Bagaimana Sean Dyche Mengembalikan Identitas Nottingham Forest?

- Sean Dyche kembali menerapkan gaya bermain yang sesuai dengan karakter Nottingham Forest, termasuk blok bertahan solid, transisi cepat, dan ancaman set-piece.
- Para pemain diberikan peran yang lebih jelas dalam struktur permainan, seperti Morgan Gibbs-White sebagai simbol kebangkitan permainan kreatif.
- Kemenangan 3-0 atas Liverpool menegaskan efektivitas taktik direct Nottingham Forest, dengan pola serangan langsung dan efisiensi transisi yang berhasil mengalahkan juara bertahan Premier League.
Nottingham Forest sempat mengalami fase sulit pada masa kepelatihan Ange Postecoglou. Di bawah kepemimpinannya, The Forest harus menelan 6 kekalahan dan 2 kali hasil imbang hingga terperosok ke zona degradasi English Premier League (EPL) 2025/2026. Taktik yang tidak sejalan dengan karakter skuad membuat sistem baru tersebut gagal membuahkan stabilitas.
Masuknya Sean Dyche sebagai pelatih ketiga musim ini menghadirkan harapan baru bagi Nottingham Forest. Mantan pelatih Burnley dan Everton ini membawa filosofi yang lebih sesuai dengan karakter tim yang sudah terbentuk pada era Nuno Espirito Santo musim sebelumnya. Perubahan sistem tersebut mulai menunjukkan hasil apik hingga puncaknya dirayakan melalui kemenangan 3-0 atas Liverpool di Anfield pada Sabtu (22/11/2025) WIB kemarin.
1. Sean Dyche menerapkan kembali gaya bermain saat di Everton dengan sedikit penyesuaian
Sean Dyche langsung mengembalikan struktur dasar permainan Nottingham Forest yang sebelumnya terdistorsi. Ia menekankan blok bertahan solid, transisi cepat, dan ancaman set-piece yang telah menjadi ciri khas Forest pada era Nuno Espirito Santo. Pendekatan ini juga selaras saat ia menukangi Everton pada 2023/2024.
Formasi 4-4-2 yang ia gunakan hanya menjadi sedikit modifikasi dari 4-2-3-1 yang sudah familiar bagi tim, karena penyesuaian posisi penyerang hanya bergeser beberapa yard saja. Struktur tersebut menaruh prioritas pada organisasi pergerakan tanpa bola dan efisiensi saat menyerang. Dengan model ini, Forest tidak bergantung pada fase penguasaan bola panjang dan memilih menyerang ruang terbuka secepat mungkin.
Dyche mengimplementasikan latihan fisik intens untuk meningkatkan kebugaran dan daya ledak pemain. Latihan berat itu membantu tim menjalankan transisi dengan agresif serta memenangi duel udara yang menjadi fondasi permainan direct football. Para pemain menyebut program tersebut krusial untuk menghadapi tekanan intens seperti yang diterapkan Liverpool.
Salah satu bukti konkret adaptasi taktis ini terlihat saat menghadapi Liverpool. Dyche menekankan jka timnya tidak akan mengambil risiko build-up dari area sendiri dan memilih bermain langsung ke depan untuk menghindari pressing lawan. Pendekatan ini membuahkan sepak pojok yang menghasilkan gol pertama. Murillo dos Santos menyelesaikan situasi itu setelah memanfaatkan miskomunikasi Liverpool dalam penjagaan zona.
Set-piece pun kembali menjadi senjata yang memberikan nilai tambah bagi Forest. Catatan Dyche di klub sebelumnya menunjukkan efektivitas tinggi dalam memanfaatkan peluang bola mati, dan kini pola itu diterjemahkan kembali di City Ground. Perubahan kolektif ini memperlihatkan identitas permainan yang jelas dan kembali dipercaya oleh pemain maupun fans.
2. Para pemain diberikan peran yang lebih jelas dalam struktur permainan Sean Dyche
Sean Dyche mengawali tugasnya dengan membangun kembali fondasi tim melalui pemain-pemain berpengalaman. Ia memberi pesan tegas bahwa harga transfer tidak otomatis menjamin posisi. Pesan tersebut diarahkan kepada talenta muda seperti Omari Hutchinson, James McAtee, Arnaud Kalimuendo, dan Dilane Bakwa yang direkrut dengan biaya besar.
