Conor Tracey, Cuti Kerja demi Tampil di Piala Dunia Antarklub 2025

- Conor Tracey, kiper Auckland City yang dibantai 0-10 oleh Bayern Muenchen, memiliki perjalanan karier unik dari Canterbury United hingga kembali ke Auckland City.
- Tracey bekerja sebagai pegawai gudang farmasi obat hewan karena statusnya hanya pemain amatir dengan gaji rendah, sehingga harus mengambil cuti tidak dibayar demi tampil di Piala Dunia Antarklub 2025.
- Meski dibantai oleh Bayern Muenchen, Tracey bangga mewakili Selandia Baru dan benua Oceania di Piala Dunia Antarklub 2025 serta merasa bahwa pengorbanan itu sepadan dengan pengalaman yang didapat.
Di balik kontroversi dan pemberitaan negatif soal Piala Dunia Antarklub 2025, ada sejumlah kisah unik yang menarik perhatian publik sepak bola dunia. Salah satunya Conor Tracey, kiper Auckland City yang gawangnya dibobol sepuluh kali oleh Bayern Muenchen dalam laga pertama Grup C. Meski dibantai dengan skor 0-10 oleh Bayern Muenchen, kisah sang kiper, terutama latar belakang dan perjalanan kariernya, tengah tren di media sosial.
Tracey tidak hanya menjalani profesi sebagai pesepak bola. Ia juga bekerja sebagai pegawai gudang farmasi untuk obat hewan. Ia rela mengambil cuti dari pekerjaanya demi bermain di Piala Dunia Antarklub 2025. Meski Auckland City dibantai 0-10 dari Bayern Muenchen, Tracey tetap bangga dengan penampilan perdananya di Piala Dunia Antarklub 2025.
Lantas, seperti apa perjalanan karier Conor Tracey sebagai pesepak bola hingga viral di media sosial?
1. Memulai kariernya bersama Canterbury United baru membela Auckland City
Conor Tracey merupakan pemain kelahiran 13 April 1997. Awalnya, ia menimba ilmu di akademi Auckland City, lalu pindah ke Three Kings United pada Juli 2016. Tracey hanya bertahan selama setahun di Three Kings United dan kembali ke Auckland City pada September 2017. Sayangnya, ia belum mendapat kesempatan tampil di tim utama sehingga memilih hengkang ke Canterbury United pada Oktober 2018. Tracey akhirnya melakoni debut sebagai kiper utama Canterbury United dalam kemenangan 1-0 atas Southern United pada pekan pertama National League Championship pada 21 Oktober 2018.
Tracey mencatat 18 penampilan dengan menorehkan 3 nirbobol dan 30 kebobolan pada 2018/2019. Hanya bertahan setahun, ia kembali ke klub lamanya, Auckland City pada Juli 2019. Tracey tercatat masih aktif bermain untuk Auckland City pada 2025. Ia mengoleksi 118 penampian dengan catatan 55 nirbobol dan 110 kebobolan per Juni 2025.
2. Hanya berstatus pemain amatir, Tracey bekerja sebagai pegawai gudang farmasi obat-obatan hewan
Sayangnya, Conor Tracey tidak bisa menopang hidupnya dan keluarga hanya dengan bermain sepak bola. Sebab, statusnya pemain amatir. Gaji rata-rata pemain Auckland City berkisar 150 dolar Selandia Baru atau Rp1,4 juta. Jumlah tersebut sangat jauh dibanding gaji Harry Kane di Bayern Muenchen yang mencapai 400 ribu pound sterling atau Rp8,8 miliar per pekan. Sementara itu, biaya hidup bulanan di Auckland tanpa sewa apartmen rata-rata 1.650 dolar Selandia Baru atau Rp16 juta. Artinya, gaji Tracey di Auckland City tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup secara individu.
Alhasil, Tracey menekuni pekerjaan lainnya sebagai pegawai gudang farmasi hewan. Dilansir ESPN, bekerja sebagai pesepak bola penuh waktu sangat berat di Selandia Baru sehingga ia tidak punya pilihan lain selain menjalani profesi lain. Tracey mengatakan salah satu tantangan berat terkait manajemen waktu. Ia harus sampai di gym pukul 5 pagi, kemudian bekerja pukul 8 pagi sampai sore, baru mulai berlatih di Auckland City setelah pulang bekerja dari petang sampai malam. Tracey baru pulang ke rumah sekitar jam 9 malam dan rutinitas ini cukup sulit bagi yang berkeluarga.
3. Rela cuti tidak dibayar demi bermain di Piala Dunia Antarklub 2025
Conor Tracey harus mengambil cuti selama bermain di Piala Dunia Antarklub 2025 bersama Auckland City. Ditambah lagi, gajinya tidak dibayar selama mengambil cuti tersebut. Tracey berujar meninggalkan pekerjaanya sebagai pegawai gudang sering menjadi isu dalam internal perusahaan. Meski begitu, komitmennya terhadap sepak bola tidak pernah luntur. Kerja kerasnya membuahkan hasil dengan Auckland City terpilih menjadi salah satu tim yang berlaga di Piala Dunia Antarklub 2025.
Tracey tidak masalah jika harus meninggalkan pekerjaanya tanpa dibayar demi bermain di Piala Dunia Antarklub 2025. Sebab, menghadapi klub-klub besar, seperti Bayern Muenchen, Benfica, dan Boca Juniors, merupakan kesempatan langka dalam kariernya sebagai pesepak bola. Tracey bangga mewakili Selandia Baru dan Oceania di Piala Dunia Antarklub 2025. Ia bahkan tidak terlalu sedih setelah Auckland City dibantai Bayern Muenchen 0-10 di laga pertama. Sebab, bermain di Piala Dunia Antarklub 2025 saja merupakan suatu pencapaian luar biasa dalam kariernya sebagai pesepak bola.
Kisah Conor Tracey menunjukkan sisi lain dari Piala Dunia Antarklub 2025. Ia bersama rekan-rekannya mewujudkan mimpi bermain di turnamen besar seperti Piala Dunia Antarklub 2025 dan menghadapi tim-tim elite dunia. Tracey dan rekan-rekannya di Auckland City melakukan pengorbanan besar demi bermain di Piala Dunia Antarklub 2025. Ia mengatakan akan kesulitan membayar sewa apartmen dan biaya hidup lainnya akibat tampil di Piala Dunia Antarklub 2025. Akan tetapi, pengorbanan itu sepadan dengan pengalaman yang didapat dengan menghadapi klub-klub seperti Bayern Muenchen, Benfica, dan Boca Juniors.