Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Jenis Rumput Standar FIFA untuk Lapangan Sepak Bola

Allianz Arena atau Munich Football Arena sebagai stadion Euro 2024 (uefa.com)

FIFA memiliki standar untuk rumput pada lapangan sepak bola yang berlaku secara internasional. Rumput lapangan sepak bola yang berstandar FIFA tentu memiliki jenis hingga ketentuan perawatan dan penggunaannya masing-masing.

Secara umum, FIFA membagi tiga jenis rumput, yaitu rumput alami, rumput hybrid, dan rumput sintetis. Selain itu, FIFA juga mengategorikan jenis rumput berdasarkan musim atau iklim, yaitu rumput untuk musim dingin dan rumput musim hangat atau tropis.

Melansir FIFA Natural Truf Guidelines, berikut jenis-jenis rumput standar FIFA untuk lapangan sepak bola yang menarik diketahui.

1. Rumput bermuda

Rumput bermuda atau Cynodon datylon (flickr.com/Scot Nelson)

Rumput bermuda atau Cynodon datylon merupakan jenis rumput yang cukup sering dipakai di lapangan sepak bola. Rumput ini termasuk jenis yang lebih cocok digunakan di daerah dengan musim hangat atau tropis seperti Indonesia.

Rumput bermuda banyak dipakai karena biayanya lebih rendah dan perawatannya lebih mudah. Namun, kekurangan jenis rumput bermuda adalah toleransinya terhadap dingin cukup rendah, sehingga tidak dianjurkan digunakan di daerah dengan musim dingin. Sebab, rumput ini memiliki akar yang tidak terlalu kuat dan mudah terkelupas.

2. Rumput seashore paspalum

Rumput seashore paspalum atau Paspalum vaginatum (commons.wikimedia.org/Leo Iwai)

Rumput seashore paspalum atau Paspalum vaginatum merupakan jenis rumput lapangan sepak bola yang termasuk kategori musim hangat. Rumput ini juga dikenal dengan nama biscuit grass, saltwater couch, silt grass, hingga swamp couch.

Rumput seashore paspalum berasal dari Amerika dan tumbuh di daerah-daerah tropis dan subtropis. Rumput ini memiliki kualitas setingkat di atas rumput bermuda karena bisa bertahan dalam kondisi buruk seperti tanah basah, minim cahaya, dan minim nitrogen. Namun, sama seperti rumput bermuda, rumput seashore paspalum juga kurang toleran terhadap suhu rendah.

3. Rumput zoysia

Rumput zoysia atau Zoysia matrella/Zoysia japonica (flickr.com/Forest and Kim Starr)

Rumput zoysia atau Zoysia matrella/Zoysia japonica adalah salah satu jenis rumput yang ideal digunakan di lapangan sepak bola karena memiliki akar yang cukup kuat. Jenis rumput ini cukup toleran terhadap suhu rendah dan tinggi hingga minim nitrogen.

FIFA sendiri juga merekomendasikan rumput zoysia digunakan di lapangan sepak bola di daerah tropis atau hangat seperti Indonesia. Jenis rumput ini memiliki beberapa jenis yang berbeda seperti zoysia matrella, zeon zoysia, palisades zoysia, dan emerald zoysia.

Namun, kekurangan rumput zoysia adalah biaya perawatan yang cukup mahal dan rumit. Sebab, rumput ini harus rutin disiram air minimal satu kali sehari dan dipupuk dua minggu sekali.

4. Rumput kikuyu

Rumput kikuyu atau Cenchrus clandestinus (commons.wikimedia.org/Harry Rose)

Rumput kikuyu atau Cenchrus clandestinus merupakan jenis rumput dari dataran tinggi Afrika Timur yang memiliki pertumbuhan cepat dan agresif. Rumput ini juga tumbuh di Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, hingga selatan California.

Rumput kikuyu cocok digunakan di daerah yang memiliki cuaca panas dan lembap. Oleh sebab itu, rumput ini toleran terhadap kondisi kering. Ditambah pula dengan biaya perawatannya yang murah dan mudah.

Selain itu, jenis rumput ini juga memiliki akar yang kuat dan pertumbuhannya bisa mencegah tunas-tunas tumbuhan lain untuk tumbuh di sekitarnya. Namun, rumput kikuyu kurang direkomendasikan oleh FIFA karena tidak toleran terhadap suhu rendah, mengandung garam, hingga minim nitrogen.

5. Rumput perennial

Rumput perennial atau Lolium perenne (turffinder.com)

Rumput perennial atau Lolium perenne adalah jenis rumput standar FIFA yang berasal dari Eropa, Asia, dan Afrika bagian utara. Jenis rumput ini memiliki ciri-ciri daun berwarna hijau tua, bertekstur halus, serta pertumbuhannya rendah dan bergerombol.

Selain itu, rumput perennial termasuk kategori rumput musim dingin yang cocok digunakan di lapangan olahraga musim dingin. Jenis rumput ini terbilang cukup toleran terhadap suhu rendah, tapi sangat tidak direkomendasikan di daerah yang kering.

6. Rumput kentucky

Rumput kentucky atau dikenal juga smooth-stalked meadow grass (Poa pratensis) (flickr.com/Cecelia Alexander)

Rumput kentucky atau dikenal juga smooth-stalked meadow grass (Poa pratensis) merupakan salah satu jenis rumput alami berstandar FIFA yang memiliki kualitas terbaik dan ideal untuk lapangan sepak bola di daerah bermusim dingin. Jenis rumput ini tumbuh di hampir seluruh Eropa, Amerika, Asia Utara, hingga pegunungan Aljazair dan Maroko.

Jenis rumput ini bisa tumbuh dengan cepat secara merayap. Jika tumbuh dengan baik, rumput ini akan membuat permukaan lapangan terlihat tebal seperti karpet. Oleh sebab itu, rumput kentucky dinilai ideal menjadi rumput di lapangan olahraga.

Melansir FIFA, rumput kentucky memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi terhadap suhu rendah maupun tinggi, kondisi kering, hingga kandungan garam dan nitrogen.

7. Rumput tall fescue

Rumput tall fescue atau Lolium arundinaceum (turf.purdue.edu)

Rumput tall fescue atau Lolium arundinaceum merupakan jenis rumput dari Eropa yang umumnya ditemukan di daerah pesisir, padang rumput lembap, dan tepian sungai. Jenis rumput ini juga tumbuh di tanah yang asam dan memiliki drainase buruk di daerah dengan kesuburan rendah.

Oleh sebab itu, rumput tall fescue cukup toleran terhadap kondisi kering dan suhu panas. Meski begitu, rumput alami ini juga cukup bisa diandalkan di kondisi dingin atau suhu rendah.

8. Rumput hybrid

Rumput hybrid di Spartak Stadium, Moscow (fifa.com)

Selain rumput alami, FIFA juga memiliki standar pada rumput hybrid untuk lapangan sepak bola. Saat ini, sebagian besar stadion di Eropa sudah menggunakan rumput hybrid yang dinilai lebih bagus dan nyaman untuk pemain.

Melansir FIFA, ada tiga jenis rumput hybrid yang sesuai standar FIFA, yaitu Reinforced Rootzone, Carpet-type, dan Stitched Fibre.

  • Reinforced Rootzone: Jenis rumput berbahan sintetis yang dikombinasikan dengan rumput alami. FIFA merekomendasikan rumput ini dipakai maksimal 8-10 jam per minggu. Jenis rumput ini bisa hidup hingga lima tahun dengan perawatan rutin tahunan.
  • Carpet-type: Jenis rumput yang tumbuh di karpet atau alas sintetis dengan serat buatan yang terpasang dan juga diisi dengan rumput alami. Rumput ini juga direkomendasikan dipakai maksimal 8-10 jam per minggu dan bisa hidup hingga lima tahun dengan perawatan tahunan.
  • Stitched Fibre: Jenis rumput dengan serat sintetis yang ditanam di tanah agar bisa bertahan jangka panjang. FIFA merekomendasikan rumput hybrid ini dipakai hingga 20 jam per minggu dan bisa bertahan hingga 10-12 tahun.

9. Rumput sintetis

Rumput sintetis di Puskas Arena, Budapest (fifa.com)

FIFA juga memiliki standar untuk rumput sintetis atau Artificial Football Turf. Jenis ini terbuat dari 100% rumput sintetis tanpa adanya rumput alami sama sekali.

Jenis rumput sintetis tentu memiliki kelebihan dalam waktu penggunaannya. FIFA merekomendasikan rumput sintetis bisa dipakai hingga 20 jam per minggu untuk penggunaan profesional dan 40-60 jam per minggu untuk nonprofesional. Rumput sintetis juga bisa bertahan hingga 10 tahun tergantung tingkat penggunaannya.

Nah, demikianlah beberapa jenis rumput lapangan sepak bola yang sesuai standar FIFA. Di Indonesia, ada sejumlah stadion yang sudah sesuai standar FIFA seperti Gelora Bung Karno, I Wayan Dipta, Pakansari, Manahan, Maguwoharjo, hingga Gelora Bung Tomo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
Yunisda DS
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us