Morgan Gibbs-White menjadi simbol kebangkitan permainan kreatif Nottinggham Forest. Ia kembali ke peran ideal sebagai number 10 dan mencetak 3 gol dalam 5 laga awal kepelatihan Dyche. Pendekatan fungsional yang diberikan pelatih membuatnya lebih bebas, percaya diri, dan berpengaruh besar pada progres tim di sepertiga akhir lapangan.
Di lini tengah, Elliot Anderson berfungsi sebagai motor penggerak yang menjaga ritme dan agresivitas pressing. Energinya dalam bertahan dan kecerdasannya membaca situasi membuat Forest tetap solid saat bertahan maupun bertransisi. Kehadirannya menjadi faktor penting keberhasilan penerapan skema permainan direct.
Sementara itu, Igor Jesus memimpin fase pressing dari depan serta mengeksekusi duel sebagai target-man. Ia tidak hanya menjadi penyerang yang bekerja dalam penyelesaian akhir, tetapi juga pemain pertama dalam upaya mempertahankan zona tengah. Perannya menegaskan keharusan striker kuat dalam model Dyche.
Kedatangan Hutchinson dan Dan Ndoye memberi dimensi direct dribbling yang menghasilkan progresi bola cepat ke area sepertiga akhir. Hutchinson bahkan menciptakan assist dan memenangkan penalti dalam laga melawan Leeds United pada pekan ke-11 liga, lalu kembali berkontribusi saat menghadapi Liverpool. Keduanya wajib aktif membantu pertahanan dengan turun melindungi half-space, tetapi tetap menjadi instrumen transisi berbahaya.
3. Kemenangan atas Liverpool menegaskan efektivitas taktik direct Nottingham Forest
Sean Dyche membawa rencana permainan yang sangat spesifik untuk menembus pressing Liverpool yang terkenal agresif. Ia melarang pemainnya memainkan build-up pendek karena risiko kehilangan bola di area sendiri terlalu besar. Dirinya mengarahkan timnya untuk cepat mendistribusikan bola ke area lawan dan menjalankan situasi second ball sebagai pemicu serangan.
Gol pembuka menunjukkan efektivitas serangan langsung yang memaksa terjadinya sepak pojok. Murillo dos Santos memanfaatkan ruang di kotak penalti setelah pergerakan cerdas tanpa bola dari Igor Jesus dan Morgan Gibbs-White menarik perhatian bek lawan. Kelengahan Liverpool dalam mengawasi Murillo makin mempertegas kekuatan detail taktik Dyche dalam menyambut set-piece.
Gol kedua memperlihatkan pola kombinasi rotasi dan overload di area sayap. Pergerakan Gibbs-White ke sisi kiri menarik gelandang Liverpool keluar dari posisinya, dan Neco Williams memanfaatkan ruang di half-space. Umpan tarik Williams kemudian diselesaikan dengan baik oleh Nico Savona yang datang dari lini kedua.
Gol ketiga mencerminkan dampak langsung dari winger eksplosif. Omari Hutchinson menerima bola dengan ruang dan kecepatan, lalu mengecoh pemain bertahan sebelum melepaskan tembakan yang disambut penyelesaian akurat Gibbs-White. Liverpool tidak kuasa menghentikan situasi 1 lawan 1 ketika struktur defensif mereka terbelah.
Menurut Opta Analyst, meskipun Liverpool menguasai bola hingga 75 persen dan mencatat 629 umpan, berbanding terbalik dengan Forest yang hanya mencatat 215 umpan, mereka tidak mampu mengontrol ritme permainan. Forest tetap solid, disiplin, dan agresif dalam menutup ruang, sehingga lawan gagal menembus zona “V”, area sentral berbahaya di depan kotak penalti, yang dilindungi Dyche. Efisiensi transisi dan keteguhan mental membuat kemenangan besar itu menjadi pukulan telak bagi juara bertahan Premier League.
Nottingham Forest kini punya alasan kuat untuk kembali optimistis. Kemenangan 3-0 atas Liverpool di Anfield menjadi penanda filosofi baru Sean Dyche diterima dan dijalankan sempurna oleh tim. Respons positif pemain dan dukungan fans menunjukkan koneksi emosional yang kembali pulih dalam waktu singkat.


















