Janji Donald Trump Soal Piala Dunia 2026 yang Penuh Dengan Ironi

- Omongan Trump tentang menyambut semua orang ke AS menjadi ironi, karena saat ini sulit mendapatkan visa AS dan kunjungan ke negara itu terus menurun.
- Untuk masuk ke AS, pemegang paspor yang tidak termasuk bebas visa harus membayar biaya tambahan sebesar 250 dolar AS dan antrean visa rata-rata 169 hari.
- Kebijakan imigrasi Trump telah ditentang oleh banyak pihak, yang mendesak FIFA untuk memastikan hak-hak dasar jutaan pengunjung asing yang akan datang ke AS untuk Piala Dunia 2026.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengikrarkan janji untuk Piala Dunia 2026 dalam Sidang Umum PBB. Trump berjanji akan menyambut semua orang datang ke AS tahun depan, di tengah kebijakan imigrasi yang belakangan mencuri perhatian.
"Kami juga dengan bangga menggelar Piala Dunia 2026, dan setelahnya ada Olimpiade 2028. Saya harap Anda semua datang. Saya harap, jutaan orang dari seluruh penjuru dunia akan ikut serta," ujar Trump, dilansir Inside World Football.
1. Menyambut orang, tetapi visa AS susah terbit
Pernyataan Trump sebenarnya merupakan ironi. Sebab, saat ini angka perjalanan ke AS tengah merosot. Per Agustus 2025, kunjungan ke Negeri Paman Sam hanya 3,5 juta orang, turun 2,9 persen.
Tahun ini, sudah enam kali penurunan kunjungan bulanan ke AS terjadi. Hal itu terjadi seiring potensi sulitnya mendapatkan visa ke AS. Tidak cuma sulit, harganya juga mahal.
2. Sesulit itukah masuk AS?
Agar bisa masuk ke AS, para pemegang paspor yang tak termasuk bebas visa wajib membayar biaya tambahan untuk sebesar 250 dolar AS atau setara Rp4,2 juta. Jumlah itu tentu terbilang mahal.
Selain itu, lamanya antrean visa juga jadi kendala lain. Departemen Luar Negeri AS menyebut, seorang pengunjung rata-rata harus menunggu hingga 169 hari untuk wawancara visa turis atau bisnis ke AS.
Belum lagi, jika nantinya ada salah satu negara dari daftar merah hingga hitam dalam imigrasi AS lolos ke Piala Dunia 2026. Pertanyaan besarnya tentu apakah suporter mereka bisa masuk, dan hal tersebut masih menjadi misteri hingga sekarang.
3. Mampukah FIFA melawan Trump?
Kebijakan AS di bawah Trump terkait imigrasi ini sudah ditentang banyak pihak. Amnesty International, Human Rights Watch (HRW), hingga American Civil Liberties Union, mendesak FIFA untuk menentang kebijakan Trump terkait imigrasi.
"Kami menyerukan kepada FIFA untuk menggunakan pengaruhnya demi mendorong pemerintah AS dan Trump, menjamin hak-hak dasar jutaan pengunjung serta penggemar asing yang berusaha masuk untuk menghadiri Piala Dunia 2026," tulis pernyataan resmi mereka.
Piala Dunia 2026 yang dimulai pada 11 Juni-19 Juli 2026, akan digelar di tiga negara. Selain AS, Kanada dan Meksiko juga masuk sebagai tuan rumah. Namun, AS akan mendapat porsi lebih banyak dalam gelaran nanti.
Sejak perempat final hingga final, semua laga akan dimainkan di sana. Total, ada 11 kota menghelat pesta sepak bola terbesar dunia tersebut tahun depan. Jadi, akankah FIFA berani melawan Trump agar Piala Dunia 2026 bisa berjalan ramah bagi semua pihak?