Jumpa Timnas Indonesia, China Sudah Pelajari Atmosfer Gila SUGBK

- Pelatih China, Branko Ivankovic menyebut, timnya sudah mempelajari atmosfer gila di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
- Ivankovic ingin para pemain Timnas China mengubah tekanan pendukung di SUGBK menjadi motivasi untuk meraih hasil maksimal.
- Ivankovic meminta para pemainnya berkonsentrasi menghadapi laga dan menghiraukan hal-hal di luar pertandingan demi kemenangan buat menjaga asa lolos ke Piala Dunia.
Jakarta, IDN Times - Pelatih China, Branko Ivankovic, memastikan anak asuhnya tidak datang tanpa persiapan jelang jumpa Timnas Indonesia, Kamis (5/6/2025). Mereka sudah mempelajari atmosfer Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
"Tentu, sebelum kami melawan Indonesia, kami sudah mempelajari atmosfer gila di stadion mereka (SUGBK). Ya, harus diakui, fans Indonesia benar-benar gila," ujar Ivankovic dalam sesi jumpa pers jelang laga.
1. Tekanan yang harus diubah jadi motivasi

Ivankovic menyebut, atmosfer gila SUGBK ini sudah pasti bakal jadi tekanan bagi anak-anak asuhnya. Namun, dia ingin agar anak-anak asuhnya bisa mengubah tekanan ini jadi motivasi.
"Ya, harus diakui atmosfer gila SUGBK akan jadi tekanan tersendiri bagi kami. Namun, saya sudah minta kepada pemain mengubah tekanan ini jadi motivasi," ujar Ivankovic.
2. Konsentrasi pada laga, jangan ke fans

Ivankovic mengingatkan para pemain China, agar konsentrasi penuh pada laga dan menghiraukan hal-hal lain di luar pertandingan. Dia juga minta para pemain tidak terlalu fokus ke fans Indonesia yang memadati stadion.
"Saya ingin para pemain saya berkonsentrasi penuh pada laga. Hiraukan hal-hal lain dan cukup fokus pada laga agar hasil baik bisa kami dapatkan setelahnya," kata Ivankovic.
3. China juga wajib tiga poin

China berada di dasar klasemen Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tentu, mereka membutuhkan tambahan poin untuk menjaga asa lolos ke babak keempat.
Seri atau kalah lawan Timnas Indonesia, akan membuat China terhenti di babak ketiga. Tak pelak, laga ini juga disebut sebagai momen pertaruhan martabat bangsa oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.