Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Euro 2024 dan Fakta Rute Migrasi Balkan-Jerman

Suporter Timnas Serbia padati Allianz Arena, salah satu venue Euro 2024. (instagram.com/fudbalskisavezsrbije)

Ada yang menarik dari Euro 2024, yakni riuhnya stadion saat tim-tim asal Balkan (Eropa Tenggara yang terdiri dari Albania, Bosnia Herzegovina, Bulgaria, Rumania, Kroasia, Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, Serbia, dan Slovenia) berlangsung. Padahal, secara ekonomi mereka adalah negara-negara dengan pendapatan per kapita relatif rendah di Eropa berdasar data IMF 2024. Beberapa negara Balkan juga tidak masuk skema Eurozone (menggunakan mata uang euro untuk transaksi keuangan) dan Schengen (regulasi khusus yang menghilangkan prosedur pengecekan paspor dan visa di perbatasan sejumlah negara anggota Uni Eropa). 

Lantas, bagaimana mereka bisa memenuhi stadion untuk mendukung timnas masing-masing? Bukan datang berbondong-bondong langsung dari negara asal mereka, para suporter timnas asal Balkan ternyata sudah tinggal dan beranak pinak di Jerman. Itu semua berkaitan erat dengan rute migrasi Balkan-Jerman. Apa itu? Mari ulas lebih dalam?

1. Arus migrasi dari negara-negara Balkan menuju Jerman pertama terdeteksi pada 1940-an

Suporter Timnas Rumania di Euro 2024. (instagram.com/echipanationala)

Merujuk tulisan Bonifazi dan Mamolo berjudul "Past and Current Trends of Balkan Migrations" dalam jurnal Espace Populations Sociétés, arus migrasi dari negara-negara Balkan menuju Jerman pertama kali terdeteksi setelah Perang Dunia II (1945-1990). Mayoritas dari mereka adalah warga etnik Jerman yang memanfaatkan right of return (hak untuk kembali). Arus migrasi meningkat dan pesertanya meluas dari etnik lain (Slavik dan Turkik) pada 1990-an saat perang sipil pecah di Yugoslavia.

Ditambah dengan kolapsnya rezim komunis yang disertai resesi ekonomi di beberapa negara di kawasan itu, eksodus pun tampak terjadi di beberapa negara tetangga Yugoslavia seperti Rumania dan Bulgaria. Tak hanya Jerman sebenarnya negara tujuan mereka, Austria, Swiss, Amerika Serikat, dan negara-negara Skandinavia juga jadi destinasi utama. Namun, Jerman jadi salah satu negara resipien terbesar. Mengapa?

2. Ada kebutuhan pekerja kasar di Jerman yang bisa diisi para migran asal Balkan

Suporter Timnas Albania padati Stadion BVB Dortmund pada matchday ke-1 Euro 2024. (instagram.com/fshforg)

Jerman jadi tujuan favorit karena ketersediaan lapangan kerja dan peluang untuk berkarier tanpa pengalaman dan riwayat pendidikan yang mumpuni. Dilansir Dokumentationszentrum und Museum ueber die Migration in Deutschland, sejak 1960-an, Jerman membuka peluang itu dengan meneken kerja sama bilateral dengan beberapa negara seperti Turki, Portugal, Italia, Spanyol, Yugoslavia, dan Yunani. Skema itu bernama guest worker (pekerja tamu) yang diharapkan mengisi pos-pos pekerjaan menial yang tidak menarik bagi warga lokal. Dengan asumsi, mereka akan pulang setelah kontrak selesai.  

Awalnya skema itu berjalan sesuai asumsi. Namun, ternyata banyak migran dari negara lain yang ikut tergiur penghasilan per jam lebih besar dari negeri sendiri. Ditambah kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, pekerja migran asal kawasan Balkan pun mulai memadati Jerman. Jerman sempat kewalahan dan memperketat aturan untuk pekerja tamu pada 1970-an, tetapi ini justru mendorong pekerja tamu yang sudah berada di Jerman untuk mencari cara menetap sementara maupun permanen ketimbang pulang. 

Pada 1990-an, jumlah migran asal Balkan meningkat drastis karena perang. Bukan sebagai pekerja, mereka awalnya mendaftar sebagai pencari suaka. Pada 2000-an, regulasi kewarganegaraan ganda dan naturalisasi mulai berlaku di Jerman. Tentu pelamarnya perlu memenuhi berbagai syarat, tetapi ini tak menghalangi keinginan diaspora Balkan untuk menetap di negeri itu. Menariknya, sejak 1 Juni 2024, Jerman memutuskan menambah kuota visa per tahun untuk pekerja migran asal Balkan Barat (Albania, Bosnia Herzegovina, Montenegro, Kosovo, Makedonia Utara, dan Serbia). 

3. Digelar di Jerman, tim-tim Balkan tak kehabisan suporter saat berlaga

Suporter Kroasia padati venue Euro 2024. (instagram.com/hns_cff)

Selain ketersediaan lapangan kerja dengan gaji layak, Jerman adalah salah satu negara dengan jaminan sosial dan hak asasi manusia terbaik di dunia. Menurut Komisi Uni Eropa, ada lima jaminan sosial yang bisa didapat warga Jerman (baik warga negara maupun imigran), yakni asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dana pensiun, asuransi kecelakaan, dan asuransi untuk korban PHK. Tak heran bila setelah berhasil jadi pekerja migran, banyak dari mereka yang memilih untuk menetap saja di Jerman ketimbang pulang ke negara asal.

Dengan keberadaan diaspora Balkan di Jerman, rasanya tak aneh melihat seperti apa riuhnya pertandingan yang melibatkan timnas asal Balkan di Euro 2024. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk transportasi dan akomodasi, para suporter tim-tim Balkan sudah berada di negara penyelenggara. Membeli tiket pertandingan untuk mendukung negara mereka pun bukan hal sesuatu yang berat mengingat berbagai jaminan sosial dan pendapatan bulanan setimpal yang mereka dapat di Jerman. 

Euro 2024 memang bukan soal sepak bola belaka. Ada fenomena globalisasi dan sejarah migrasi panjang yang bisa kita amati pula lewat turnamen 4 tahunan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us