Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret City Ground stadium, markas Nottingham Forest (commons.wikimedia.org)

Jelang pekan terakhir English Premier League (EPL) 2024/2025, sorotan publik tidak hanya tertuju kepada pertarungan antara Nottingham Forest versus Chelsea yang menentukan tiket ke Liga Champions Eropa. Fokus media juga bergeser ke luar lapangan ketika The Forest secara resmi melarang Gary Neville, analis utama Sky Sports, untuk hadir di City Ground. Keputusan ini menimbulkan perdebatan luas di kalangan pengamat sepak bola, media, dan penggemar.

Selain mengejutkan, pelarangan ini juga memicu diskusi mengenai batasan antara kritik media dan otoritas klub. Sky Sports, tempat Neville bernaung, menyebut keputusan itu sebagai langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di sisi lain, pihak klub tidak memberikan komentar publik resmi, tetapi tindakan mereka mengandung pesan tegas mengenai konsekuensi kritik terhadap manajemen klub.

1. Awal konflik Gary Neville dengan Nottingham Forest terjadi pada April 2024

Nottingham Forest menolak memberikan akreditasi media kepada Gary Neville untuk laga penting melawan Chelsea di City Ground pada Minggu (25/5/2025) besok. Penolakan ini terjadi setelah serangkaian komentar keras Neville terhadap klub, terutama yang ditujukan kepada pemilik klub, Evangelos Marinakis. Dalam berbagai kesempatan, mantan pemain Manchester United ini mengkritik perilaku Marinakis yang dianggap mencampuri urusan teknis di lapangan dan tidak menghormati batas profesionalisme.

Salah satu momen paling mencolok terjadi setelah kekalahan 0-2 Forest dari Everton pada April 2024, klub mengunggah pernyataan resmi yang mempertanyakan integritas Video Assistant Referee (VAR). Neville menanggapi unggahan tersebut dengan menyebut Forest bertindak seperti ‘geng mafia’ yang langsung memicu kemarahan pihak klub. Tak lama setelah itu, Forest mengirim surat legal ke Sky Sports dan menuntut permintaan maaf secara terbuka yang akhirnya dikabulkan pihak penyiar.

Ketegangan semakin meningkat awal Mei 2025 saat Marinakis terlihat turun ke lapangan dan memarahi pelatih Nuno Espirito Santo usai hasil imbang melawan Leicester City. Neville mengecamnya sebagai tindakan memalukan dan secara terbuka menyarankan Nuno untuk segera meninggalkan klub. Pernyataan tersebut kembali menyulut emosi Marinakis hingga dilaporkan mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap Neville dan Sky Sports atas komentar-komentar sebelumnya.

Melalui laporan Sports Illustrated, Forest meminta Sky Sports untuk mengganti susunan tim komentator mereka. Klub khawatir kehadiran Neville akan memicu suasana tidak kondusif di stadion karena reaksi dari para pendukung. Klub secara efektif menggunakan hak mereka sebagai tuan rumah untuk menolak kehadiran figur media yang dinilai mengganggu stabilitas internal.

2. Meski kontroversial, langkah Nottingham Forest tidak melanggar aturan liga

Sky Sports merespons keputusan Nottingham Forest dengan menyebutnya sebagai langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak disambut baik. Mereka menyatakan, keputusan ini mengganggu kebebasan media dalam meliput pertandingan penting Premier League. Sebagai bentuk protes halus, Sky Sports memindahkan liputan utama pertandingan dari stadion ke studio mereka di London Barat.

Rencana awalnya, Gary Neville dijadwalkan menjadi komentator utama dengan dukungan dua petugas keamanan, mengingat ketegangan yang sudah berlangsung lama. Namun, setelah diberi tahu ia tidak mendapatkan izin dari pihak Forest, dirinya memutuskan mundur sepenuhnya dari peliputan laga tersebut. Sky Sports mendukung keputusan Neville dan tidak menurunkannya dalam format liputan apa pun untuk laga tersebut.

Meskipun langkah Forest dinilai kontroversial, mereka tidak melanggar regulasi Premier League. Aturan liga mengizinkan klub untuk mengatur akreditasi media dan memilih siapa yang dapat masuk ke stadion mereka. Dalam hal ini, manajemen klub menggunakan hak tersebut sebagai alat untuk menjaga stabilitas internal, walau dengan mengorbankan hubungan baik dengan media nasional.

3. Gary Neville menghormati keputusan Nottingham Forest

Gary Neville mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Nottingham Forest yang menurutnya mencoreng reputasi klub. Dalam pernyataan melalui akun LinkedIn dan Instagram, ia menyebut tindakan Forest sebagai simbol dari masalah lebih luas yang terjadi dalam manajemen klub selama 12 bulan terakhir. Ia menekankan, selama 14 tahun bekerja sebagai analis, baru kali ini ia menghadapi pelarangan seperti ini.

Neville mengakui, komentarnya seringkali keras, tetapi selalu didasarkan terhadap penilaian objektif atas kinerja tim, manajemen, maupun keputusan wasit. Ia juga menyampaikan, meskipun kerap melayangkan kritik kepada Marinakis, ia tetap menghormati pelatih, pemain, dan para pendukung Forest yang menurutnya layak mendapatkan stabilitas di tengah ambisi besar klub. Dalam pernyataan akhirnya, dirinya tetap mendoakan yang terbaik bagi Forest dalam perburuan tiket ke Liga Champions musim depan.

Kasus ini membuka perdebatan penting tentang batas antara kebebasan berpendapat analis media dengan kendali klub atas narasi yang menyentuh aspek internal. Di satu sisi, analis seperti Neville memiliki peran penting dalam menjaga transparansi dan kritik publik terhadap klub-klub besar. Di sisi lain, klub seperti Forest merasa perlu menjaga citra dan kestabilan dengan membatasi suara-suara yang mereka anggap merugikan. 

Ketegangan antara hak klub dan kebebasan media kini menjadi medan pertarungan baru di luar lapangan. Konflik ini mencerminkan dinamika kekuasaan yang semakin kompleks dalam dunia sepak bola modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo