5 Catatan Terburuk Manchester United Sepanjang Era Premier League

Pada pekan ke-37 kemarin (08/05/2022), Manchester United secara mengejutkan dibantai Brighton dengan skor 4-0. Kekalahan ini memastikan Setan Merah bakal mengakhiri musim di luar posisi lima besar. Artinya mereka gagal untuk meraih tiket Liga Champions.
Untuk klub sebesar Manchester United, pencapaian ini adalah sebuah aib besar. Meski demikian, ini bukan pertama kalinya sejak era Premier League diperkenalkan pada musim 1992/1993. Berikut ini lima catatan terburuk Manchester United sepanjang sejarah Premier League.
1. Peringkat tujuh pada musim 2013/2014

Era Sir Alex Ferguson ditutup dengan manis pada musim 2012/2013 dengan meraih gelar Premier League. Tongkat estafet kepelatihan kemudian berganti ke tangan David Moyes. Keputusan ini diragukan banyak pihak, termasuk fans Setan Merah. Keraguan ini kemudian terbukti benar.
Manchester United gagal mempertahankan gelar, bahkan tampil sangat buruk. David Moyes menelan 11 kekalahan, 6 imbang, dan 17 kemenangan. Setan Merah hanya mampu duduk di peringkat tujuh.
Kondisi ini membuat sang pelatih dipecat usai dikalahkan Everton pada pekan ke-35. Pada tiga laga tersisa kursi pelatih diisi sementara oleh Ryan Giggs sebelum beralih ke Louis van Gaal musim berikutnya.
2. Peringkat enam musim 2021/2022

Manchester United hanya menyisakan satu pertandingan lagi di Premier League musim 2021/2022. Jika menang posisi mereka tidak akan beranjak dari urutan keenam. Sedangkan kekalahan membuat posisi mereka berpotensi ditelikung West Ham United.
Menurut laporan Opta, ini menjadi pencapaian terburuk Setan Merah sepanjang sejarah Premier League perihal pencapaian poin. Saat ini mereka mengoleksi 58 poin dan berpotensi menjadi 61 poin jika menang melawan Crystal Palace pada laga terakhir. Ini lebih buruk dari era David Moyes pada musim 2013/2014 yang mengumpulkan 64 poin.
3. Peringkat enam musim 2016/2017

Pada musim 2016/2017 Jose Mourinho ditunjuk sebagai pelatih Manchester United untuk menggantikan Louis van Gaal. Musim perdananya itu terbilang sukses dengan persembahkan tiga gelar, yaitu Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa.
Meski begitu, performa di Premier League cukup mengecewakan. Setan Merah mengakhiri musim di peringkat enam dan menjadi tim dengan produktivitas gol paling sedikit dari tujuh tim teratas. Mereka hanya mencetak 54 gol dari 38 laga dengan torehan 18 kemenangan, 15 imbang, dan 5 kekalahan.
4. Peringkat enam musim 2018/2019

Jose Mourinho mengalami pemecatan pada musim ketiganya bersama Manchester United. Tepatnya pasca kekalahan dari Liverpool pada pekan ke-17 musim 2018/2019. Perannya kemudian digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer sebagai caretaker. Mantan pemain Manchester United ini pun memberikan dampak menjanjikan.
Dia mempersembahkan enam kemenangan dan tak terkalahkan dalam 12 laga beruntun. di Premier League pada musim debutnya. Dia juga berhasil membawa Setan Merah melakukan comeback atas Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions.
Pada akhir musim, Solskjaer memang hanya membuat MU duduk di urutan enam Premier League. Namun, dia memberikan masa depan yang menjanjikan kala itu, yang membuat statusnya dipermanenkan pada musim berikutnya.
5. Peringkat lima musim 2015/2016

Era Louis van Gaal bukanlah waktu yang menyenangkan bagi fans Manchester United. Dia kerap dikritik karena taktik yang dia mainkan tidak jelas dan sering berganti-ganti. Sehingga membingungkan pemain dan membuat performa mereka tidak maksimal.
Musim keduanya di Old Trafford tidak berjalan mulus. Meski berhasil persembahkan gelar FA Cup, MU gagal lolos ke Liga Champions setelah finis di urutan kelima pada akhir musim.
Pelatih asal Belanda itu pun dilengserkan dan digantikan oleh Jose Mourinho. Musim 2015/2016 Setan Merah hanya mampu mencetak 49 gol dari 38 laga. Itu adalah rekor terbutuk sepanjang sejarah klub di Premier League.
Sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, Manchester United kehilangan tajinya sebagai klub tersukses di Premier League. Mereka bahkan telah puasa gelar sejak terakhir kali menjadi juara pada musim 2012/2013. Pada beberapa kesempatan mereka bahkan mencatatkan hasil buruk dan menjadi sebuah noda dalam sejarah Premier League.