dan FIFA tak boleh melarang klub menciptakan kompetisi sendiri di luar naungan mereka. Senada dengan presiden sang rival, Presiden Barcelona, Joan Laporta, juga memiliki agenda senada soal terobosan baru melalui European Super League. Baginya, keputusan tersebut juga menjadi kemenangan untuk sepak bola dan penggemar. 

Setelah keputusan itu dirilis, Joan Laporta pun tak mau buang-buang waktu. Ia segera melakukan konferensi pers untuk memberikan pendapatnya, Jumat (21/12/2023). Laporta pun mengaku sangat gembira dan menyatakan bahwa Barcelona akan mendukung penuh atas keterbukaan terciptanya kompetisi baru yang lebih transparan.

"FC Barcelona ingin menyampaikan kepuasannya atas putusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) yang menilai positif proyek Super League seperti yang diusulkan oleh A22 Sports. Sebagai salah satu klub penggerak proyek Super League, FC Barcelona merasa bahwa kalimat tersebut membuka jalan bagi kompetisi sepak bola tingkat elit baru di Eropa dengan menentang monopoli atas dunia sepak bola dan ingin memulai diskusi baru mengenai jalur yang harus diambil kompetisi Eropa di masa depan," kata Joan Laporta pada konferensi pers yang ditayangkan di situs resmi Barcelona.

Baca Juga: Profil Xabi Alonso, Pelatih Terbaik Bayer Leverkusen Musim 2023-2024

3. Andrea Agnelli bak martir yang kalah setelah vokal memerjuangkan Super League

3 Presiden Klub Eropa yang Paling Getol Suarakan Super Leaguepotret Cristiano Ronaldo (kiri) dan Andrea Agnelli (kanan) (juventus.com)

Selain kedua klub LaLiga tersebut, Juventus sebagai klub paling maju di Italia juga banter menyuarakan format baru kompetisi Eropa ini. Keberpihakan itu ditunjukkan secara vokal oleh Andrea Agnelli, mantan Presiden Juventus yang akhirnya mengundurkan diri sedikit banyak juga imbas dari keikutsertaannya dengan proyek ini. Dilansir Eurosport, Presiden UEFA Aleksander Cerefin sempat mengolok Andrea Agnelli hidup di dunia paralel karena percaya dengan European Super League. 

Andrea Agnelli memang punya sikap tegas terhadap Super League. Dikutip Eurosport, Agnelli mengatakan, “Saat ini, bagi saya, sepak bola Eropa berada dalam kesulitan dan memerlukan reformasi yang mendalam. Tahun lalu (2021) adalah pertama kalinya bukan hanya satu, bukan dua, bukan tiga, tapi sampai 12 klub membuat pernyataan yang sangat penting (seputar masalah finansial) yang menjadi peringatan besar bagi sistem.”

Sayangnya, Andrea Agnelli bak menjadi martir atas solusi yang ia dan beberapa klub lain tawarkan. Bukannya membuka ruang-ruang diskusi, Presiden FIGC Gabriele Gravina, malah berpihak pada Aleksander Ceferin yang meminta sanksi dan tindakan tegas kepada Juventus terkait keterlibatan mereka dalam proyek Super League. Andrea Agnelli akhirnya resmi mengundurkan diri sebagai Presiden Juventus imbas tuduhan pemalsuan laporan pencatatan gaji yang dilakukan oleh klub selama pandemik COVID-19 di bawah kepemimpinannya.

Tak berhenti di situ, Juventus juga sampai menderita pengurangan 10 poin pada Serie A 2022/2023. Bahkan, UEFA pun ikut campur terkait masalah ini dengan memberi mereka hukuman larangan terlibat di kompetisi Eropa apa pun selama musim kompetisi 2023/2024. Untuk menghindari polemik dan sanksi susulan, jajaran petinggi baru Juventus pun akhirnya merilis pernyataan resmi bahwa mereka memutuskan keluar dari keterlibatannya dalam proyek European Super League.

Menarik menantikan bagaimana sikap UEFA terkait keputusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) tersebut. Apakah masa depan sepak bola Eropa benar-benar berada di tangan Super League?

Baca Juga: Bayer 04 Leverkusen: Sejarah, Pelatih, Skuad, Taktik, dan Julukan

Amy Rosemary Photo Verified Writer Amy Rosemary

a girl who sold the word.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya