Kenapa AS Roma Memecat Ivan Juric?

AS Roma mengumumkan pemecatan pelatih mereka, Ivan Juric, usai kekalahan 2-3 dari Bologna pada pekan ke-12 Serie A Italia 2024/2025. Pelatih asal Kroasia itu bertahan kurang dari 2 bulan setelah ditunjuk menggantikan Daniele De Rossi pada 18 September 2024.
Juric tidak mendapat banyak waktu untuk membenahi AS Roma yang tampil inkonsisten pada musim ini. Ia hanya melatih dalam 12 pertandingan sepanjang 22 September--10 November 2024.
Lantas, kenapa AS Roma memecat Ivan Juric? Setidaknya, tiga alasan berikut dapat menjelaskan langkah I Giallorossi tersebut.
1. Lebih sering kalah daripada menang

Ivan Juric mengawali kiprahnya di AS Roma dengan hasil-hasil positif. AS Roma langsung meraih kemenangan 3-0 atas Udinese pada pekan kelima Serie A. I Giallorossi menahan imbang 1-1 Athletic Bilbao dalam pertandingan Liga Europa. AS Roma kembali meraih tiga poin usai mengalahkan Venezia dengan skor 2-1 pada pekan keenam Serie A. Namun, performa AS Roma tidak konsisten usai kemenangan tersebut.
I Giallorossi hanya meraih 2 kemenangan dalam 9 pertandingan terakhir di bawah asuhan Ivan Juric. Secara detail, AS Roma menang 1-0 atas Dynamo Kiev di Liga Europa dan 1-0 atas Torino pada pekan kesepuluh Serie A. I Giallorossi bahkan menelan kekalahan telak 1-5 dari Fiorentina pada pekan kesembilan.
AS Roma kini berada di peringkat ke-12 dengan perolehan 13 poin dalam klasemen sementara Serie A. I Giallorossi juga masih berada di peringkat ke-20 dan mengoleksi 5 poin di klasemen sementara Liga Europa. Situasi ini jelas bukan hal yang positif bagi AS Roma yang sudah jor-joran membeli pemain pada bursa transfer musim panas 2024. Juric tercatat meraih 4 kemenangan, 3 keimbangan, dan 5 kekalahan dalam 12 pertandingan selama menukangi AS Roma di semua kompetisi.
2. Kebobolan 17 kali dengan hanya mencetak 15 gol

Salah satu faktor kegagalan Ivan Juric selama menangani AS Roma adalah anjloknya performa lini pertahanan di semua kompetisi. AS Roma tercatat kebobolan 17 kali dan hanya mencetak 15 gol dalam 12 pertandingan di bawah kepelatihan Juric. AS Roma hanya sekali mencetak lebih dari dua gol ketika menang 3-0 atas Udinese pada pekan kelima.
Padahal, AS Roma telah mendatangkan dua bek berpengalaman dalam diri Mario Hermoso dan Mats Hummels. Namun, kedua pemain ini jarang dimainkan sebagai starter. Hermoso hanya sekali dimainkan sebagai starter ketika AS Roma kalah 1-5 dari Fiorentina. Sementara itu, Hummels hanya bermain sekali dalam pertandingan yang sama.
Di sisi lain, Juric juga gagal memaksimalkan kemampuan Artem Dovbyk. Ia tidak maksimal dalam mencetak gol di lini depan. Pemain asal Ukraina itu mencetak 4 gol dalam 12 pertandingan di bawah asuhan Ivan Juric.
3. AS Roma tidak cocok bermain dengan formasi 3-4-3

Ivan Juric kerap memainkan formasi 3-4-3 selama menangani AS Roma. Ia lebih sering mengubah skema permainannya dengan formasi 3-4-2-1. Namun, sistem ini dirasa kurang cocok dengan skuad AS Roma.
Terbukti, AS Roma kebobolan 17 kali dan hanya mencetak 15 gol serta meraih 5 kekalahan dan 4 kekalahan. I Giallorossi juga hanya mengoleksi 1,25 poin per pertandingan di bawah asuhan Juric. Sang pelatih tidak punya alternatif lain kala sistemnya tidak berjalan dengan baik. Alhasil, pola permainan AS Roma mudah terbaca tim lawan.
Ketiga alasan di atas menjadi dasar keputusan manajemen AS Roma memecat Ivan Juric meski baru memimpin dalam 12 pertandingan. I Giallorossi kini mempertimbangkan Roberto Mancini sebagai pengganti Juric. Mancini sendiri tengah menganggur usai dipecat Timnas Saudi Arabia.