Bagaimana Everton Mengembalikan Performa Apik Jack Grealish?

- Performa Jack Grealish menurun drastis usai membawa Manchester City meraih treble
- Everton memberikan ruang kreasi lebih luas kepada Jack Grealish
- Kedatangan Jack Grealish ke Everton membawa dampak menyeluruh bagi klub
Jack Grealish pernah dianggap sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Inggris, terutama setelah menjadi bagian penting dalam perjalanan Aston Villa. Kariernya mencapai puncak ketika Manchester City merekrutnya dengan biaya fantastis, lalu menempatkannya dalam skuad yang memenangkan treble winners pada 2022/2023. Namun, kisah manis itu perlahan berubah menjadi periode yang sulit bagi sang pemain.
Jack Grealish kehilangan kebebasan bermain, produktivitasnya menurun, dan menit bermainnya semakin terbatas. Situasi itu membuatnya harus mencari jalan baru agar bisa kembali menemukan identitas sejatinya sebagai pemain penuh imajinasi. Ia kemudian dipinjamkan kepada Everton semusim penuh pada 2025/2026 dan tampil impresif hingga menyabet penghargaan English Premier League (EPL) Player of The Month pada Agustus 2025.
1. Performa Jack Grealish menurun drastis usai membawa Manchester City meraih treble
Jack Grealish mencapai momen emas pada 2022/2023 saat menjadi bagian dari skuad Manchester City yang mengamankan treble bersejarah. Akan tetapi, euforia itu tak berlangsung lama dengan penurunan performanya yang signifikan. Sejak awal 2023/2024, ia hanya mampu mencetak 3 gol dan 5 assist dari 53 pertandingan di semua kompetisi.
Statistik tersebut mencerminkan kesulitannya beradaptasi dengan tuntutan Pelatih Pep Guardiola. Alih-alih merusak pertahanan lawan dengan dribel khasnya, Grealish lebih sering berperan sebagai penjaga ritme agar aliran bola tetap stabil. Peran itu membuatnya kehilangan kreativitas dan keberanian mengambil risiko di sepertiga akhir lapangan.
Selain kendala taktik, cedera dan inkonsistensi juga memperburuk nasibnya. Sejak awal 2024, ia hanya menjadi starter dalam 9 dari 39 laga Premier League. Kesulitannya mendapat menit bermain membuat Grealish tersisih dari Timnas Inggris di Euro 2024. Hal ini menjadi tamparan keras bagi sang pemain yang pernah jadi harapan publik sepak bola Inggris.
2. Everton memberikan ruang kreasi lebih luas kepada Jack Grealish
Masa peminjaman Jack Grealish ke Everton pada musim panas 2025 menjadi titik balik kariernya. Dalam dua laga sebagai starter, ia langsung mengemas 4 assist, lebih banyak dari total 2 musim terakhirnya di Manchester City. Catatan itu bahkan membuatnya terpilih sebagai Premier League Player of the Month bulan Agustus, penghargaan pertama yang diterima pemain Everton sejak September 2020 sekaligus pertama dalam karier Grealish.
Manajer Everton, David Moyes, memainkan peran penting dalam kebangkitan tersebut. Ia menegaskan, Grealish sejak awal harus berjuang merebut tempat di tim utama tanpa perlakuan istimewa. Begitu dipercaya tampil, ia diberikan ruang kreasi lebih luas untuk menghadapi lawan secara langsung dan menghasilkan ancaman, sesuatu yang tidak lagi ia dapatkan di Manchester City.
Kebangkitan itu terlihat jelas dalam debut kandangnya di markas baru The Toffees di Hill Dickinson Stadium. Melawan Brighton & Hove Albion pada pekan ke-2 Premier League 2025/2026, Grealish mencatat 2 assist, termasuk umpan silang yang berbuah gol pertama di stadion bersejarah tersebut. Ia juga rajin melakukan pressing, merebut bola tujuh kali, dan mencatat jumlah tekel terbanyak di tim. Moyes pun percaya, performa tersebut baru permulaan, karena sang manajer yakin Grealish masih bisa naik dua hingga tiga level lagi.
3. Kedatangan Jack Grealish ke Everton membawa dampak menyeluruh bagi klub
Tak hanya sekadar kontribusi di lapangan, kedatangan Jack Grealish juga memberikan dampak signifikan bagi pendapatan Everton. Jersey nomor 18 miliknya menjadi yang terlaris di toko resmi klub sekaligus meningkatkan perhatian media dan daya tarik komersial. Dalam waktu singkat, ia berhasil menjalin koneksi emosional dengan suporter, tampak dari sambutan meriah di tiap pertandingan.
Kehadirannya juga membawa energi positif di ruang ganti. Rekan setim seperti Kiernan Dewsbury-Hall menilai Grealish sebagai salah satu pemain paling disiplin dalam menjaga kondisi dengan rutinitas recovery yang konsisten. Menurut Carlos Alcaraz, Grealish tampil bak petarung saat sesi latihan, yang menunjukkan komitmen yang jarang terlihat pada pengujung kariernya di Manchester City.
Meski klausul pembelian permanennya sekitar 50 juta pound sterling (Rp1,114 triliun), pihak Everton diyakini akan mencoba negosiasi jika performa Grealish konsisten. Dengan usianya yang menginjak 30 tahun dan kontrak yang makin menipis di Manchester City, peluang untuk mempermanenkan transfer ini tetap terbuka. Bagi fans Everton, Grealish tidak hanya pemain, tetapi juga simbol harapan akan era baru yang lebih cerah.
Jack Grealish telah melewati fase jatuh bangun dalam kariernya, dari kejayaan di Manchester City hingga kebangkitan di Everton. Perjalanannya menjadi bukti nyata, ketika diberi kepercayaan, ruang gerak, dan semangat baru, seorang pesepak bola bisa kembali menemukan dirinya dan memberi arah baru bagi klub.