Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Final Liga Champions di Munich, Selalu Ada Juara Baru

Ilustrasi stadion di Munich (unsplash/herrzett)

Kota Munich bakal menjadi tuan rumah laga final UEFA Champions League alias Liga Champions musim 2024/2025. Pertandingan tersebut akan mempertemukan wakil Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), dan utusan Italia, Inter Milan. PSG berambisi meraih trofi perdana, sedangkan Inter Milan ingin menambah gelar prestisius Eropa mereka.

Sebelum laga musim ini, Munich sudah empat kali menjadi arena pertandingan pamungkas Liga Champions. Yang unik, dari keempat partai tersebut, selalu hadir juara baru di kompetisi para juara. Siapa saja klub tersebut dan tahun berapa mereka juara?

1. Nottingham Forest meraih trofi Liga Champions perdana mereka pada musim 1978/1979

Kesempatan pertama Munich menjadi tuan rumah final Liga Champions terjadi pada musim 1978/1979 silam. Ketika itu masih bernama European Cup, pertandingan final ini mempertemukan Nottingham Forest dan Malmo. Kebetulan, ini adalah partai puncak perdana bagi kedua klub tersebut.

Berlangsung di Olympiastadion, Forest mampu meraih trofi Liga Champions pertama mereka setelah mengalahkan Malmo dengan skor tipis 1-0. Trevor Francis menjadi pahlawan tim asal Inggris itu setelah menjebol gawang utusan Swedia lewat tandukan pada akhir babak pertama. Musim berikutnya, Forest berhasil mempertahankan trofi setelah mengandaskan Hamburger SV di final dengan skor identik 1-0.

2. Marseille sukses mengalahkan AC Milan pada musim 1992/1993

Munich kembali mendapatkan kehormatan menggelar laga final Liga Champions musim 1992/1993. Saat itu, wakil Prancis, Marseille, menantang tim asal Italia, AC Milan. Tanpa diduga, Marseille mampu mengandaskan perlawanan AC Milan yang saat itu tengah superior di pentas Serie A. Mereka menang tipis dengan skor 1-0.

Marseille ketika itu memang tersandung skandal pengaturan skor di liga domestik, yang membuat klub harus turun kasta ke Divisi 2. Namun, status mereka sebagai pemenang Liga Champions 1992/1993 tidak terpengaruh. Hingga detik ini, itu menjadi trofi Liga Champions satu-satunya bagi Marseille.

3. Borussia Dortmund mempermalukan juara bertahan Juventus pada musim 1996/1997

Empat tahun berikutnya, Munich kembali ditunjuk menggelar laga final Liga Champions musim 1996/1997. Masih berlangsung di Olympiastadion, partai ini mempertemukan wakil Jerman, Borussia Dortmund, dan jawara Italia, Juventus. Tidak disangka, Die Borussen mampu menaklukkan La Vecchia Signora dengan skor meyakinkan.

Berstatus sebagai juara bertahan dan memiliki tim lebih mentereng, Juventus ketika itu memang lebih diunggulkan. Namun, Dortmund berhasil membalikkan segala prediksi dan menghancurkan Juventus 3-1. Brace Karl-Heinz Riedle dan sebiji gol dari Lars Ricken memberikan trofi Liga Champions perdana bagi Die Borussen.

4. Chelsea mengandaskan mimpi Bayern Munich juara di kandang sendiri

Musim 2011/2012 menjadi kesempatan keempat Munich menggelar laga final Liga Champions. Kali ini, Allianz Arena menjadi saksi saat Chelsea merengkuh trofi Si Kuping Besar perdana mereka. Hebatnya, The Blues kala itu mengalahkan Bayern Munich, yang notabene berkandang di Allianz Arena.

Die Roten sebenarnya unggul terlebih dahulu lewat Thomas Muller pada menit ke-83. Namun, sundulan Didier Drogba pada menit ke-88 memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Tidak ada lagi gol yang tercipta dan pertandingan harus diselesaikan lewat adu tendangan penalti

Di babak, Munich sempat di atas angin setelah tiga eksekutor pertama mereka sukses menunaikan tugasnya dengan baik, sedangkan hanya dua dari tiga algojo Chelsea yang bikin angka. Namun, penendang keempat dan kelima Munich gagal melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, Ashley Cole dan Drogba mampu menaklukkan Manuel Neuer dan memastikan timnya menang dengan skor 4-3.

Pada musim ini, PSG akan menantang Inter Milan dalam laga prestisius. Apakah Munich akan kembali menjadi saksi hadirnya juara baru di ajang Liga Champions? Sebaliknya, apakah Inter Milan yang justru sukses menjadi juara dan menambah deretan trofi Eropa mereka sekaligus membayar kegagalan di pentas domestik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us