Eks Timnas Desak PT LIB Perketat Standar Pemain Asing: Harus Tinggi

Jakarta, IDN Times - Eks pemain Timnas Indonesia, Yanto Basna, ikut berkomentar terkait regulasi baru yang ditelurkan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Dalam aturan anyar itu, setiap klub kini diperbolehkan memiliki 11 pemain asing.
Meski tak secara eksplisit menyatakan setuju atau tidak, Yanto menyoroti satu hal yang menurutnya perlu diperhatikan. Yanto mendesak PT LIB agar memperketat standar pemain asing.
1. Minimal punya tiga caps di tim nasional

Alasan PT LIB menambah kuota pemain asing adalah untuk meningkatkan mutu Liga 1 yang nantinya akan bernama Super League di musim 2025/26. Namun, Yanto berharap PT LIB dapat memberikan kriteria khusus terkait pemain asing mana yang bisa didatangkan klub Liga 1. Minimal, menurutnya, mereka memiliki tiga caps di tim nasional negaranya.
"Kalau untuk meningkatkan kualitas level liga oke saja. Tapi, bila perlu regulasinya pemain asing yang main di Liga 1 wajib pernah membela tim nasional di negaranya minimal tiga kali," tulis Yanto Basna di akun Instagram pribadinya, Rabu (9/7/2025).
2. Jadi keharusan jika dalihnya meningkatkan mutu kompetisi

Aspek itu harus digarisbawahi oleh PT LIB, jika memang dalihnya untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Jika tidak, Super League hanya akan dibanjiri pemain asing, yang tak memberikan dampak signifikan.
"Jadi, kalau mau menaikkan kualitas liga, ya pemain asingnya juga harus dikasih standar tinggi agar berdampak ke pemain lokal. Dengan sendirinya, akan mendorong liga menjadi lebih baik dan profesional," ucap Yanto Basna.
3. Aturannya lahir dalam RUPS

Regulasi baru ini lahir berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa PT LIB yang dihelat di Hotel Langham, Senin (7/7/2025). Dalam aturan itu, LIB membolehkan setiap klub merekrut 11 pemain asing, tapi hanya delapan yang boleh masuk daftar susunan pemain (DSP) dan dimainkan di atas lapangan. Jika delapan pemain asing sudah dimainkan, penggantinya harus lokal.
"Semua negara berkompetisi memajukan sepak bolanya. Realita menyakitkan adalah tentang pilihan. Go profesional or stay tarkam," tulis Yanto.