Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Arab Saudi, Piala Dunia, dan Perbaikan Citra via Sepak Bola

Karim benzema presentasi di klub baru Al-Ittihad (instagram.com/karimbenzema)

Jakarta, IDN Times - Arab Saudi saat ini tengah jadi sorotan. Bukan hanya karena pada Mei 2023 sampai Juli 2023, ibadah haji terselenggara di sana. Sekarang, mereka tengah bergeliat lewat sepak bola, berbalut sebuah tujuan besar bernama Piala Dunia.

Pembunuhan Jamal Kashoggi, aksi pengeboman terhadap Yaman, dan pelarangan hak-hak wanita, sempat membuat Arab Saudi dicap negara konservatif. Tidak cuma itu, Arab Saudi juga sempat jadi negara yang ditakuti.

Putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sadar bahwa ada satu alat yang bisa digunakan untuk memperbaiki citra yang kadung hancur itu. Bukan dengan politik, tetapi mereka menempuh cara melalui sepak bola.

1. Geliat ditunjukkan oleh PIF

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (goal.com)

Public Investment Fund (PIF) sempat jadi sorotan, ketika mereka bersama beberapa perusahaan Arab Saudi lain, mengakuisisi Newcastle United pada Oktober 2021. Dari situ, pergerakan mereka tidak berhenti.

Kesuksesan PIF membawa Newcastle tampil lagi di Liga Champions dari balik layar, nyatanya hanya langkah awal. Mereka menggeliat lagi dengan menjadi pemilik saham mayoritas dari empat klub Arab Saudi, yaitu Al Ittihad, Al Nassr, Al Hilal, dan Al Shabab.

Total, PIF memegang 75 persen dari saham klub-klub tersebut. Sisa 25 persen saham dipegang oleh Kementerian Olahraga Arab Saudi. Dengan begini, kontrol keempat itu jadi milik pemerintah Arab Saudi secara penuh.

Geliat dari PIF, yang juga masih punya keterikatan dengan Mohammed bin Salman ini, menandakan bahwa Arab Saudi mulai bergerak. Dengan mengendalikan empat klub utama, setidaknya mereka sudah punya alat promosi di industri bal-balan.

2. Mendatangkan para pemain bintang ke Arab Saudi

Cristiano Ronaldo bersama Al Nassr. (twitter.com/Cristiano)

Seiring empat klub yang kini dimiliki PIF, para bintang berdatangan. Sebelum adanya penanam modal itu, hanya Cristiano Ronaldo saja yang didatangkan ke Al Nassr. Kini, seiring hadirnya mereka, bintang-bintang lain mulai berdatangan.

Karim Benzema dan N'Golo Kante jadi dua nama terbaru yang sukses dihadirkan ke Arab Saudi, tepatnya di Al Ittihad. Ke depan, masih banyak pemain yang diperkirakan akan datang, macam Hakim Ziyech hingga Kalidou Koulibaly.

Bahkan, Lionel Messi juga sempat diisukan akan diburu klub Arab Saudi, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk merapat ke Inter Miami. Namun, hal itu tak mengurangi perhatian kepada Arab Saudi kini.

Hadirnya para bintang ini, setidaknya mulai membuat citra Arab Saudi perlahan-lahan berubah. Mereka tidak lagi dipandang sebagai negara konservatif.

3. Sepak bola dan olahraga sebagai perbaikan citra

balapan Formula 1 GP Arab Saudi 2021 (formula1.com)

Jauh sebelum sepak bola datang, Arab Saudi sudah coba memperbaiki citra lewat olahraga lain. Golf, tinju, hingga Formula 1, digunakan Arab Saudi untuk memperkenalkan bahwa negara mereka tidak sekonservatif itu.

Kini, Arab Saudi mencoba lewat sepak bola. Tidak bisa dimungkiri, negara asal kota Makkah dan Madinah ini memiliki banyak fans sepak bola. Namun, mereka lebih senang menonton tontonan liga luar negeri. Liga lokal hanya sambil lalu saja.

Mendatangkan bintang bisa jadi cara awal mereka untuk menggaet fans. PIF menargetkan, ada sekitar 70 ribu fans yang bakal hadir saat Al Ittihad, Al Nassr, Al Hilal, dan Al Shabab main di kandang dalam ajang apa pun.

Selain demi mengundang pendapatan via hak siar, kedatangan fans ini setidaknya jadi magnet bagi para bintang, bahwa Liga Arab Saudi itu seru. Belum lagi, fasilitas sepak bola di Arab Saudi juga sudah dibenahi sedemikian rupa.

Citra konservatif perlahan-lahan berubah. Keberhasilan Al Nassr menggaet Ronaldo jadi tanda awal bahwa perubahan sudah terjadi di Arab Saudi.

4. Tujuan besar berupa Piala Dunia 2030

Lionel Messi memenangkan Piala Dunia 2022 bersama timnas Argentina. (instagram.com/leomessi)

Dilansir The Guardian, Arab Saudi sedikit-sedikit belajar dari Qatar. Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, popularitas Qatar meningkat drastis, kendati dari segi prestasi, mereka bobrok. Arab Saudi tidak ingin seperti itu.

Dengan pembenahan fasilitas dari level klub, Arab Saudi menargetkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Dari segi kualitas pemain, mereka sudah punya potensi karena pernah mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022.

Arab Saudi akan menjajaki kemungkinan mengirim pemain-pemain muda ke Eropa. Hal itu untuk meningkatkan kualitas skuad Si Elang Hijau, yang sebetulnya sudah memiliki modal besar.

Proses bidding untuk tuan rumah Piala Dunia 2030 memang baru dimulai kisaran September atau Oktober 2023. Namun, persiapan Arab Saudi yang matang ini menandakan, tidak hanya memperbaiki citra, mereka juga agaknya ingin jadi negara sepak bola.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us