Kekalahan dari Pakistan Jadi Tamparan Buat Timnas Putri

Jakarta, IDN Times - Kekalahan 0-2 dari Pakistan menjadi tamparan buat Timnas Putri Indonesia. Gelandang Timnas Putri, Felicia Victoria de Zeeuw, mengajak rekan-rekannya untuk menjadikan kelalahan tersebut sebagai pelajaran berharga.
Garuda Pertiwi keok akibat kecolongan dua kali saat duel baru berusia 18 menit. Gea Yunanda melakukan gol bunuh diri pada menit delapan, kemudian Pakistan menggandakan keunggulan lewat eksekusi penalti Suha Hirani (18').
Timnas Putri gagal berbuat banyak untuk melakukan comeback. Upaya mereka tidak ada yang membuahkan hasil, hingga harus bertekuk lutut dua gol tanpa balas.
"Sebagai individu dan sebagai tim, kita akan belajar dari hari ini," kata De Zeeuw selepas laga.
1. Permainan mentok, sering salah umpan

Kontra Pakistan, tim asuhan Satoru Mochizuki memang tampil kurang menggigit. Mereka mendominasi, tetapi skema serangannya selalu mentok di sepertiga akhir lapangan lawan.
Situasi itu diperburuk dengan Garuda Pertiwi yang acap salah umpan. Sepanjang laga, struktur pertahanan Pakistan memang begitu solid.
"Saya berpikir kami lebih baik daripada mereka. Tapi, kami harus lebih berhati-hati," ujar De Zeeuw.
2. Mochizuki minta Timnas Putri bangkit

Mochizuki menekankan kepada anak-anak asuhnya untuk tak larut dalam keterpurukan. Masih ada laga yang harus diperjuangkan untuk mencuri tiket ke putaran final, yakni dengan membungkam Taiwan di laga pamungkas, 5 Juli 2025.
"Kami tidak ingin menunduk di sini. Kami ingin terus bangkit menghadapi pertandingan selanjutnya," kata Mochizuki.
3. Skenario Timnas Putri jadi rumit

Kekalahan ini praktis membuat skenario Claudia Scheunemann dan kolega untuk lolos ke putaran final semakin rumit. Timnas Putri wajib membungkam Taiwan.
Namun, Timnas Putri juga harus berharap Pakistan tidak menang di laga terakhir, kontra Kyrgyzstan. Sebab, kalau Pakistan juga menang, skenarionya menjadi lebih rumit.