Fenomena Invasi Pelatih Asing di Liga 1, Lokal ke Mana?

Jakarta, IDN Times - Jumlah pelatih lokal yang menangani klub Liga 1 musim 2023/24 begitu minim. Tercatat, hanya ada empat pelatih lokal yang memimpin klub di musim ini, sementara 14 sisanya berstatus asing.
Catatan ini tentu cukup disayangkan. Sebab, stok pelatih berkualitas dan pengalaman di Indonesia sebenarnya terbilang banyak. Lantas, kenapa para pelatih lokal semakin terdesak eksistensinya?
1. Sertifikasi terbatas

Para pelatih di Indonesia ternyata banyak yang terkendala sertifikasi. Banyak dari mereka yang tak memenuhi standar dari operator kompetisi, lantaran belum mengantongi lisensi AFC Pro.
Ya, untuk level Liga 1, setiap pelatih memang harus mengantongi sertifikat di level tersebut agar bisa menangani tim.
"Itu (lisensi) kan jadi syarat mutlak seorang pelatih untuk bisa menangani Liga 1. Di Indonesia, pelatih dengan lisensi AFC Pro cuma 21 orang. Jadi, kalau ada tiga pelatih di Liga 1, itu persentasenya sudah tinggi menurut saya," kata pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan, kepada IDN Times.
2. Akses dapat lisensi yang sulit

Memang, demi mendapatkan lisensi AFC Pro, perjuangannya tak mudah. Pun, biaya yang dikeluarkan begitu tinggi. Setidaknya, seorang pelatih harus merogoh kocek Rp250 juta hingga Rp300 juta. Proses pelatihannya juga tak singkat, minimal enam bulan.
Yuke menyatakan tidak semua calon pelatih di Indonesia sanggup untuk mengikuti kursus tersebut. Sehingga, bantuan dari federasi, dalam hal ini PSSI, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), sangat diperlukan.
"Bukan hanya gak mampu, tapi memang kesempatannya sedikit. Kalau kesempatannya dibuka, mereka bisa kursus dengan bantuan yang signifikan, saya yakin sih kita akan punya pelatih-pelatih lokal dengan kompetensi tinggi," ujar Yuke.
3. Pelatih lokal yang membesut tim Liga 1 musim ini

Jika Yuke menyatakan tiga sudah banyak, sebenarnya di musim ini ada empat pelatih lokal yang membesut tim Liga 1. Mereka adalah Aji Santoso (Persebaya Surabaya), Rahmad Darmawan (Barito Putera), Joko Susilo (Arema FC), serta Agus Sugeng Riyanto (Bhayangkara FC).
Sempat ada kebingungan di Arema, terkait siapa yang menangani tim. Lantaran I Putu Gede belum memegang lisensi AFC Pro, maka tampuk kepemimpinan di tim pelatih diberikan kepada Gethuk (sapaan Joko Susilo).